Menjelang Hari PBB pada tanggal 24 Oktober, dan terkait dengan Hari Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (13 Oktober), Voice of Indonesia, Stasiun Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia (RRI) dan PBB di Indonesia bekerja sama untuk menyelenggarakan gelar wicara Diplomatic Forum dengan tema Multilateralisme dalam menanggapi bencana alam dan membangun komunitas yang tangguh, Rabu (16 Oktober 2019).
Dengan Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik dan menjadi negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut, Indonesia terus menghadapi risiko bencana alam termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan banjir.
Bencana alam menimbulkan penderitaan yang mengerikan dan dapat menghapuskan keuntungan pembangunan selama beberapa dekade dalam sekejap. Data PBB menunjukkan, bencana Sulawesi Tengah tahun lalu saja menyaksikan kehancuran 110.214 rumah, total 172.999 orang terlantar dan menyebabkan 7.000 kematian (4.845 orang tewas dan diidentifikasi, 1.016 meninggal dan tidak dikenal, dan 705 hilang dan dianggap meninggal).
Untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan dan tangguh, semua sektor harus bersama-sama menerapkan perubahan di Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam 16 Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB.
“Wawasan dan masukan tentang cara memastikan masa depan yang berkelanjutan dan tangguh di Indonesia akan sangat bermanfaat bagi Forum ini,” ujar Agung Soesatyo, Kepala RRI Voice of Indonesia, Selasa (15/10) di Jakarta.
Menurutnya, multilateralisme yang kerap digaungkan PBB dalam pembangunan dunia dapat didorong untuk menanggapi bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia.
“Kebersamaan dalam menangani bencana serta membentuk masa depan yang kuat adalah tujuan kita bersama. Menjelang peringatan Hari PBB ke 75 tahun 2020, ini waktunya untuk kita mulai membangun dialog tentang multilateralisme,” katanya.
Diplomatic Forum yang diselenggarakan di Auditorium Jusuf Ronodipuro, RRI, Rabu (16 Oktober 2019) menampilkan pembicara: Mindaraga Rahardja, Human Affairs Analyst of The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA); Christian Usfinit (Team Leader for Resilience and Reconstruction United nations Development Programs-UNDP) dan Risya Kora (Programme Specialist for Gender of United Nations Population Fund –UNFPA) dan Tetrie Darwis (Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial RI). (Rilis VOI/Andy)