Pulau Kemaro adalah sebuah delta kecil di Sungai Musi. Pulau ini merupakan tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di sini terdapat Klenteng Hok Tjing Rio, dan kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk beribadah atau berziarah ke makam.
Selain itu, pulau ini juga sering menjadi tempat penyelenggaraan acara Cap Go Meh setiap hari raya Imlek. Tidak hanya itu, daya tarik utama Pulau Kemaro adalah Pagoda dengan 9 lantai yang menjulang di tengah pulau.
Pagoda ini dibangun pada tahun 2006. Pada sisi-sisi lantai dasar bangunan pagoda terdapat cerita yang menggambarkan legenda Pulau Kemaro. Dari atas pagoda yang memiliki sembilan lantai ini, pengunjung dapat menyaksikan keindahan Pulau Kemaro yang dikelilingi oleh Sungai Musi.
Legenda yang tertulis pada lantai dasar pagoda ini juga yang menjadi daya tarik wisatawan. Legenda tersebut bercerita tentang pertemuan antara saudagar Tiongkok bernama Tan Bun An dan wanita Palembang bernama Siti Fatima yang berujung pada pernikahan. Dari legenda ini, banyak orang yang menyebut pulau ini sebagai Pulau Jodoh.
Pulau ini berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Palembang dan tidak jauh dari Jembatan Palembang, oleh karena itu menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Akses menuju pulau ini tidak sulit karena banyak penduduk local yang menyewakan perahunya dari dermaga Jembatan Ampera untuk menuju Pulau Kemaro.
Pada hari Kamis tanggal 7 Maret 2019 lalu, mayarakat Hindu di seluruh Indonesia telah merayakan hari Raya Nyepi tahun Saka1941. Nyepi berasal dari kata sepi. Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender caka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti tahun baru Masehi, tahun baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Pada hari Nyepi ini, tidak ada kegiatan seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum seperti Bandar Udara Internasional juga tutup, tetapi tidak untuk rumah sakit.
Biasanya menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu menjalani sejumlah ritual khas yang pada dasarnya merupakan upaya pensucian diri dan lingkungan . Pada 2 sampai 4 hari sebelum Nyepi, masyarakat mensucikan diri dan perangkat peribadahan, yang biasanya dilakukan di pura. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon kehadapan Tuhan yang Maha Esa untuk mensucikan alam manusia dan alam semesta.
Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali, seperti Ritual Buta Yadnya. Ritual ini dilakukan satu hari sebelum nyepi. Buta Yadnya adalah rangkaian upacara untuk menghalau kehadiran Buta Kala yang merupakan manifestasi unsur-unsur negatifdalam kehidupan manusia. Dalam rangkaian Buta Yadnya, terdapat tradisi pawai ogoh-ogoh yang akhirnya menjadi festival tahunan yang semarak dan menjadi daya tarik pariwisata。
ogoh ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi symbol unsur negatif yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala, sifat buruk dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusi.Dalam wujudpatung, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa. Selain wujud raksasa , ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud mahluk-mahluk yang hidup di dunia, surga dan neraka seperti naga, gajah, bidadari dan lain-lain. Bahkan dalam perkembangannya ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat serta ada pula yang menyimpang dari prinsip dasar ogoh-ogoh , contohnya ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.
Boneka tersebut dahulu terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kertas. Seiring waktu, kebanyakan ogoh-ogoh ini dibuat dengan bahan dasar Styrofoam karena menghasilkan bentuk tiga dimensi yang lebih halus. Pembuatan ogoh-ogoh ini dapat berlangsung sejak berminggu-minggu sebelum Nyepi. Waktu pembuatan sebuah ogoh-ogoh dapat bervariasi bergantung pada ukuran, jenis bahan dan jumlah sumber daya manusia yang mengerjakan dan kerumitan desain dari ogoh-ogoh。
pelaksanaan ritual pawai ogoh-ogoh berlangsung serempak sehari menjelang Hari Raya Nyepi atau disebut juga dengan tilem sasih kesanga di setiap banjar di seluruh Bali。 Persiapan pawai biasanya telah dimulai sejak sore dan pawai akan berlangsung hingga menjelang tengah malam.
hari ini, seluruh umat Hindu merayakan hari raya Nyepi. Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan. Namun, sebelum Hari Raya Nyepi digelar, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali. Salah satunya upacara Melasti. Ribuan umat Hindu di Bali mulai melakukan upacara ritual Melasti senin kemarin. Upacara Melasti merupakan upacara membersihkan arca-arca suci secara spiritual, menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, yang kegiatannya dilaksanakan di sejumlah pantai di Bali.
Ritual Melasti dilakukan sebelum atau tiga hari menjelang upacara Tawur Kesanga. Tawur Kesanga adalah ritual suci sehari menjelang perayaan Hari Suci Nyepi. Ritual Melasti ini merupakan tradisi umat Hindu yang dilakukan di Tanah Air secara turun-temurun. Melasti bertujuan untuk menyucikan pratima atau arca-arca suci di pura. Penyucian arca merupakan simbol kebesaran Ida Sang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Upacara Melasti digelar secara spiritual setiap setahun sekali menuju sumber mata air, baik itu pantai maupun sumber air di pegunungan. Jika pura tersebut berdekatan dengan pantai, maka upacara Melasti akan dilakukan ke pantai. Jika pura tersebut berada di daerah pegunungan, maka umat sedharma melakukan Melasti pada sumber mata air atau dedari suci. Saat Upacara Melasti digelar, umat Hindu sejak pagi hari, sudah berjalan beriringan sambil membawa sesaji menuju sumber mata air. Sepanjang perjalanan, di setiap desa pakraman yang dilewati prosesi iring-iringan tersebut, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan umat manusia dan alam semesta ini. Upacara Melasti juga diiringi gamelan tradisional Bali, yakni Gong Baleganjur dan Kidung Wargasari. Yakni nyanyian ayat-ayat suci yang dikutip dari ajaran Weda.
Sumedang, salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat ini dikenal dengan kuliner khasnya, yakni Tahu Sumedang. Tahu Sumedang berukuran kecil tanpa isian, namun terasa gurih dan nikmat. Selain tahu sumedang, kabupaten yang terletak sejauh 45 kilometer timur laut dari kota Bandung, ibukota Jawa Barat ini punya beragam kuliner khas yang wajib anda coba, jika berwisata ke kota ini. Salah Satunya adalah Soto Bongko.
Soto, Sroto, sauto atau coto adalah kuliner indonesia seperti sop yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Berbeda dengan jenis soto lainnya, soto bongko memiliki campuran lontong di dalamnya. Bongko berarti gumpalan besar. Lontong untuk soto ini memang dibuat dalam ukuran besar. Soto bongko disajikan dengan campuran lontong, toge rebus, potongan tahu sumedang, dan bawang goreng. Semua isian soto ini disiram dengan kuah kari kental yang masih panas. Untuk menambah rasa, dapat ditambahkan kecap manis dalam sajiannya. Sebagai pelengkapnya, soto bongko disajikan dengan tambahan emping dan sambal untuk sensasi rasa pedasnya.
Ketika disantap rasanya gurih dan nikmat. Untuk menikmati kelezatan soto Bongko, datanglah ke Sumedang. Anda dapat dengan mudah menemukan jenis soto ini di berbagai tempat di Sumedang, seperti di Pasar Sumedang, Alun-Alun kota Sumedang dan RSUD Sumedang. Biasanya Soto ini dijajakan untuk sarapan pagi atau ada juga yang menjualnya di siang hari. Harganya relatif murah, sekitar Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000 per porsi.
Letaknya yang tak jauh dari kota Jakarta, membuat Bogor, kota hujan ini menjadi destinasi wisata favorit wisatawan yang berlibur ke Jakarta. Sebagai destinasi wisata, Bogor punya semuanya. Dari destinasi wisata alam hingga kuliner. Berwisata kuliner ke Bogor, Jalan Suryakencana menjadi destininasi wisata kuliner yang tepat. Berlokasi percis di depan pintuk masuk Kebun Raya Bogor, tepatnya berada di pertemuan jalan Juanda dan Otto Iskandardinata, ada beragam panganan khas Bogor yang biasa anda coba. Salah Satunya kuliner bernama Cungkring.
Nama Cungkring berasal dari kata Cungur yang berarti bibir dan Garingan yang berarti kaki. Kuliner ini terdiri dari bibir, otot kaki sapi, dan lontong yang dipadukan lumuran bumbu kacang. Cita rasanya nikmat, manis, asin, dan pedas yang menjadi satu. Bumbu kacangnya terbuat dari butiran kacang yang digiling kasar, cabai merah dan hijau.
Saat disajikan, bagian bibir, dan urat berbentuk persegi di potong-potong kecil diatas kertas nasi dan daun pisang. Kemudian diberi potongan lontong, dan potongan keripik tempe, sebelum diguyur bumbu kacang dan cabai. Penampilan seporsi Cungkring sangat menggugah selera. Seporsi Cungkring dibandrol seharga Rp.18.000 hingga Rp.20.000 per porsi.
Masjid Agung Batam atau disebut juga Masjid Raya Batam terletak di kawasan Batam Center yang merupakan pusat pemerintahan kota Batam. Kubah masjid ini memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu berbentuk limas persegi empat menyerupai piramida. Karena keunikan dan keindahan bangunannya, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata di kota Batam.
Masjid Agung Batam terletak di pusat kota, maka tidak terlalu sulit untuk mengunjunginya, Dari Bandara Hang Nadim, anda dapat langsung menggunakan taksi. Namun bagi anda yang ingin menggunakan transportasi umum seperti bus, anda dapat menggunakan bus Damri jurusan Batu Aji atau Jodoh dan turun di Kepri Mall. Dari halte bus Kepri Mall, naik bus Trans Batam jurusan Batam Center, kemudian turun di halte Masjid Raya. Dari halte ini anda hanya perlu jalan kaki sedikit menuju Masjid Agung Batam.
Masjid Agung Batam mulai dibangun pada tahun 1999 dan rampung tahun 2001. Selain bangunan yang bercorak Melayu, arsitektur masjid ini termasuk unik karena pada bagian dalam masjid ini tidak memiliki tiang penyanggah sehingga ruangannya tampak luas. Masjid ini juga dilengkapi dengan menara setinggi 66 meter. Kubahnya yang berbentuk limas dan terbagi menjadi 3 bagian, mempunyai perspektif vertikalisme yang menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan manusia dan Tuhan.
Majene merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Barat dan menjadi salah satu tujuan utama wisata di Sulawesi Barat. Kabupaten ini dianugerahi alam yang begitu indah. Tak hanya alamnya yang indah, Majene juga punya kuliner dan budaya yang khas. Beriwisata ke Majene, ada banyak objek wisata alam yang bisa Anda kunjungi. Salah Satunya Pantai Dato Majene, pantai cantik kebanggaan warga Majene.
Pantai Dato terletak di Lingkungan Pangale, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. Jaraknya dari pusat kota Kabupaten Majene, sekitar 7 Kilometer.Pantai ini bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan waktu tempuh sekitar 10 menit saja dari pusat kota. Untuk masuk ke pantai ini, ada tiket masuk sebesar sebesar Rp 2.000 untuk anak-anak, dan Rp 3.000 untuk dewasa. Pantai Dato menawarkan sejumlah panorama alam. Selain keindahan pasir putih dengan lautnya yang memiliki gradasi warna hijau hingga biru, pantai ini juga dikelilingi tebing yang menjulang tinggi. Airnya jernih, sehingga terumbu karang dengan ikan-ikan kecil berwarna indah di dasar laut, dapat terlihat dengan jelas.
Selain berenang, Anda bisa melakukan hobi foto Anda disini. Kawasan Pantai Dato memiliki banyak area spot foto menarik dengan latar batuan karang. Pesona keindahan pantai ini juga dapat dilihat dari atas tebing. Anda dapat menikmati keindahan pantai dengan duduk di bawah pohon kelapa. Jika merasa lapar, jangan khawatir, di Pantai Dato terdapat sejumlah pedagang yang menawarkan aneka macam kuliner dengan menu khas tradisional Majene. Jika Anda berkunjung pada bulan Agustus hingga September, jika anda beruntung, Anda bisa menyaksikan lomba perahu tradisional Suku Mandar. Lomba perahu ini dikenal dengan nama Sandeq Race. Pantai ini selalu menjadi lokasi ajang perlombaan tersebut.
Kota yang mendapat julukan Kota santri ini memiliki sejuta pesona alam. Asal julukan Kabupaten Kendal ini karena ribuan pondok pesantren dapat ditemukan disini. Salah satu objek wisata yang terkenal dan cukup lengkap adalah Pantai sendang sikucing. Pantai ini berada di desa Sendang Sekucing, Kecamatan Rowosari, kurang lebih 5 km sebelah utara dari kota Weleri atau 22 km dari kota Kendal. Perjalanan dari Weleri memakan waktu sekitar 10 menit. Tranportasi cukup lancar, cukupnya sarana tranportasi artinya cukup banyak mobil angkutan desa maupun infrastruktur jalan yang cukup baik.
Pantai sendang sikucing selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Fasilitas lengkap seperti kamar mandi, sarana dan prasarana bermain anak-anak, rumah makan terapung dan ombak yang cukup tenang membuat pantai ini patut dijadikan destinasi utama di wilayah Kendal. Pertunjukan lumba-lumba dan satwa lain dihadirkan di objek wisata ini sehingga kerap menjadi tujuan para siswa untuk
berwisata bersama rombongan sekolah. Pantai Sendang Sikucing juga menawarkan pula “dolphin therapy” dengan media lumba-lumba yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti autis, stroke, migren, gangguan syaraf motorik, dan terapi bagi ibu hamil.
Pemandangan pantai yang asri memang jarang sekali ditemukan di wilayah pesisir pantai. Namun pantai ini memiliki banyak pohin cemara laut yang mampu meneduhkan wisatawan dari sorotan sinar matahari yang terik. Sambutan penduduknya yang ramah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. And pun tidak perlu khawatir akan biaya masuk di pantai ini.
Cukup siapkan dana sebesar 30 ribu rupiah, anda bersama keluarga dapat menikmati liburan ke pantai yang berbeda dari pantai lainnya.
Uniknya lagi Pantai ini menyajikan fenomena alam yang terjadi setiap 8 sampai 10 tahun sekali. Gelombang laut membawa berbagai jenis kerang ke pesisir pantai sendang sikucing. Hal ini membuat nelayan, masyarakat setempat dan wisatwan berbondong-bondong mendatangi pantai tersebut untuk mengumpulkan kerang - kerang tersebut. Jadi pastikan anda mengunjungi pantai sendang sikucing sebagai destinasi wisata utama Anda.
Pulau Molana, sebuah pulau yang berada di wilayah Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Pulau ini merupakan pulau karang yang mencuat ke permukaan laut dan menjadi daratan yang sangat indah.
Pasir putih yang terhampar disebelah utara bibir pantai di pulau ini mempunyai keunikan karena berpindah sesuai musim angin yang terjadi. Misalnya, pada musim angin timur pantai berpasir akan berada pada sisi sebelah barat. Sedangkan pada musim angin barat pantai berpasir berpindah ke sisi sebelah timur. Pergerakan pasir secara masif ini diperkirakan terjadi karena butiran pasir Pulau Molana sangatlah halus.
Pulau ini tak berpenghuni, memiliki luas sekitar 160 hektar. Pulau Molana sudah dikenal sejak zaman penjajahan Portugis. Di pulau ini terdapat reruntuhan rumah sakit yang dibangun pada masa penjajahan belanda dan konstruksinya dihancurkan saat pendudukan Jepang.
Selain wisata sejarah, Pulau Molana juga menyediakan wisata bahari dengan keindahan bawah laut yang memukau. Lokasi menyelam paling populer di pulau ini adalah di bagian utara dan tenggara, karena terdapat goa bawah laut yang terhubung dengan sumur di tengah pulau.
Pulau Molana merupakan bagian dari kepulauan Lease di Maluku. Cara termudah pergi ke pulau ini adalah dengan meminta awak kapal untuk menjemput anda di Bandara Ambon. Namun, jika anda ingin naik kapal cepat ke Haira, dari Bandara Pattimura Ambon, anda harus berangkat sebelum jam 7 pagi.
Dari bandara anda dapat menggunakan taksi ke Pelabuhan Tulehu dengan menempuh 45 menit perjalanan. Kemudian membeli tiket ferry cepat ke Haira. Ferry dari Tulehu biasanya berangkat sekitar pukul 9 pagi setiap hari. Dari Haira, anda dapat menggunakan speed boat ke Pulau Molana dengan lama perjalanan 20 menit.
Keindahan Alam Indonesia menjadi sebuah tolak ukur bagi wisatawan mancanegara dan domestik untuk menelusurinya. Indonesia yang merupakan negara kepulauan terdiri dari 17.000 pulau. Masih banyak pulau-pulau kecil di wilayah Indonesia yang tidak di ketahui oleh wisatawan, salah satunya adalah Pulau Bungin. Pulau ini terletak di Kabupaten Sumbawa. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari pusat kecamatan Sumbawa besar. Dari daratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan.
Desa Pulau Bungin ini disebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di pulau ini. Setiap tahun pulau yang sangat padat ini terus bertambah luasnya karena adanya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata di setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin. Pulau ini yang memiliki luas 8,5 hektar ini dihuni oleh 3.400 jiwa.
Masyarakat Bungin mayoritas keturunan Suku Bajo, dari Sulawesi, yang dikenal sebagai suku pengembara laut dan penyelam ulung. Sejak bayi, anak-anak Bungin sudah dikenalkan pada dunia bahari melalui Upacara Toyah. Dalam ritual Toyah, bayi dipangku 7 perempuan secara bergantian yang duduk di atas ayunan. Ayunan diibaratkan seperti gelombag lautan yang akan dihadapi sang anak saat besar nanti ketika menjadi pelaut. Asal mula dari suku Bajo menghuni pulau ini adalah ketika pemukiman pertama disana dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja Selayar, di abad ke-19.
Menurut cerita rakyat yang berkembang, Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Saat itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan bakau saja. Meskipun pulau ini relatif kecil, tetapi di sana tersedia 2 buah dermaga, di selatan dan barat. Penyeberangan Alas Bungin cukup ramai. Ada delapan buah perahu Jonson yang menyeberangi Bungin-Alas sejak pagi hari hingga senja. Karena keunikan meluasnya pulau seiring dengan pertambahan rumah penduduk, Bungin menjadi salah satu obyek wisata untuk kabupaten Sumbawa. Setiap Minggu pulau ini dikunjungi wisatawan mancanegara.