Budaya Bali memang selalu unik. Salah satunya yang selalu menarik perhatian wisatawan adalah tradisi Megibung Karangasem. Budaya ini menjadi salah satu tradisi yang terus dijaga oleh masyarakat Karangasem,bahkan menjadi salah satu wisata budaya yang popular di Bali。Tradisi Megibung Karangasem ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan berkumpul dan duduk bersama saling berbagi makanan. Atau bisa dikatakan sebagai tradisi makan bersama dalam satu wadah yang selalu dilakukan oleh masyarakat Karangasem Bali.
biasanya setelah upacara adat selesai, masyarakat secara berkelompok duduk bersila bersama dan membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran sudah terhadang nasi dan lauk pauknya yang diletakkan dalam nampan atau wadah lain yang dialasi dengan daun pisang. Mereka lalu makan sesuap demi sesuap nasi dengan tertib, sambil diselingi ngobrol-ngobrol ringan。Pada tradisi Megibung ini tidak ada perbedaan status sosial maupun kasta, semua membaur dan makan bersama. Sekarang megibung sering dijumpai saat prosesi berlangsungnya upacara adat dan keagamaan, upacara potong gigi , pernikahan hingga upacara ngaben。
ketika Megibung digelar, semua orang ikut berpartisipasi, mulai dari anak-anak hingga dewasa untuk memasak aneka masakan tradisional. Masakan yang diolah terdiri dari berbagai jenis daging, ikan serta bermacam sayuran. Semua diolah menjadi masakan tradisional. Selain itu , ada juga lauk khusus yang biasa disajikan yakni sate. Sate khusus untuk megibung ini terdiri dari sembilan jenis sebagai perlambang sembilan arah mata angin.
Selain menyiapkan lauk dan sayurannya, juga dipersiapkan nasi putih untuk dimakan bersama. Setelah masakan matang warga meletakkan makanan di atas nampan yang sudah dialasi daun pisang. Nasi putih yang diletakkan di wadah itu disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayurannya disebut karangan atau selaan
sebelum memulai makan, ada etika yang perlu diperhatikan seperti mencuci tangan terlebih dahulu, tidak boleh mengambil makanan yang ada disebelahnya, dan apabila sudah kenyang tidak boleh meninggalkan tempat atau meninggalkan temannya .
tradisi megibungyang bertujuan mengikat kebersamaan warga ini masih secara turun temurun dilakukan. Selain menjadi pendidikan moral agar setiap bagian masyarakat selalu menjaga kebersamaan dan keakraban dalam lingkungan, tradisi ini juga sudah menjadi kebanggaan masyarakat Karangasem。
Memasuki bulan Ramadhan, beragam kuliner menu berbuka puasa yang biasanya tak ada di hari biasa mulai bermunculan. Berbagai menu puasa ini ramai dijajakan para pedagang pada sore hari, menjelang waktu berbuka. Di Banyuwangi, tepatnya di Gesibu, ratusan pedagang menjajakan menu berbuka. Gesibu merupakan pusat perbelanjaan makanan takjil selama bulan Ramadan di Banyuwangi. Dari berbagai kuliner buka puasa, Kopyor Roti menjadi salah satu jajanan takjil yang banyak diburu warga Banyuwangi. Kuliner ini merupakan sajian khas menu berbuka masyarakat Bayuwangi.
Kopyor Roti terbuat dari bahan-bahan alami yakni roti, bihun, nangka, dan santan. Bungkusnya bukan plastik, melainkan menggunakan daun pisang. Proses pembuatannya pun dilakukan dengan cara sederhana yakni daun pisang yang dijadikan pembungkus diisi roti tawar, bihun, nangka dan santan yang dipanaskan lalu dikukus selama 15 menit. Ketika disantap, rasa kopyornya begitu nikmat. Manis dan gurih santannya terasa sangat pas. Para pedagang biasanya mencampur kopyornya dengan nangka, sehingga aromanya wangi dan rasa manisnya terasa legit.
karena terbuat dari bahan alami, seperti nangka, santan dan dibungkus daun pisang, kuliner ini tergolong menyehatkan. Rasanya yang manis dan tekstur kuenya yang lembut membuat makanan ini cocok sebagai santapan menu berbuka. Harganya pun cukup murah, sekitar Rp.2.000 hingga Rp.5.000 per bungkus. Karena merupakan menu berbuka puasa pavorit masyarakat Banyuwangi, tidak sulit menemukan kuliner ini. Di berbagai pasar atau Festival Ramadhan, pasti banyak pedagang menjajakan Kopyor Roti.
Sikka merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Kabupaten Sikka terkenal sangat kuat adat dan budayanya. Salah satu tradisi masyarakat Sikka yang terus dilestarikan hingga kini adalah Huler Wair. Huler Wair merupakan tradisi menerima tamu yang datang berkunjung ke Sikka.Ritual Huler Wair ini dilakukan dalam acara apa pun di Kabupaten Sikka. Selain digelar untuk menyambut tamu, ritual ini juga digelar agar tamu yang datang terbebas dari bahaya selama berada di Sikka. Penyambutan ini biasanya berlangsung pada pagi hari.
Tamu yang datang ke Sikka, akan diterima dengan tarian penyambutan “Soka Papak”. Tarian ini sejak zaman kerajaan dulu digunakan untuk menyambut raja atau ratu yang datang mengunjungi daerah-daerah di wilayah Sikka. Upacara penyambutan tamu dilanjutkan ritual adat Huler Wair. Ritual ini menggunakan media Daun dan Air Kelapa. Saat tradisi akan dimulai, seorang Tetua adat yang berpakaian adat lengkap membacakan syair-syair dalam bahasa Sikka yang disebut Kleteng Latar. Setelah syair dibacakan kemudian dengan menggunakan 2 helai daun Huler yang masih muda dan air kelapa yang dipegang oleh satu orang perempuan,tetua adat akan menyirami tamu yang hadir..
Daun Huler merupakan nama satu jenis pohon yang ada di Sikka yang pada musim panas atau hujan, daun pohon tersebut selalu tumbuh subur. Sedangkan air kelapa dianggap sebagai lambang kemurnian dan kesejukan karena air kelapa merupakan air yang steril tidak terkontaminasi oleh apa pun. Menurut Tetua adat setempat, Air kelapa itu betul-betul suci , berada di ketinggian dan belum dijamah oleh siapapun. Untuk mendapatkan air kelapa perlu perjuangan, buah kelapa dikupas kulit dan saputnya, kemudian membuka tempurungnya dengan menggunakan golok untuk mendapatkan airnya yang rasanya manis alami.
Kota Mamuju punya banyak spot objek wisata yang indah, mulai dari situs budaya, situs bersejarah, pantai, pulau, pegunungan dan air terjun. Air Terjun Tamasapi adalah sebuah destinasi wisata yang terdapat di Dusun Tamasapi, Desa Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Air Terjun Tamasapi memiliki ketinggian kurang lebih 75 meter, airnya berasal dari Sungai Tamasapi.
suasana alam di kawasan wisata ini masih sangat alami. Nampak asri dengan rerumputan dan pohon-pohon yang besar disekitar air terjun. Saat ini, Air Terjun Tamasapi menjadi salah satu pilihan wisata penduduk lokal maupun pengunjung dari luar kota karena akses jalan ke tempat wisata ini sudah mulai di perbaiki dan memudahkan pengunjung untuk mencapai destinasi wisata ini. Air terjun ini cukup deras, namun Anda tetap bisa bermain air di sekitar air terjun tetapi harus berhati-hati.
untuk menuju lokasi Air Terjun Tamasapi, dari pusat kota Mamuju Anda dapat menggunakan mobil atau motor sampai ke perkampungan, dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang menanjak dan menurun sekitar 1 Km dengan waktu tempuh 30 Menit.
Disepanjang jalan menuju air terjun ini terdapat pohon durian. Jika anda datang ketika musim durian berbuah, anda dapat membelinya langsung dari para petani yang sering menawarkan dengan harga yang murah. Untuk masuk destinasi wisata ini, anda perlu membayar tiket masuk seharga Rp 5.000.
Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten ini merupakan salah satu tujuan wisata bahari di Sulawesi Tenggara, karena sebagian wilayahnya merupakan taman laut nasional dengan kekayaan dan keindahan bawah laut yang memukau. Selain berwisata bahari, wisata kuliner merupakan kegiatan yang wajib dilakukan ketika berkunjung kesini. Ada beragam kuliner lezat, khususnya kuliner laut yang bisa anda coba. Salah satunya kuliner Parende.
Daging kakap segar ditemani kuah kekuningan berbumbu rempah. Rasanya asam pedas. Itulah kuliner Parende, kuliner khas kota Wangi-Wangi, kabupaten Wakatobi. Selain ikan kakap merah, ikan kerapu juga sering digunakan sebagai bahan utama kuliner ini. Dipilihnya ikan kakap merah atau kerapu, karena ikan tersebut punya tekstur dagingnya yang lembut, juga rasa dagingnya yang sangat enak. Selain ikan laut, Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat parende adalah tomat, belimbing wuluh, daun kemangi, asam jawa atau jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, kunyit, dan daun serai.
ikan parende biasanya disuguhkan saat masih hangat. Kerika disajikan, aroma khas langsung tercium. Selain asam dan pedas, rasanya dominan gurih. Tekstur daging ikannya sangat lembut. Parende biasanya disajikan dengan tambahan nasi. Konon, menurut warga setempat, sajian ini cocok bagi mereka yang sedang flu dan kehilangan selera makan. Rempah-rempah pada sajiannya ampuh mengusir flu. Di Wakatobi, anda bisa menjumpai banyak rumah makan yang menjual ikan Parende. Harganya Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000 per porsi.
Bersantai di pinggir pantai dan menikmati matahari terbenam selalu menjadi pilihan yang sangat menenangkan ketika Anda berlibur. Terdengar biasa memang namun untuk daerah Pantai Tanjung Setia di wilayah Lampung Barat memiliki matahari terbenam yang sangat luar biasa. Untuk mencapai pantai yang indah tersebut, anda membutuhkan waktu 8 jam dari Bandara Radin Inten Dua Bandar Lampung melalui jalan darat. Kira kira berjarak sekitar 273 Km dari ibukota Bandar Lampung. Pantai Tanjung setia terletak di sepanjang Pantai Barat propinsi Lampung, lokasinya berada di dekat TamanNasional Bukit Barisan Selatan.
Meskipun tertutup dari lampu sorot, gelombang di Tanjung Setia disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia oleh peselancar dari seluruh dunia, dan setara dengan tempat surfing terkenal di dunia, Hawaii. Pantai Tanjung Setia terletak tepat di jalur arus besar Samudera Hindia dengan gelombang besar konstan. Sayang nya Pantai Tanjung Setia belum cukup populer untuk olahraga Surfing apalagi untuk perlombaan seperti halnya di Bali atau Lombok. Hanya para pecinta surfing individu dan beberapa kalangan saja yang mengetahui lokasi pantai tersebut memang cukup menarik bagi bagi peselancar.
Selama musim berselancar pada puncaknya yang berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus, gelombang bisa mencapai enam dan bahkan tujuh meter dan peregangan selama 200 meter, menjadikannya tempat bermain utama untuk peselancar. Untuk mempopulerkan Pantai Tanjung Setia beberapa pihak melakukan usaha mengadakan lomba agar keindahannya dapat diketahui banyak pihak.
Keindahan Pantai tersebut kini sepertinya akan dikenal oleh para peselancar mancanegara dan dalam negeri dengan adanya penyelenggaraan tingkat Internasional. Karena Pantai ini telah menjadi tempat penyelenggaraan Kompetisi selancar Internasional akhir awal Mei 2019. Acara ini mampu menarik peselancar dari 23 negara. Semua peserta menyatakan dengan tegas bahwa Ombak yang Ada di pantai ini merupakan ombak yang sangat sempurna bagi peselancar professional.
Pantai berpasir putih lembut yang membentang dari pantai ke pantai dan pemandangan matahari terbenam menawarkan atraksi menarik, di samping gelombang yang menantang. Tepi Pantai Tanjung Setia juga dihiasi dengan pohon-pohon palem yang subur yang memberikan pemandangan yang indah dan suasana santai menunggu gelombang yang sempurna.Selain itu, jauh dari garis pantai dan ombak yang menggelora, lepas pantai Tanjung Setia menantikan para penggemar olahraga memancing untuk dapat mengail ikan yang cukup berlimpah. Dari semua berbagai koleksi ikan di lepas pantai, ikan raksasa Blue Marlin yang legendaris adalah primadona tangkapan di perairan tersebut. Masyarakat lokal mengenalnya sebagai Iwa Tuhuk, Blue Marlins ini dapat memiliki berat kira-kira antara 50 sampai 70 kilogram dan panjang sampai 170 cm.
Bulan Ramadhan segera tiba. Beragam tradisi unik digelar oleh masyarakat Indonesia untuk menyambut Bulan suci ini. Salah satunya Tradisi Suro’ Baca. Menjelang bulan Ramadhan, masyarakat suku Bugis dan Makasar menggelar Tradisi Suro’Baca atau membaca doa bersama di depan aneka menu khas suku tersebut sebelum bersantap bersama. Tradisi turun-temurun ini umumnya dilakukan sehari sebelum hari pertama Ramadhan. Selain untuk menyambut bulan Ramadhan, tradisi ini juga digelar untuk memupuk kebesamaan dan silaturrahim.
pada saat acara Tradisi Suro’ Baca anggota keluarga berkumpul di rumah keluarga inti atau yang dituakan. Sebelumnya, biasanya pihak keluarga yang sudah berumah tangga mengumpulkan dana ke pihak yang dituakan atau dipercaya melaksanakan tradisi itu. Uang suka rela dikumpulkan sesuai dengan kemampuan ekonominya. Diperbolehkan juga bagi siapapun yang ingin menyumbangkan hasil ternak dan kebun secara sukarela atau dikenal dengan nama “bilang ulu”. Sehari sebelum Suro’ Baca biasanya para perempuan sibuk menyiapkan makanan yang akan disajikan pada tradisi tersebut. Ada kuliner dari ayam kampung, ikan bandeng, dan lawa, semacam sayuran dari pisang batu. Tak ketinggalan "paria kambu" atau masakan pare yang sudah dibuang bagian tengahnya, kemudian diisi dengan daging ikan yang sudah dihaluskan yang sudah diberi bumbu.
pada saat tradisi Suro’ Baca, Masyarakat Bugis dan Makasar berdo’a yang ditujukan kepada almarhum dan almarhumah keluarga yang sudah meninggal, juga memohon kepada Allah SWT agar yang masih hidup diberi kesehatan, rezeki dan umur panjang. Selain itu juga bersyukur, karena masih bisa berkumpul sebelum Ramadhan tiba.
Selepas berdoa, makanan yang sudah dipersiapkan kemudian disantap bersama-sama. Lalu seluruh masyarakat yang hadir saling meminta maaf sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Sedang menu yang masih ada, disisihkan untuk dibagikan ke tetangga. Selain memupuk silaturrahim, tradisi ini juga mengajarkan untuk berbagi dengan orang-orang di sekitar.
Industri Pariwisata memang sedang berkembang di Indonesia saat ini. Setiap propinsi di Indonesia perlahan tapi pasti mulai memunculkan potensi wisata yang dimiliki. Objek wisata Alam maupun buatan menjadi bahan utama untuk mengundang wisatawan berkunjung. Unik pun menjadi salah satu syarat utama yang tidak tertulis bagi sebuah objek wisata. Salah satu tempat wisata unik yang dapat Anda kunjungi ketika berada di Kota Malang adalah Kampung Warna Warni.
Kenyamanan dan rasa ingin tahu segera hadir ketika menginjakkan kaki di kampung ini. Sekelompok Ibu - Ibu dengan sigap menyambut Anda di depan gerbang masuk kampung ini sembari menyerahkan tiket masuk dan souvenir produksi masyarakat setempat. Berbagai warna cerah pun mulai menyegarkan mata ketika Anda menelusuri kampung ini. Nyaman, asri dan segar adalah kesan pertama yang hinggap di pikiran Anda seketika itu juga.
Kampung yang dahulu tidak dilirik untuk dikunjungi karena kumuh ini berubah menjadi sebuah tempat yang wajib di kunjungi. Menurut masyarakat setempat, Inisiasi untuk mewarnai dan membersihkan kampung ini berawal dari sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan praktek kuliah kerja nyata. Tidak hanya indah dipandang mata, setiap sudut kampung yang dihiasi berbagai ornamen produksi masyarakat pun menjadi sebuah tempat yang indah di lensa kamera.
Hal tersebut membuat masyarakat mulai mempromosikan kampung mereka melalui sosial media. Warna - warna cerah dipilih agar dapat menjadi latar belakang indah untuk berfoto. Dalam waktu singkat berbagai foto-foto berlatar belakang objek warna warni ini menjadi viral di sosial media dan berhasil menarik wisatawan domestik juga mancanegara. Masyarakat pun terus memperindah kampung mereka dan membangun sebuah jembatan kaca untuk mengkoneksikan antara dua kampung yang terbelah sungai tersebut. Penasaran Kan ? Saksikan sendiri keindahan dan keunikan kampung Warna warni di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Malam Badendang, sesuai dengan artinya yaitu “malam bergoyang,” merupakan tradisi turun temurun masyarakat Maluku yang diisi dengan bernyanyi dan menari bersama keluarga serta kerabat yang biasanya dimulai setelah jam 12 malam dan berlangsung semalaman. Tradisi ini menjadi sarana berkumpul keluarga dan juga menciptakaan kebersamaan yang akrab dalam hidup bermasyarakat.
orang Maluku menyebut tradisi ini beragam, karena hampir sebagian besar suku yang ada di Maluku melakukannya. Tradisi Malam Badendang biasanya dilakukan pada hari-hari raya keagamaan, baik Islam maupun Kristen. Meskipun demikian Tradisi Malam Badendang tidak identik dengan tradisi ritual keagamaan.
Acara ini biasanya diadakan oleh anak muda untuk menciptakan nuansa kekeluargaan pada momen-momen tertentu seperti Natal, Idulfitri, Hari raya kurban, termasuk untuk memeriahkan acara pernikahan, wisuda, maupun kumpul-kumpul keluarga.
lagu-lagu yang biasanya dibawakan adalah lagu-lagu yang lincah dan semangat. Selain bernyanyi, para anggota keluarga juga menarikan tarian-tarian daerah seperti, Tarian Katerji dan Orlapei. Selama acara berlangsung, disuguhkan pula makanan khas Maluku yang bisa disantap oleh peserta acara. Malam Badendang menjadi malam yang panjang bagi keluarga Maluku namun diisi dengan kebahagiaan dan kebersamaan yang meriah bersama anggota keluarga.
22 April kemarin, Kementerian Pertanian (Kementa) Republik Indonesia meresmikan Musem Tanah dan Pertanian. Ini adalah Museum Pertanian pertama Indonesia berskala internasional. Acara ini juga dihadiri mantan menteri dan wakil menteri Pertanian pada berbagai masa. Menteri Pertanian periode 2009 hingga2014, Suswono berharap, dengan kehadiran museum ini dapat memacu semangat para kaum milenial untuk dapat terlibat di bidang pertanian. Karena, menurutnya sampai sekarang bisnis di bidang pertanian merupakan bisnis menjanjikan.
berlokasi di di Jalan Juanda Bogor Jawa Barat, Museum Tanah dan Pertanian ini terdiri dari 4 Gedung Utama. Museum Tanah terletak di Gedung A dan Museum Pertanian di gedung C dan D. Dengan tema “bertolak Dari Masa Lalu, Menapak ke Masa Depan” (Connecting the past to the future), Museum Tanah dan Pertanian mengajak siapapun yang datang untuk menelusuri perkembangan pertanian Indonesia dari waktu ke waktu. Konsep Museum ini sangat unik, jauh dari kesan monoton dan kuno. Museum Tanah dan Pertanian memang dibuat sedemikian rupa agar interaktif, edukatif dan juga instagramble.
Gedung C Museum ini punya 3 lantai. Lantai 1 adalah Galeri Pangan dan peradaban pertanian, lantai 2 untuk Galeri kebijakan dan komoditas. Lantai 3 merupakan galeri pertanian masa depan. Sedangkan Gedung D punya 4 lantai. Diantaranya lantai 1 sebagai arena bermain anak dan keluarga. Lantai 2 galeri peternakan dan lantai 3 adalah galeri peternakan dan sinema. Disini, anda bisa menonton film tentang peternakan. Menariknya, di lantai 3 ini, anda juga bisa melihat bagaimana penggunaan teknologi di perkembangan teknologi 4.0 di Indonesia.
Kini proses mekanisasi pertanian sudah menggunakan drone, aplikasi market smart farming hingga traktor tanpa awak dengan system GPS (Sistem Pemosisi Global). Anda juga dapat mencicipi kopi, teh, dan kakao khas Indonesia di area coffe corner yang tersedia. Di lantai 4 (rooftop), ada juga saung, dimana anda bisa mendapatkan aneka bibit hidroponik dan tanaman buah sambil melihat langsung Gunung Salak dan Gede Pangrango dari atas gedung. Bagi anda yang tertarik mengunjungi Museum Tanah dan Pertanian, berkunjunglah saat ini, karena sampai 3 bulan kedepan, tiket masuk museum ini masih digratiskan.