Thursday, 21 June 2018 00:00

Pop Ernie Djohan

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Pelangi Nada edisi kali ini, Voice Of Indonesia menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Ernie Djohan. Ernie Djohan berada pada masa keemasan kariernya di era 1970-an. Karyanya selalu mendapat respon positif dari pecinta musik di Indonesia. Salah satu karyanya yang diapresiasi adalah album bertajuk “Teluk Bayur” dengan lagu andalan berjudul sama yakni “Teluk Bayur”. Kala itu, lagu ini begitu sukses dan popular. Melalui album ini, Ernie Djohan tercatat sebagai penyanyi pertama yang menerima Golden Records karena albumnya terjual jutaan copy. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang berpisah sementara dengan sang kekasih karena akan menuntut ilmu ke luar negeri. Ia meminta sang kekasih agar menunggunya saat kembali ke Tanah Air di Teluk Bayur, sebuah pelabuhan yang terdapat di Kota Padang, Sumatera Barat.

sebelum kembali membahas tentang Ernie Djohan mari kita nikmati kembali sebuah lagu berjudul “Kau Selalu di Hatiku”. Selamat mendengarkan......

baru saja anda mendengarkan lagu “Kau Selalu Di Hatiku”. Lagu ini juga tak kalah popular dari lagu sebelumnya, “Teluk Bayur”. Lagu “Kau Selalu Di Hatiku” bercerita tentang seorang wanita yang memiliki rasa kasih sayang pada seseorang yang dicintainya. Hanya lah dia yang akan selalu ada dalam hatinya. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi hari ini. Menutup perjumpaan hadir lagu lainnya yang dibawakan oleh Ernie Djohan berjudul “Senja Di Batas Kota” yang bercerita tentang suatu hari di kala senja, seseorang melepas kepergian kekasih hatinya karena harus menunaikan tugas. Wajah sang kekasih kala itu selalu terbayang.

Setelah “Senja Di Batas Kota” saya hadirkan lagu “Mutiara Yang Hilang”. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang akhirnya berjumpa kembali setelah sekian lama tidak bertemu dengan orang yang ia cintai. Hal ini diibaratkan dengan bertemu kembali dengan “mutiara yang hilang”. Ini lah lagu “Mutiara Yang Hilang”, selamat mendengarkan dan sampai jumpa.

Read 984 times
More in this category: « Melayu Daerah »