Singgah di Brebes, Jawa Tengah, tak hanya telur asin Brebes yang wajib anda kunjungi, cobalah juga mencicipi Sate Blengong. Blengong sejatinya adalah hewan hasil perkawinan antara bebek dan mentok (entok). Tekstur dagingnya mirip bebek tetapi lebih berserat dan lunak saat dikunyah. Dengan tekstur yang nikmat ini, daging blengong cocok untuk diolah menjadi sate. Daging Blengong harus diolah dengan tepat. Daging blengong sama dengan daging bebek, dapat berbau jika tak diolah dengan tepat.
agar daging blengong tidak berbau dan empuk, daging blengong dimasak dua kali. Satu kali memasak menghabiskan waktu 2,5 jam. Kemudian daging blengong diolah menjadi menu sate bakar dan sate masak. Sate bakar adalah sate daging blengong yang dimasak dengan cara dibakar dengan arang seperti sate pada umumnya. Sedangkan sate masak, daging blengong direbus dengan bumbu santan dan ditusuk dengan lidi berukuran panjang. Kedua jenis makanan ini sangat pas jika disantap bersama kupat. Kupat menjadi makanan pendamping dengan kuahnya yang kaya akan bumbu dan terasa pedas.
bagi anda yang tertarik menikmati sate blengong, datanglah ke Brebes. Tak sulit menjumpai kedai makanan di Brebes yang menjajakan kuliner satu ini. Salah satu lokasi dimana banyak pedangang Sate Blengong ada di Alun-Alun kota Brebes. Untuk harga, sate blengong bakar dibanderol Rp 60.000 per satu kodi (20 tusuk). Sedangkan sate blengong masak dibanderol Rp 6.000 per tusuk, dan seporsi kupat dihargai Rp 12.000.
Indonesia memiliki alam yang sangat indah, salah satunya adalah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Alor menyembunyikan sederet kemegahan, dari keajaiban bawah laut yang mempesona hingga budaya yang unik dari orang-orang dataran tinggi. Di daratan Pulau Alor berdiam beberapa suku tradisional Flores dengan adat-istidat yang tidak banyak berubah sejak zaman batu, bahkan salah satunya masih menyimpan tradisi membuat pakaian dari kulit pohon (pakaian ka). Kemegahan budaya Alor dapat Anda jumpai pada suku Takpala yang tinggal di Desa Lembur Barat, Alor Tengah Utara. Alor termasuk salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia karena berbatasan dengan Timor Leste dan Selat Ombay di sebelah selatan. Alor adalah kepulauan yang dilintasi jalur pelayaran dagang internasional ke Samudera Pasifik. Keindahan alam dan keramahan masyarakat di pulau ini seakan menyatu dan membingkiskan pengalaman yang berkesan. Kadang dalam kesederhanaan dapat Anda temukan kedekatan hati dan kesan yang mendalam. Berkunjung ke Alor akan memberi Anda pengalaman menikmati alam yang indah dan sentuhan interaksi masyarakatnya yang ramah. Hal itu seperti banyak disebut orang-orang bahwa kepanjangan Alor adalah: Alam Lestari dan Orang Ramah.
Selain kaya akan wisata bahari, Alor juga memiliki wisata budaya dan sejarah. Pulau Alor juga dikenal sebagai Pulau Seribu Moko. Moko adalah gendang perunggu kecil yang diyakini berasal dari budaya Dong Son Vietnam. Namun, hal itu tetap menjadi misteri bagaimana prasejarah drum Dong Son ini tiba di Alor. Legenda setempat mengatakan bahwa moko itu ditemukan terkubur di dalam tanah. Untuk mengamati artefak unik, Anda dapat mengunjungi Museum Seribu Moko yang terletak di kota utama Kalabahi, di Pulau Alor. Museum juga menampilkan koleksi pakaian tenunan tangan Alor yang berbeda disebut Kawate. Pulau ini juga menyimpan Al Qur'an (kitab suci Islam) tertua yang pernah ditemukan di Indonesia dan di Asia Tenggara. Al Qur'an yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun yang terbuat dari kulit kayu dan menggunakan bahan-bahan alami untuk tinta.
Kabupaten Alor sendiri merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 20 pulau dalam 17 kecamatan. Wilayah Pulau Alor mempunyai ketinggian rata-rata sekira 6 hingga 1700 meter di atas permukaan laut dengan iklim semiarid, yaitu terjadi pergantian musim yang periodenya tidak seimbang. Kondisi daratan yang berbukit dan bergunung memberi variasi iklim yang berbeda tetapi bermanfaat untuk beragam tanaman produksi.
23 Juli diperingati di Indonesia sebagai Hari Anak Nasional (HAN) sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984. Peringatan HAN dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia. Diharapkan anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak, sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air.
HAN dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua warga bangsa Indonesia, baik orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media massa dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Diharapkan anak Indonesia yang berjumlah 79,6 juta pada tahun 2018 dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus yang berkualitas tinggi. Untuk itu, tema yang ditetapkan dalam Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019 adalah pentingnya kualitas keluarga dalam perlindungan anak. Diharapkan momen Perayaan HAN 2019 ini diselenggarakan untuk menggugah semua kalangan akan pentingnya peran, tugas dan kewajiban masing-masing dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak.
HAN dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua warga bangsa Indonesia, baik orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media massa dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Diharapkan anak Indonesia yang berjumlah 79,6 juta pada tahun 2018 dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus yang berkualitas tinggi. Untuk itu, tema yang ditetapkan dalam Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2019 adalah pentingnya kualitas keluarga dalam perlindungan anak. Diharapkan momen Perayaan HAN 2019 ini diselenggarakan untuk menggugah semua kalangan akan pentingnya peran, tugas dan kewajiban masing-masing dalam memenuhi hak dan melindungi anak-anak.
14 Juli kemarin, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar pesta rakyat dengan tarian Thengul dan makan Sego Buwuhan. Menariknya, pesta rakyat ini menyajikan jumlah penari dan kuota makanan yang banyak. Dalam pesta rakyat Kabupaten Bojonegoro ini, sebanyak 2.050 orang menari Thengul di atas jembatan Sosrodilogo, Sungai Bengawan Solo, dan 26 ribu sego buwuhan tersaji untuk para pengunjung. Pesta rakyat Bojonegoro ini pun masuk catatan Museum Rekor Indonesia atau MURI. Sego Buwuhan mencatatkan diri dalam Museum Rekor Indonesia dalam hidangan terbanyak.
Sego Buwuhan merupakan makanan khas Bojonegoro. Sego Buwuhan terdiri atas dua kata. Dalam bahasa Jawa, Sego artinya ‘nasi’ dan buwuhan diambil dari kata buwuh yang dalam bahasa Jawa artinya ‘memberi atau menyumbang’. Buwuhan juga sering di ucapkan atau dibaca oleh orang Bojonegoro dengan “Buwohan”. Makanan ini sederhana, menunya adalah nasi yang di bungkus dengan daun jati. Lauk-pauknya tediri dari tumis pepaya muda, mi kuning, momoh tempe (tempe dimasak dengan bumbu khas daerah Bojonegoro), tewel (nangka muda) dan satai komo yang dipisah dan dibungkus daun jati. Satai komo adalah satai dari daging sapi yang dibumbu merah.
Sego Buwuhan lebih nikmat disajikan ketika nasinya masih hangat. Ketika kita membuka sego ini, langsung tercium aroma khas daun jati yang menambah selera makan. Rasa Sego Buwuhan juga sangat nikmat. Cocok disantap baik itu untuk menu sarapan pagi atau siang hari. Sego Buwuhan dahulu disajikan untuk acara hajatan, misalnya pernikahan, khitanan, dan kelahiran. Saat hajatan, Sego Buwuhan biasanya di bawa pulang dalam bentuk paket. Namun kini, sego Buwuhan tidak hanya bisa dinikmati saat hajatan saja, karena di Bojonegoro sudah banyak warung makanan yang menjajakan kuliner satu ini. Harganya juga cukup murah, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per porsi.
International Mask Festival atau IMF kembali digelar di Kota Solo sejak 5 hingga 6 Juli 2019 di Pendapi Gedhe, Balaikota, Surakarta. Festival topeng internasional ini merupakan acara tahunan berskala internasional yang mengusung konsep pertunjukan seni topeng dan kerajinan topeng. Sejumlah kesenian ditampilkan, satu di antaranya tarian yang berkisah tentang berdirinya Kerajaan Singo Barong di Alas Lodoyo. Tarian ini dibawakan oleh para penari dari Sanggar Seni Singo Yogo. Ada pula Tari Losari yang dibawakan Sanggar Purwa Kencana. Sementara itu, para penari dari Tedjo Dance membawakan Tari Bapang, dan Tari Topeng 5 Wanda serta Tari Fragmen yang ditarikan para penari dari Sanggar Seni Wijaya Kusuma.
Edisi pesona indonesia kali ini, memperkenalkan salah satu tarian yang ditampilkan pada International Mask Festival, yakni Tari Topeng losari. Tari Topeng Gaya Losari diciptakan Panembahan Losari, atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun yang lalu. Tarian ini pada awalnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam. Dalam penyajiannya, Topeng Losari mengedepankan penokohan dari cerita Panji, berbeda dengan tari topeng di wilayah Cirebon lain yang mengedepankan perkembangan sifat manusia yang menjurus ke nilai filosofis.
Tari Topeng Losari punya 3 ciri khas gerak, yakni gerak Galeyong, pasang Naga Seser (kuda-kuda menyamping lebar) menyerupai sikap Kathakali di India, serta sikap Gantung kaki yang mirip dengan kaki patung Dewa Shiwa sebagai Nataraja dari India yang mengharuskan penarinya memperlihatkan telapak kakinya ke samping.Pusat tari topeng Losari, seperti topeng daerah lain, tak lain terfokus pada kotak yang diletakkan di panggung. Kotak dipercaya memiliki kekuatan supranatural bagi penari. Jadi, ada semacam korelasi gerak tersebut dengan perangkat pertunjukan di panggung.
Selain Danau Toba, ada tempat wisata lain di Sumatera Utara yang juga menarik untuk dikunjungi. Namanya Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Cagar alam Dolok Tinggi Raja di sumatera utara punya luas 167 hektar dan berada di Desa Dolok Merawa, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Dari luas seluruhnya, 4 hektare menjadi lokasi utama mata air panas bercampur belerang.
Sumber air panas ini dikelilingi endapan travertin atau batu kapur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Sumber air panas bernama Kawah Putih Tinggi Raja ini menjadi salah satu dari daya tarik wisata Cagar alam Dolok Tinggri Raja, selain Sungai Bah Balaklak dan air terjunnya, serta Danau Lapparan.
Sumber air panas yang mencapai suhu sekitar 90 derajat celcius dari Kawah Putih Tinggi Raja ini berasal dari bukit-bukit kecil yang ada di daerah tersebut. Aliran air panas mengalir diantara bebatuan kapur yang berundak-undak, sehingga menjadikan batuan tersebut menjadi putih bersih seperti salju. Sebagian orang menyebutnya dengan Salju Panas.
Ada dua tempat yang bisa di kunjungi di area obyek wisata ini. Yang pertama adalah bukit kapur yang dilalui oleh aliran air panas yang membuat bebatuan ini menjadi indah dipandang mata. Diatas bukit kapur juga terdapat sebuah kolam alam kecil yang mengeluarkan sumber air panas yang nampak bergelembung dari dasar kolam. Wisatawan dilarang mandi di area itu. Disana juga tampak aliran air panas yang melalui semak-semak pepohonan yang mengering dan berkumpul menjadi satu dan membentuk sebuah danau berwarna biru kehijauan yang amat cantik.
Tempat lainnya yang bisa anda kunjungi ketika ke kawah putih tinggi raja, ada dibawah tebing. Disana anda bisa berendam di airnya. Terdapat sebuah aliran sungai yang sejuk dan air terjun yang mengalir dari bukit di atas menjadikan tempat ini tujuan berendam setelah pengunjung menikmati keindahan air panas diatas. Sumber air panas ini dipercaya mengandung belerang yang baik bagi kesehatan kulit bila dipakai untuk mandi atau sekedar untuk membasuh anggota badan. Karena tak ada warung makanan di dalam cagar alam ini, anda disarankan membawa bekal makanan anda sendiri.
Indonesia tidak hanya memiliki tempat wisata alam berupa pantai dan gunung. Dibalik indahnya pantai yang dimiliki Indonesia, terdapat situs purbakala peninggalan zaman batu. Salah satunya adalah Situs Tapurarang yang terdapat di tepi laut kabupaten Fakfak, tepatnya di Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Situs ini seolah menceritakan tentang kejadian masa lalu yang terlukis melalui beberapa cap tapak tangan dan kaki warna merah di dinding goa.
Situs Tapurarang berupa objek lukisan telapak tangan, mata, telapak kaki, lumba lumba, cicak, tumbuhan, daun, wajah manusia, hingga bumerang. Lukisannya terlihat biasa saja, namun cukup menggambarkan manusia dan kesehariannya. Tekhnik lukisannya pun unik karena, objek-objek tersebut dibuat seperti disembur menggunakan tinta berwarna merah dan kuning. Bercak-bercak cat terdapat di tepian masing-masing objek. Bahan lukisan tersebut dipastikan berasal dari pewarna alami. Meskipun demikian, warnanya tetap terjaga hingga saat ini. Warga Kokas menganggap situs ini adalah tempat yang sakral karena anda dapat menemukan kerangka tulang manusia yang dipercaya milik nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing, ceruk, tanjung, pohon besar dan gua yang mereka anggap sakral.
Keunikan tempat ini, selain adanya lukisan cap tangan adalah adanya hutan bakau yang subur ditemani dengan air jernih yang mengaliri sekelilingnya bersatu padu dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang rindang. Disini pun anda dapat menemui ratusan spesies burung seperti burung bangau, kakaktua, nuri, cendrawasih, semua hidup di alam bebas dan tidak takut untuk beterbangan diatas kepala anda.
Untuk mencapai situs ini anda harus menempuh perjalan darat dari kota Fakfak menuju dermaga Ubadari. Perjalanannya memakan waktu sekitar 2 jam. Setelah tiba di dermaga Ubadari, anda dapat menumpangi perahu ataupun longboat. Perjalanan air ini akan berlangsung selama 2 jam. Jika air sedang pasang, anda dapat naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dekat. Namun jika air surut, keindahan lukisan tebing ini hanya bisa dinikmati dari atas longboat.
Garut selatan masih memiliki cukup banyak tempat wisata lain yang belum banyak di ketahui oleh para wisatawan. Salah satu tempat wisata yang saat ini seringkali di kunjungi oleh wisatawan lokal adalah bukit pilar angin. Terletak di belakang bukit Cikajar, Kecamatan Cikelet Garut Jawa Barat. Bukit Pilar Angin ini dapat Anda tempuh sekitar 3,5 jam perjalanan dengan jarak tempuh 104 km dari pusat kota Garut. Disepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan dengan pemandangan indah khas Garut Selatan.
Bukit yang memiliki sebutan "Sumbawa Van Garut" ini sangat cocok sekali untuk berfoto. Rerumputan yang hijau Dan cenderung menguning pada musim kemarau menjadikan tempat ini sebagai latar belakang fotografi yang dramatis dan penuh pesona. Padang Savana yang eksotis dapat Anda temui di sekeliling Bukit ini. Hembusan angin gunung yang menyegarkan membuat tempat cocok sebagai destinasi liburan bersama keluarga Anda. Pemandangan seperti ini memang tidak banyak ditemui di Indonesia selain di Sumbawa. Itulah sebabnya tempat ini mendapat julukan "Sumbawa Van Garut".
Tidak Ada pelayanan hotel berbintang di tempat ini karena hanya Ada perubahan penduduk yang terletak di kaki Bukit. Jika Anda bosan dengan Cara berlibur yang biasa mungkin Anda dapat menjadikan Bukit Pilar angin sebagai destinasi petualangan bersama keluarga Anda. Berkemah dan menikmati indahnya matahari terbit dari atas Bukit bersama orang-orang terkasih Anda menjadi sebuah pengalaman yang Tak terlupakan. Tidak Ada biaya yang dipungut untuk menikmati keindahan ini. Jika Anda membawa kendaraan roda empat parkir saja di kaki bukit. Jadi pastikan liburan Kali ini Anda merasakan kehangatan sinar matahari dari Bukit Pilar Angin, Garut, Jawa Barat, Indonesia.
Berwisata ke provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ada banyak ragam wisata yang bisa anda kunjungi, khususnya wisata bahari. Tak hanya berwisata mengunjungi objek-objek wisata yang indah, sempatkan juga untuk mencicipi kelezatan kuliner lokalnya. Salah satu Kuliner lokal Bangka Belitung yang wajib anda coba, adalah Pantiau. Sekilas, kuliner ini mirip seperti kwetiau. Mienya cukup tebal dengan tekstur menyerupai kwetiau. Dalam bahasa setempat, Pantiau memiliki arti 'makanan setengah berat'. Berasal dari kata 'pan' yang berarti setengah dan 'tiau' yang merujuk pada 'berat'. Karena makanan setengah berat, Pantiau bisa menjadi makanan pengganti nasi.
bahan baku pantiau adalah sagu, tepung beras, daging ikan, bawang putih, bawang merah, garam, merica, dan kecap asin. Awalnya, sagu diaduk dengan tepung beras. Setelah mendapatkan tingkat kekenyalan yang pas, adonan pantiau itu dikukus di dalam loyang berdiameter 30 sentimeter. Setelah adonan masak, pantiau yang berbentuk lingkaran itu digantung pada bilah-bilah bambu sampai dingin dan kering. Setelah dingin dan kering, pantiau kemudian dipotong menjadi seperti mi. Pemotongannya dapat dilakukan dengan menggunakan pisau. Namun lebih sering menggunakan alat pemotong supaya hasilnya lebih rapi. Tak selesai di situ, pantiau ditaburi tepung lagi supaya tidak lengket atau merekat satu sama lain. Pantiau yang akan disajikan, dimasak lagi dengan cara direbus. Setelah itu, sajikan dalam piring atau wadah tertentu.
Untuk menikmatinya, Pantiau harus diolah lagi dengan tambahan kuah ikannya. Mula mula bawang putih dan bawang merah dihaluskan, digiling lagi dengan daging ikan. Lalu ditumis tambahkan merica atau yang lebih dikenal warga Bangka dengan nama sahang. Setelah memunculkan aroma yang harum lalu masukkan garam dan kecap asin. Bumbu ini disajikan di atas pantiau yang sudah tersaji di piring.Tambahkan air panas secukupnya agar bumbunya dapat diaduk dengan pantiau. Pantiau pun siap dinikmati. Rasanya lezat dan gurih. Untuk menikmati seporsi Pantiau, anda bisa dengan mudah menemukannya di provinsi Bangka Belitung dengan harga Rp.10.000 hingga Rp.20.000 per porsi.
Hari ini akan memperkenalkan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.
Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu taman nasional yang terdapat di Sulawesi Tengah, menjadi lokasi perlindungan hayati di Sulawesi. Jika dibandingankan dengan taman nasional lain, luas Taman Nasional Lore Lindu tidak terlalu besar. Sebagian besar terdiri dari hutan, pegunungan, sub-pegunungan dan sebagian kecil hutan dataran rendah.
Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.
Hewan-hewan endemik tersebut adalah anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di taman ini. Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis bajing, dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.
Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan kota Palu. Taman ini berada di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso, menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.Taman Nasional ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui rute Palu-Kamarora, Palu-Wuasa, Wuasa Besoa kurang lebih empat jam. Untuk kepentingan pengunjung, Taman Nasional Lore Lindu dilengkapi beragam fasilitas seperti kantor, pondok jaga, pos jaga, pintu gerbang, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang, shelter, jalan trail dan lainnya.