Sunday, 12 July 2020 00:00

Berstatus Unesco Global Geopark, Kaldera Toba Juga Jadi Tempat Penelitian.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

VOI WARNA WARNI Kaldera Toba di Sumatera Utara telah menyandang status sebagai  UNESCO Global Geopark. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan Geopark Kaldera Toba diharapkan bisa menjadi tujuan wisata dan penelitian.   Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers daring, Jumat, 10 Juli 2020 mengatakan hal itu sejalan dengan tren wisata alam yang akan lebih diminati setelah pandemi COVID-19. Ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO menjadi poin positif yang diakui dunia. Hari Sungkari menambahkan wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure serta untuk tujuan bagi para peneliti.

Kendati demikian, Hari mengatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan menjadi perhatian, salah satu yang utama adalah menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE). Hari mengatakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE untuk bisa diterapkan di destinasi wisata dan siap melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya menyambut positif dengan status UNESCO Global Park yang disandang Kaldera Toba dan terus berupaya mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang karena status itu divalidasi setiap empat tahun.

Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa, 2 Juli 2020. Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.

Read 801 times Last modified on Monday, 13 July 2020 09:09