warna warni

warna warni (402)

08
August

Warna warni Edisi kali akan menceritakan salah satu festival di Pulau Bal yaitu Buleleng Festival. Buleleng Festival 2019 digelar pada 6 hingga 10 Agustus di Kota Buleleng di propinsi Bali. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, Buleleng Festival 2019 sangat unik, dengan nuansa budaya Bali-nya sangat kental. Festival ini ramah bagi siapa saja, termasuk para milenial, karena ada konten Job Fair. Dengan tajuk ‘Shining Buleleng’, festival budaya tersebut juga akan menampilkan delapan kategori acara menarik, seperti art, culture, expo, exhibition, culinary, entertainment, carnival, hingga job fair. Sementara itu, lokasinya tersebar di lima titik, yaitu Tugu Singa Ambara Raja, Jalan Ngurah Rai, Jalan Veteran, Jalan Pahlawan, dan Jalan Gunung Agung.

 

 

Buleleng Festival 2019 ini dibuka oleh penampilan band indie asal Bali, Nosstress Band, Starlight dan Harmonia Band dengan iringan Tari Pradwala Nilayam dan Tari Kolosal Ayuning Bhineka Sakti. pada hari kedua, pengunjung bisa menikmati atraksi Tari Kreasi SMAN 1 Singaraja, Gong Kebyar, lalu dilanjutkan dengan aksi panggung Anji. Sementara itu, pada venue Wantilan Sasana Budaya ada sajian Tabuh Kembang Kirang dan Angklung Kebyar serta Semara Pegulingan. Pada acara penutupan, 10 Agustus, penyanyi Andmesh Kamaleng akan unjuk suara. Penampilannya akan dipadukan dengan warna tradisional Bali, seperti Tari Legong Mandara Giri dan Bondres Celekontong Mas.

Buleleng Festival 2019 semakin sempurna dengan pameran kuliner khasnya. Sebab, daerah ini terkenal memiliki hidangan bercita rasa ontentik. Sebut saja Blayag Buleleng, Jukut Undis, Sudang Lepet, Syobak Khe Lok, dan Sate Plecing.

 

 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi adanya Buleleng Festival 2019 ini. Menurutnya, perpaduan nuansa lokal Bali yang dikemas secara kekinian akan mampu mengoptimalkan pasar milenial. Hal ini dapat menggenjot pergerakan wisatawan sehingga memberi impact positif terhadap perekonomian. Hal tersebut diakui Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Ia mengatakan, pergerakan wisatawan terbilang kompetitif di wilayah Buleleng. Sepanjang tahun 2017, pergerakan wisatawan mancanegara  mencapai 681.966 orang. Jumlah ini naik 12,3 persen dari tahun 2016, yang mana wilayah Buleleng hanya disinggahi oleh 607.665 wistawan asing. Agus menambahkan, Buleleng Festival 2019 adalah destinasi terbaik untuk berlibur.

 

07
August

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada-UGM berhasil mengembangkan alat yang mampu mengubah limbah anorganik seperti sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bio oil dan biogas. Alat tersebut berupa furnace atau pemanas yang dinamai AL-Production yang dibuat oleh Yanditya Affan Almada dari D3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi. Affan menjelaskan, pihaknya mengembangkan teknologi yang mampu mengubah sampah anorganik seperti plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis.

 

Mekanisme pirolisis yaitu proses memanaskan plastik tanpa oksigen dalam temperatur tertentu. Sementara peralatan yang dikembangkan berupa pipa yang terhubung dengan tabung kedap udara bertekanan tinggi berbahan stainless steel. Sementara untuk sumber energi yang berfungsi sebagai pemanas menggunakan aliran listrik. Cara kerja alat dimulai dengan memasukan sampah plastik ke dalam tabung vakum. Berikutnya tabung dipanaskan hingga mencapai 450-550 derajat Celcius. Tiga puluh menit kemudian keluar tetes-tetesan minyak dari pipa setelah melewati jalur pendinginan.

 

Affan menyebutkan alat yang dikembangkan ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Salah satunya menggunakan listrik untuk proses pemanasan sementara kebanyakan produk yang sudah ada di dalam negeri menggunakan sumber energi berupa api untuk proses pemanasan sehingga suhu kurang terkontrol. Menurutnya, di luar negeri juga sudah ada alat pemanas, tapi hanya untuk memanaskan saja atau uji material. Alat ciptaan Affan dilengkapi destilator sehingga bisa digunakan untuk proses pirolisis yang mengubah sampah plastik jadi bahan bakar. Dengan alat ini harapannya bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurai persoalan sampah plastik di Indonesia.

UGM.

 

06
August

 

pada 31 Juli 2019 Kementerian Pariwisata meluncurkan Lampung Krakatau Festival 2019 di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata di Jakarta. Lampung Karakatau Festival 2019 akan diadakan dari 23 hingga 25 Agustus dan sudah  masuk dalam Calendar Of Event (CoE). Tenaga Ahli Menteri Bidang Manajemen Calendar Of Event (CoE) Esthy Reko Astuti mengatakan bahwa Lampung Krakatau Festival digelar sebagai momentum untuk semakin memperkenalkan Gunung Krakatau sebagai ikon pariwisata. Menurut Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, selain mempromosikan Gunung Krakatau, festival ini juga mempromosikan kain tradisional Tapis Lampung. Perhelatan ini akan menampilkan peragaan busana dari berbagai desainer dalam Karnaval Budaya dan tapis lampung.

 

Lampung Krakatau Festival 2019 akan menampilkan empat acara dimulai dengan 'Pesona Kemilau Sai Bumi Ruwa Jurai'. Acara tersebut merupakan  upacara pembukaan Lampung Krakatau Festival yang dipusatkan di Lapangan Saburai, Bandar Lampung, pada 23 Agustus. Pembukaan acara akan dimeriahkan dengan seni, drama, dan tari. Kemudian, ada pula pentas kesenian tradisional dan kreasi modern, serta pertunjukan grup musik. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan 'Krakatau Expo' yang dimeriahkan dengan lomba kuliner dan pameran produk ekonomi kreatif di Lapangan Saburai, 23 Agustus hingga 25 Agustus. Krakatau Expo masih dimeriahkan pameran produk Usaha Kecil Menengah (UKM) ekonomi kreatif, lomba kuliner tradisional dan kuliner kekinian, lomba menghias 1.000 cupcake, serta penyajian 5.000 porsi pengolahan mie. Diadakan juga acara makan gratis bersama.

 

 

Ada pula Trip Krakatau  pada 24 Agustus, dimana peserta akan berlayar menyaksikan metamorfosis Gunung Anak Krakatau, memperingati peristiwa meletusnya Gunung Krakatau, pada 26 Agustus 1883. Lalu digelar acara  'Parade Permainan Anak Tradisonal' di Lapangan Saburai. Dalam acara ini akan ada aneka seni pertunjukan permainan anak tradisional Lampung. Tak cuma itu ada pula permainan tradisional nusantara. Kemudian Karnaval Budaya dan Tapis Lampung akan berlangsung pada 25 Agustus. 

 

01
August

 

Kota Yogyakarta dikukuhkan sebagai Kota Budaya ASEAN periode tahun 2018-2020. Pengukuhan itu sendiri dilakukan saat Forum ASEAN Ministers Responsible for Culture and Art 2018 lalu. Merespon pengukuhan itu, pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Jogya Cross Culture pada 3 hingga 4 agustus mendatang di kawasan wisata Titik Nol Kilometer bekerjasama dengan komunitas Budayawan dan Seniman Muda.

 

 

Elemen masyarakat dari 14 Kecamatan Kota Yogya akan terlibat langsung dalam beberapa rangkaian kegiatannya. Rangkaian kegiatan ini mengusung semangat Gandeng Gendong, yakni program pemberdayaan yang jadi jargon pemerintah kota Yogya. Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan dengan filosofi gotong royong berbagai elemen masyarakat yang terbagi menjadi 5K yakni Kota, Kampung, Kampus, Komunitas dan Korporat. Khususnya bagi Yogya, elemen ini ditambah dengan satu lagi yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

 

pada 3 Agustus, Lintas budaya akan dipresentasikan pada hari pertama Jogja Cross Culture lewat penampilan Wayang Kota. Ini merupakan kolaborasi Wayang Ukur yang diperkenalkan oleh maestro wayang Sigit Sukasman dengan lima dalang generasi milenial. Mereka akan menampilkan lakon Kancing Jaya.

Sedangkan pagelaran tanggal 4 Agustus 2019 menjadi momentun launching program Gandes Luwes, semacam program pembenahan fisik dan non fisik meliputi rehabilitasi bangunan lama dan baru, agar menampilkan karakter khas Jogja, pengenaan busana khas yang tengah digencarkan pemerintah Kota Yogyakarta.

 

Puncak Jogja Cross Culture menyajikan pertunjukkan Historical Orchestra dan Cross Culture Performance yang mengharmonisasikan seni karawitan, musik orkestra, kor, dan seniman-seniman Jogja yang berkolaborasi dengan seniman internasional dalam satu panggung. Adapun representasi akar budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dihadirkan lewat Tepas Keprajuritan, akan berpartisipasi juga di Cross Culture Performance. Elemen komunitas juga ikut serta, selain komunitas seni musik, tari, visual, juga bergabung pada program ini komunitas permainan traditional, multimedia, dan forum-forum masyarakat online.

 

Antara.

31
July

Tim Mahasiswa Universitas Diponegoro berhasil menciptakan alat konvertor kebisingan di Bandara menjadi energi listrik. Berawal dari kebisingan di bandara yang sebelumnya dibiarkan begitu saja, tiga mahasiswa Universitas Diponegoro-Undip menciptakan alat yang dapat mengubah kebisingan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ketiga mahasiswa itu Rifki Rokhanudin, Ragil Adi Nugroho, dan Yudha Cindy Pratama, membuat penemuan alat mengonversi kebisingan di bandara menjadi energi listrik dan diberi nama ‘’Sound Energy Harvesting’’ atau disingkat ‘’Sinting’’.

Alat tersebut dirancang menggunakan prinsip kerja induksi elektromagnetik, seperti yang diterapkan dalam mikrofon. Namun, mikrofon hanya mampu menghasilkan arus sangat kecil. Maka dari itu, Sinting dirancang dengan mengikutsertakan teknologi tambahan sehingga arus listrik yang dihasilkan bisa lebih kuat.

Cara kerja alat ini adalah kebisingan ditangkap oleh reflektor parabola kemudian difokuskan pada sistem tranduser yang kemudian memicu terjadinya induksi elektromagnetik. Dari induksi elektromagnetik inilah dihasilkan energi listrik. Alat ini mampu menghasilkan tegangan mencapai 11,14 volt pada intensitas suara dari kebisingan sebesar 108,4 dBA.

Perancangan alat ‘Sinting” membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga bulan, dilakukan di Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi Undip dengan bantuan dosen pembimbing Dr. Catur Edi Widodo, M.T. Diharapkan alat tersebut dapat dikembangkan dalam skala implementasi dan dipasang di beberapa bandara di Indonesia.Alat tersebut dirancang melalui hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

30
July

23 Juli kemarin Festival Seni Rupa Anak Indonesia bertajuk MAIN digelar di Galari NAsional Indonesia. Rencananya festival ini akan digelar sebulan penuh hingga 23 Agustus 2019. Menurut Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto, Melalui Festival Seni Rupa Anak Indonesia  MAIN), Galeri Nasional Indonesia menjadi rumah yang kondusif bagi anak-anak untuk bermain, belajar, dan berkreasi. Pustanto juga berharap Festival Seni Rupa Anak Indonesia dapat menjadi wadah edukasi dan apresiasi seni rupa yang tidak hanya memberikan pengalaman estetik, namun juga memunculkan inspirasi dan motivasi, menggugah daya imajinasi, serta mengembangkan potensi dan kreativitas.

Festival Seni Rupa Anak Indonesia terdiri dari pameran, pemutaran film, lokakarya, permainan, dan dongeng, yang secara keseluruhan terkait dengan sains, lingkungan, dan motivasi bagi anak-anak. Pameran menampilkan 74 karya pilihan dari 376 karya seni rupa anak Indonesia yang dijaring melalui aplikasi terbuka se-Indonesia. Terdiri dari 43 karya pemenang Lomba Lukis Kolektif Pelajar Galeri Nasional Indonesia (2009-2018), empat karya pemenang Lomba Lukis dan Cipta Puisi Anak-Anak Tingkat Nasional 2008, Istana Kepresidenan Cipanas, serta 34 karya seni rupa dari lembaga dan komunitas yang diundang khusus berdasarkan pertimbangan kuratorial. Karya-karya tersebut disajikan melalui lukisan, batik, keramik, fotografi, instalasi, film, digital art, seni interaktif, dan seni partisipatif.

 

untuk pemutaran film, ditayangkan lima film yang dikaitkan dengan lima eksperimen. Lokakarya menyajikan berbagai kegiatan yang memberikan kesempatan kepada publik untuk ikut aktif berpartisipasi membuat karya seni. Anak-anak diajak membuat wayang kardus, cap pada tas jinjing, bereksperimen warna monoprin menggunakan mesin cetak, mewarnai buku cerita, serta membuat jilid buku cerita dan belajar jilid buku gaya Jepang. Ada juga beragam permainan yang mengajak anak-anak bermain menggunakan daun, memainkan permainan tradisional Jepang, juga bermain boardgames dari Jerman. Tak kalah seru, ada pertunjukan dongeng bersama PM Toh dan Yoko Takafuji yang akan bercerita tentang tsunami. Ada pula dongeng tentang ular bersama Kak Andi Yudha sekaligus mengenal dan bermain bersama ular, serta menggambar ular pada kertas sepuluh meter. Galeri Nasional Indonesia buka dari setiap hari kecuali Senin, dari pukul 10.00 hingga 19.00 WIB untuk pameran.

 

29
July

Dua mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang menyulap biomassa limbah pertanian menjadi bubur kertas (pulp) dan kertas. Proses recycle itu menggunakan alat Cellulose from Biomass Waste (C-BOMS). Dengan menggunakan C-BOMS, kertas yang dihasilkan kedua mahasiswa FTP UB yang kreatif tersebut, yakni Sakinah Hilya dan Khodijah Adrebi, lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Khodijah Adrebi menjelaskan, selama ini untuk membuat kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah kayu hutan. Untuk memproduksi satu rim kertas dibutuhkan satu pohon berusia lima tahun. Ia mengemukakan pada 2016 konsumsi kertas dunia mencapai 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.Alasan inilah, membuat ia mencoba mencari bahan baku alternatif untuk memproduksi kertas.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian jumlah limbah biomassa, khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan yang tidak didayagunakan mencapai 20 juta ton dalam setahun. Padahal di dalamnya terkandung selulosa dengan kadar yang tinggi.Selulosa inilah yang menjadi suatu indikasi penting dalam produksi bubur kertas (pulp) dan kertas. Semakin tinggi kadar selulosa dalam pulp, akan menghasilkan kertas dengan kualitas yang lebih baik.

Khodijah memaparkan limbah biomassa dari sektor pertanian tersebut diolah menjadi pulp dan kertas dengan menggunakan C-BOMS. C-BOMS memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode yang banyak diterapkan di industri pulp dan kertas saat ini, yakni metode kimiawi. Kelebihan tersebut antara lain lebih ramah lingkungan, waktu proses jauh lebih singkat, dan tidak membutuhkan proses thermal yang dapat mendegradasi selulosa. Karena proses yang efektif dan efisien akan diperoleh dengan pemanfaatan teknologi yang tepat.Harapan kami dengan adanya C-BOMS ini dapat membantu mewujudkan visi industri hijau yang terintegrasi dengan Industri 4.0 sekaligus menyejahterakan petani dengan tetap meningkatkan proses produksi yang selaras dengan penjagaan terhadap lingkungan.

 

25
July

Pulau Banyak merupakan salah satu destinasi unggulan di daerah Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau ini menyajikan keindahan bahari dan budaya yang siap memanjakan wisatawan. Tak salah jika pemerintah daerah setempat membuatkan event yang digagas untuk mengangkat potensi Pulau Banyak. Salah satunya melalui Event Festival Pulau Banyak 2019. Festival ini berlangsung dari tanggal 23 hingga 27 Juli 2019 dengan menyajikan 12 kegiatan menarik untuk wisatawan. 

Festival Pulau Banyak 2019 menggelar beragam kegiatan menarik, antara lain pagelaran seni budaya, festival kuliner, fun surfing, fun walk, lomba foto, camping pulau, fam trip, pelatihan sumber daya desa wisata, pelatihan souvenir, pelatihan selam dan crossing ceremony. Pada Festival Pulau Banyak 2019 panitia juga melibatkan para millenial dengan  menggelar Lomba Foto Instragram berhadiah total Rp10 juta. Segala kegiatan menarik ini digelar untuk menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Aceh, khususnya ke kabupaten Aceh Singkil.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar RI , Rizki Handayani menyampaikan, beberapa kegiatan pra event telah berlangsung. Misalnya Famtrip Travel dan Pelatihan Pemandu Selam yang dilaksanakan di Pulau Panjang serta Pulau Balai. Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Aceh adalah daerah istimewa yang tengah mengembangkan potensi sebagai destinasi halal unggulan. Yaitu dengan menjunjung budaya dan nilai-nilai syariah. Termasuk di dalamnya menyediakan produk makanan halal dan usaha pariwisata bersertifikat halal. Menteri Pariwisata menambahkan, dari sisi destinasi, aceh memiliki banyak sekali objek wisata unggulan yang berpotensi menarik banyak wisatawan. Salah satunya Pulau Banyak di Singkil. Dengan adanya Festival Pulau Banyak, tentu akan menjadi kekuatan bagi Aceh untuk meramaikan pariwisata Indonesia.

festivalpulaubanyak.com

 

24
July

Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara tujuan berlibur para wisatawan kelas atas China sepanjang tahun 2018. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand dan Jepang, demikian pemeringkatan yang dilakukan oleh Ctrip.com, penyedia jasa perjalanan wisata berbasis elektronik terbesar di China.Dalam pandangan wisatawan kelas atas China, objek-objek wisata di Indonesia lebih menarik dibandingkan di Maladewa, Amerika Serikat, Australia, Prancis, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Italia.

Agen perjalanan wisata daring yang berkantor pusat di Shanghai itu menyebutkan bahwa kliennya dari kalangan wisatawan kelas atas bisa menghabiskan uang rata-rata 23.800 RMB atau sekitar Rp 48,7 juta per orang. Angka itu jauh lebih besar daripada wisatawan yang membeli paket standar yang hanya menghabiskan 5.500 RMB atau Rp11,2 juta per orang.

Para wisatawan kelas atas itu berasal dari beberapa kota, di antaranya Shanghai, Beijing, Guangzhou, Shenzhen, Hangzhou, Chengdu, Hong Kong, Nanjing, Xi'an, dan Tianjin.Di antara kota-kota itu, Beijing, Shanghai, dan Guangzhou mengalami pertumbuhan tiga digit sepanjang tahun lalu. Wisatawan kelas China atas masih didominasi kaum perempuan dengan pangsa 56 persen.

Bali masih menjadi tujuan favorit wisatawan China yang berlibur di Indonesia. Dari segi usia, wisatawan kelas atas didominasi kelompok usia 31 samapi 40 tahun yang mencapai 24 persen. Sekitar 31 persen wisatawan kelas atas di China berlibur bersama pasangannya dan hanya 5 persen yang berangkat sendirian.

Pada tahun lalu, wisatawan China yang menggunakan jasa Ctrip meningkat 180 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, Indonesia menerima sekitar 2,6 juta kunjungan wisatawan China. Pada tahun ini Kementerian Pariwisata Republik Indonesi menargetkan 3,5 juta kunjungan wisatawan China.

22
July

Ajang tahunan Solo Batik Carnival-SBC kembali dihelat di Solo, Jawa Tengah. Penyelenggaraan SBC ke XII tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Para peserta akan menunjukkan kemegahan kostum yang menggambarkan negara asal mereka. Ada 11 negara di Asia Tenggara yang dilibatkan dalam ajang yang diselenggarakan di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, pada 27 Juli 2019 mendatang. Ke-11 negara yang dilibatkan dalam ajang ini yaitu, Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Brunei Darussalam, Laos, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Thailand dan Singapura.

SBC 2019 mengambil tema "Suvarna Bhumi the Golden of ASEAN". Suvarna Bhumi memiliki arti "Negara Emas". Menurut Susanto, Ketua Yayasan SBC, dengan mengangkat tema tersebut, SBC XII dapat diibaratkan sebagai 'emas' yang berharga dan dicari banyak orang. Selain menjadi daya tarik tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan mengatakan, SBC termasuk top 100 event pariwisata nasional di Indonesia. Pihaknya berharap penyelenggaraan SBC mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Solo.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan Solo kepada dunia. Yang unik, masing-masing delegasi akan menampilkan karakter khas negaranya pada kostum yang mereka pakai. Tentunya kostum tersebut menggunakan motif dasar batik yang megah. Seperti delegasi Malaysia yang menampilkan menara kembar Petronas. Ataupun delegasi Thailand yang menampilkan karakter gajah pada kostumnya. Para peserta akan berjalan menyusuri Jalan Slamet Riyadi sepanjang empat kilometer.

Page 10 of 29