Monday, 26 March 2018 09:09

Menyelamatkan Bumi dengan Earth Hour

Written by 
Rate this item
(0 votes)

World Wildlife Fund of Nature-WWF, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah  konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan menyebut bumi sedang krisis. Kerusakan bumi berjalan begitu cepat. Dari laporan WWF-UK Living Planet Report, sebanyak 80 persen spesies air musnah, sedangkan lebih dari 50 persen populasi hewan darat punah. Ada 40 persen hutan berubah menjadi lahan pertanian dengan 15 juta pohon hilang tiap tahun untuk bahan baku produksi minyak. Selain itu, perubahan iklim membuat satu dari enam spesies di dunia  dalam ancaman kepunahan.

Untuk menyelamatkan bumi, WWF melakukan kegiatan yang disebut Earth Hour. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Earth Hour? Apa tujuan kegiatan itu?

Earth Hour atau dalam bahasa Indonesia berarti Jam Bumi, adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wildlife Fund of Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu  di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008. Tahun ini Earth Hour dilaksanakan di 180 negara termasuk Indonesia.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa kota di Indonesia ikut berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour. Sabtu Malam (24/3/2018) mulai jam 20.30 sampai 21.30 waktu setempat, peringatan Earth Hour Indonesia 2018 dilaksanakan serentak di Indonesia. Tahun ini, ada 60 kota yang ikut menggelar peringatan Earth Hour Indonesia 2018, di antaranya adalah Jakarta, Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Yogyakarta dan Pontianak di Kalimantan Barat.

Dikutip dari situs resmi World Wide Fund for Nature (WWF), mematikan lampu selama 60 menit menjadi simbol yang menunjukkan solidaritas untuk planet bumi.


Meskipun hanya dilakukan selama 1 jam dan sekali setiap tahunnya  kegiatan Earth Hour ini terbukti telah berdampak sangat besar, terutama dalam menghemat energi. Untuk wilayah DKI Jakarta saja, pemadaman yang dilakukan di Stadion Utama Bung Karno, Gedung Balai Kota, Monumen Nasional (Monas), Monumen Selamat Datang, Simpang Susun Semanggi dan kantor pemerintah provinsi DKI Jakarta ini diperkirakan berhasil menghemat 170 mega watt listrik. Selain menghemat dari segi biaya dan daya, pemadaman listrik yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta juga berdampak terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.

Bagaimana dengan di dunia? Selain berhasil menghemat energi, selama sekitar 10 tahun lebih terlaksananya aksi, Earth Hour telah membantu terciptanya 3,4 juta hektar kawasan lindung laut Argentina. Juga  hutan  Earth Hour seluas 2.700 hektar di Uganda dan undang-undang baru untuk perlindungan laut dan hutan di Rusia.

Melihat besarnya manfaat, ke depan hendaknya tidak hanya perkantoran dan bangunan  milik pemerintah saja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour ini.  Penghematan energi hendaknya tidak hanya melalui kegiata setahun sekali selama satu jam saja, namun dilakukan dan diterapkan secara terus menerus.

Earth Hour hanyalah satu dari sekian upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan bumi. Mari melakukan sesuatu, sehingga  Bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditempati.

Read 931 times Last modified on Monday, 26 March 2018 09:11