Thursday, 18 April 2019 00:00

Bangka Cultural Wave Festival 2019

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Jakarta, Kota dengan beragam etnis maupun budaya masyarakat yang berbaur satu ini menjadi daya tarik orang untuk berbisnis dan mencari penghasilan. Tak ayal lagi, Jakarta menjadi pusat bisnis dan barometer bagi daerah lain di Indonesia. Perpaduan multi etnis dan akulturasi budaya juga sedikit banyak berpengaruh terhadap tradisi asli masyarakat Jakarta. Ragam seni budaya asli yang hampir terlupakan ini mendorong Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (Asephi) untuk melestarikan serta mengembangkannya dengan menjadikan DKI Jakarta ikon INACRAFT 2019. Tanggal 24 hingga 28 April 2019, pameran The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2019 kembali digelar di Balai Sidang Jakarta Convention Center. Dengan tema “Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities”, INACRAFT hadir kembali mempersembahkan keragaman multi etnis dan akulturasi budaya yang berpengaruh pada keindahan seni dan budaya DKI Jakarta. 

Inacraft lahir lahir dari pemikiran sederhana dan mulia, untuk memperbaiki kesejahteraan hidup perajin dan pengusaha di bidang kerajinan di Indonesia. The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) pertama kali diselenggarakan pada April 1999.  Dari waktu ke waktu, INACRAFT menjadi salah satu primadona bagi para perajin atau pengusaha kriya, bahkan ditunggu para buyers atau peminat handicraft mancanegara. Pameran ini memberi dampak naiknya nilai ekspor kerajinan tangan Indonesia. Tahun lulu, INACFRAT 2018 telah berhasil mendatangkan 1.022 buyer dari 47 negara dan mencatat 135.000 pengunjung. Tercatat, jumlah transaksi retail mencapai Rp. 139,7 Miliar dan kontak dagang sebesar US$ 10.620.500.

 

Tahun ini INACRAFT diikuti 1.300 stand dari berbagai daerah di Tanah Air. Tidak hanya menampilkan beragam kerajinan lokal tanah air, menariknya tahun ini INACRAFT memilih Maroko sebagai Country Focus. Dalam pameran tahun ini, INACRAFT 2019 tidak hanya memamerkan produk dari Maroko dan Indonesia, namun juga menciptakan karya-karya gabungan antara seniman Maroko dan Indonesia, sehingga tercipta akulturasi anatar Maroko dan Indonesia.

Read 950 times Last modified on Thursday, 18 April 2019 10:05