Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Marseille, Prancis selenggarakan seminar daring di bidang ekonomi, investasi dan perdagangan bertajuk “Should You Keep Doing Business with Indonesia" yang diikuti oleh 47 pengusaha dari berbagai bidang usaha pada 24 Juni. Seperti dikutip laman kemlu.go.id (26/6)/ hal tersebut terkait dengan memasuki masa “New Normal". Perwakilan Indonesia di luar negeri bukan hanya fokus untuk memberikan pelindungan bagi para warga Negara Indonesia WNI yang membutuhkan,tetapi juga mempersiapkan diri untuk melakukan promosi potensi perekonomian Indonesia..
Dalam periode 5 tahun antara 2015 - Q1 2020, Prancis menduduki peringkat kedua di Eropa dalam jumlah proyek investasi ke Indonesia dengan 2777 proyek senilai 711 juta dolar Amerika Serikat enduduki peringkat kelima di Eropa dari segi nilai investasi.. Sektor utama investasi Prancis ke Indonesia ada di industri pariwisata (hotel dan restoran) dan industri logam, mesin, serta produk elektronik Indonesia tetap membuka peluang investasi seluasnya dalam 44 proyek infrastruktur melalui skema public private partnership (PPP), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sektor manufaktur produksi mobil listrik, infrastruktur pariwisata, energi terbarukan, dan ekonomi digital.
Khusus sektor pariwisata, pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Indonesia tercatat mencapai 12.58% di tahun 2018. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan di kawasan ASEAN (7.4%) dan global (5.6%)// Meningkatnya minat turis asing ke Indonesia menjadikan Indonesia sangat menarik sebagai target investasi pariwisata.
Menurut narasumber dari Visit Indonesia Tourism Office Country Manager Paris, Eka Moncarré, beberapa potensi pengembangan investasi sektor pariwisata di Indonesia diantaranya mencakup responsible tourism, sustainable tourism, community tourism, ecotourism dan participative tourism. Seluruh sektor tersebut berpeluang menempatkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang mengedepankan experience-based tourism, kemanusiaan, dan peka terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Selain itu seminar daring ini juga berhasil mempertemukan pelaku usaha, partner dan calon partner sepakat untuk terus berbisnis. Asosiasi Aromatic menawarkan pendidikan dan latihan bagi pemuda Indonesia dalam pengolahan dan produksi essential oil. hal itu seperti Perusahaan Seafood Launderer yang ingin berpartner budi daya bandeng organik di Sumatera. Pengusaha dan importir kerajinan dan batik ingin berpartner dan membantu labeling produk Indonesia
Dengan memanfaatkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) pada Juli 2020, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong Badan Standardisasi Nasional (BSN) menembus pasar Australia. Kepala Badan Standardisasi Nasional Kukuh S. Achmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 25 Juni mengatakan, pelaku usaha dapat memanfaatkan perjanjian IA-CEPA. Apalagi jika bea masuk barang akan diekspor ke Australia nol persen. Namun demikian, pelaku usaha tetap harus memperhatikan persyaratan ekspor, di antaranya regulasi dan pemahaman standar yang diberlakukan di negara tujuan. Indonesia dan Australia secara resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada 4 Maret 2019. Namun, perjanjian tersebut akan berlaku mulai 5 Juli 2020.
Menurut Kukuh, Badan Standardisasi Nasional-BSN juga sudah berpartner dengan Australian melakukan "standard mapping". Kedua belah pihak sepakat menggunakan mekanisme Mutual Recognition Arrangements (MRA) di organisasi Internasional badan akreditasi.
Kukuh menjelaskan, Indonesia yang diwakili Komite Akreditasi Nasional (KAN) sudah mempunyai modal untuk memastikan kompetensi laboratorium dan lembaga sertifikasi dapat diterima Australia. Kukuh yang juga Ketua KAN itu, mengatakan ,dengan penandatanganan MRA, anggota badan akreditasi akan saling mengakui satu sama lain atas sertifikat dan laporan yang diterbitkan Lembaga Penilaian Kesesuaian yang terakreditasi KAN. Ia mengatakan, salah satu UKM binaan BSN yang mampu merambah pasar Australia, yakni UMKM Bolu Ketan Mendut yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Pelaku usaha itu melakukan proses transformasi usaha keluarga menjadi perusahaan sehingga produknya berdaya saing dan menembus pasar internasional.
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu Martini mengatakan pelaku usaha, terutama produk pangan, yang akan ekspor ke Australia memperhatikan standar dan regulasi pemerintah Australia. Ni Made memastikan pemerintah siap mendukung pelaku usaha, terutama UMKM, melalui program kerja sama ekonomi IA-CEPA. Para pelaku industri UMKM bisa memanfaatkan optimalisasi pemanfaatan perundingan perdagangan internasional melalui Free Trade Agreement Center (FTA Center) di lima daerah, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Sementara itu Atase Perdagangan RI di Canberra, Agung Wicaksono mengatakan, produk pangan olahan asal Indonesia di Australia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal itu menunjukkan para pelaku Indonesia mampu menembus dan bersaing di pasar Australia.
Kementerian Perindustrian meningkatkan kinerja industri furnitur karena merupakan industri yang berorientasi ekspor dan padat karya. Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meninjau langsung proses produksi dan penerapan protokol kesehatan di salah satu pabrik furnitur di Demak, Jawa Tengah. Agus Gumiwang lewat keterangannya di Jakarta, Senin, 22 Juni mengatakan, salah satu pabrik furnitur di Demak, Jawa Tengah telah menjadi kebanggaan bagi bangsa, dengan mampu menghasilkan produk-produk yang klasifikasinya tinggi. Hal tersebut juga membuktikan kompetensi sumber daya manusia industri di Indonesia berkualitas. Misalnya, ditunjukkan oleh para karyawan pabrik furniture tersebut dalam membuat alat musik grand piano dengan spesifikasi yang terbaik di dunia.
Menurut Agus Gumiwang, produk berkualitas tinggi ini, membuktikan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dan selera pasar global. Bahkan di tengah masa pandemi Covid-19, pabrik yang memproduksi furnitur ekspor untuk kebutuhan perhotelan, apartemen, perumahan mewah, serta perkantoran itu masih menerima order baru yang cukup besar dari jaringan perusahaan hotel di luar negeri. Itulah sebabnya perusahaan tersebut tetap beroperasi tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja maupun pemotongan gaji, dengan menerapkan protokol kesehatan terhadap 2.000 pekerjanya. Guna mencegah penyebaran COVID-19 di antara karyawan, abrik furniture tersebut telah memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Menurut Agus Gumiwang, pihaknya juga fokus mendorong sektor industri agar lebih berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Sebab, selama ini sektor manufaktur mampu memberikan sumbangsih cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun 2018, nilai pengapalan produk furnitur nasional menembus hingga 1,69 miliar dolar Amerika atau naik empat persen dibanding perolehan tahun 2017.
Di kota yang sama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga meninjau pabrik elektronik. Industri elektronik merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Dikatakan, pihaknya melihat pabrik elektronik tersebut sudah menerapkan industri 4.0 atau digitalisasi, sehingga tidak bermasalah dalam mengatur penerapan protokol kesehatan. Di samping memantau penerapan protokol kesehatan, pihaknya ingin mendapat laporan langsung dari pihak perusahaan terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap penjualan. Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya bertekad terus memperdalam struktur industri elektronik di dalam negeri sehingga dapat memacu daya saingnya hingga kancah global.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggandeng Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan dalam kerja sama untuk mengendalikan kerusakan lingkungan hidup di Indonesia. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah dan Rektor ULM Prof Sutarto Hadi menandatangani nota kesepahaman dalam acara virtual yang berlangsung, Sabtu 20 Juni lalu.
Dalam acara tersebut Karliansyah mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman ini bertujuan meningkatkan kemitraan strategis dalam kegiatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta mendayagunakan potensi dan peranan masing-masing pihak secara sinergis dan saling mendukung.
Menurut Karliansyah, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK ingin Universitas Lambung Mangkurat berperan lebih besar melalui kegiatan penelitian, pengkajian dan pengembangan metode pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup yang tidak dikendalikan dapat memiliki dampak yang cukup besar, seperti bencana alam banjir bandang, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
Sementara Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto menyambut baik kerja sama yang terjalin dan berharap dapat segera dilaksanakan. Dikatakannya, Universitas Lambung Mangkurat juga bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan, sehingga dari segi pengalaman dan Sumber Daya Manusia sudah mumpuni.
Kesiapan Universitas Lambung Mangkurat juga ditunjukkan dari respons yang diberikan para dekan yang hadir. Seperti Dekan Fakultas Pertanian Dr Ir Bambang Joko Priatmadi yang memaparkan bahwa pihaknya mempunyai pengalaman dalam mengembangkan dan memperbaiki tata air.
Selanjutnya, Dekan Fakultas Teknik Dr Bani Noor Mochamad menjelaskan bahwa Teknik Sipil Keairan sudah bekerja sama dengan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa yang ada di kota Banjarbaru. Hasil kerja sama tersebut membuahkan beberapa pintu air yang saat ini digunakan. Dengan pengalaman dan ketersediaan SDM, Fakultas Teknik siap mendukung penuh kerja sama ini.
Turut hadir pada kegiatan di platform Zoom itu para Wakil Rektor, Dekan Fakultas dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat.
Indonesia dan Malaysia sepakat bekerja sama membangun kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di masing-masing yang terpukul akibat pandemi COVID-19. Salah satunya dengan membangun koridor perjalanan wisata bersama. Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nia Niscaya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, Sabtu (20/6) mengatakan, Malaysia merupakan salah satu mitra penting bagi pariwisata Indonesia. Malaysia selama ini menjadi salah satu negara penyumbang wisatawan mancanegara terbesar ke Indonesia.
Tercatat pada 2019 sebanyak 2,09 juta wisatawan asal Malaysia berkunjung ke Indonesia. Hal itu dikatakan Nia Niscaya saat menjadi pembicara tamu dalam Talkshow Network Industry Travel bersama Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia Dato' Sri Nancy Shukri dengan topik "Regional Tourism Collaborative Opportunities Post COVID-19", Jumat (19/6) malam.
Menurut Nia Niscaya, COVID-19 membawa perubahan mendasar bagi wisatawan dalam melakukan bepergian ke depannya. Untuk bepergian antarnegara, wisatawan akan cenderung lebih memilih bepergian dalam perjalanan dengan waktu yang tidak terlalu lama. Oleh sebab itu Malaysia menjadi salah satu mitra potensial untuk dapat kembali menumbuhkan perjalanan wisatawan antarnegara.
Nia Niscaya menjelaskan, kerja sama yang bisa dijalankan adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan dunia bahwa kedua negara ini telah berhasil mengontrol penyebaran virus corona dan sepakat untuk menciptakan sebuah koridor perjalanan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan handbook atau buku petunjuk yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Buku petunjuk ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan masukan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurut Nia Niscaya, diterapkannya protokol ini dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal ini sangat penting karena kepercayaan adalah kunci dalam percepatan pemulihan.
Hal senada dikatakan Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia Dato' Sri Nancy Shukri. Ia mengungkapkan, Malaysia sangat menikmati hubungan kerja sama yang terjalin dengan Indonesia selama ini. Menurutnya, Indonesia dan Malaysia harus dapat meningkatkan kerja sama untuk dapat meningkatkan sektor pariwisata ke depan. Sektor pariwisata harus dapat beradaptasi dengan baik untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan agar dapat melakukan perjalanan, tinggal lebih lama ke banyak destinasi.
Indonesia dan Tiongkok selenggarakan pertemuan virtual Tingkat Pejabat Tinggi pada Kamis, 18 Juni 2020. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya dan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok, Luo Zhaohui sebagai co-chairs. Pertemuan ini memanfaatkan momentum peringatan 70 tahun hubungan bilateral kedua negara.
Seperti dikutip laman kemlu.go.id ( 18/6) pertemuan membahas berbagai kerja sama, baik di tataran bilateral, regional dan global. Penanganan dampak pandemi Covid-19 dan langkah persiapan menghadapi paska pandemi merupakan prioritas bahasan dalam pertemuan. Sejak awal merebaknya pandemi, kedua negara telah bekerja sama secara erat, dalam bentuk pengiriman bantuan seperti APD, testing kit dan peralatan medis lainnya. Saat ini, industri farmasi kedua negara tengah menjalin kerja sama dalam memproduksi vaksin, yang akan segera memasuki uji klinis tahap tiga di Indonesia.
Selain penanganan pandemi, sejumlah agenda penting turut dibahas, antara lain penguatan kerja sama perdagangan, investasi dan keuangan; rencana kerja sama fast track lane – travel corridor; peningkatan kolaborasi dalam kerangka Poros Maritim Dunia dan Belt and Road Initiative; serta keberlanjutan dan penguatan interaksi mekanisme bilateral di berbagai level.
Pada tataran regional dan global, kedua delegasi mendiskusikan upaya penguatan kolaborasi dalam kerangka kerja sama ASEAN-RRT, penyelesaian Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP dan berbagai kerja sama lainnya.
Isu perlindungan warga Negara Indonesia – WNI menjadi salah satu topik diskusi, yaitu tindak lanjut penanganan dan penyelesaian kasus anak buah kapal - ABK WNI yang bekerja di kapal ikan Tiongkok dan isu kekonsuleran lainnya. Indonesia mendorong kerja sama hukum kedua negara dalam penanganan kasus ABK tersebut, serta tata kelola penempatan ABK WNI di kapal ikan Tiongkok.
Pertemuan bilateral virtual ini merupakan bentuk komitmen kedua negara untuk terus menjalin komunikasi secara terbuka dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral yang semakin erat, serta dalam menyelesaikan isu-isu yang menjadi kepentingan kedua negara.
Pemerintah menyiapkan pembukaan sembilan sektor ekonomi di era kenormalan baru (new normal). Kesembilan sektor tersebut yakni pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi dalam diskusi betema “Prakondisi Pembukaan 9 Sektor Ekonomi” di Jakarta, Kamis (18/6) mengatakan, kebijakan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi ini seperti dua sisi koin, ini berarti harus efektif dan beriringan. Pandemi Covid-19 telah membuat kegiatan usaha berhenti serta berdampak pada sosial ekonomi, dan kini pemerintah juga harus mengembalikan agar roda perekonomian kembali berjalan. Dikatakan, pihaknya menentukan sektor usaha ekonomi, dengan mengutamakan faktor kesehatan. Ia juga menghitung resikonya dengan mengumpulkan data dan melihat aspek sosial dan kesehatan. Secara kesehatan ada ketentuan yang harus diberlakukan seperti menjaga kebersihan, memakai masker hingga mencegah penularan.
Sementara dari sisi sosial ekonomi, pihaknya terus mencari cara bagaimana kontribusinya yang signifikan bagi perekonomian. Misalnya yang menyerap tenaga kerja, atau mempunyai keterkaitan yang luas dengan sektor-sektor lainnya. Lebih lanjut, Raden juga mengatakan pembukaan sektor-sektor ini tergantung pada pembukaan wilayahnya. Wilayah tersebut berarti tidak terdampak atau memiliki resiko rendah (zona hijau) sehingga tidak menimbulkan masalah baru karena penularan. Lebih lanjut, Raden Edi juga mengatakan proses membuka kembali sektor perekonomian merupakan keputusan jalan tengah yang dipilih. Satu sisi ini akan menjaga agar penyebaran virus ini tidak meningkat, tetapi di sisi lain juga cepat memulihkan kondisi ekonomi nasional.
Sementara itu, dalam diskusi yang sama ekonom sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, saat ini Indonesia sedang memasuki fase yang baru. Fase ini tidak hanya membutuhkan hal teknis tetapi kesadaran dan kedisiplinan yang menyeluruh. Jadi ini menjadi tugas semua pihak, tidak hanya pemerintah tetapi semua elemen masyarakat. Di sisi lain, dia juga mengingatkan perubahan perilaku pada masa new normal ini dapat menciptakan potensi yang menjadi peluang ekonomi. Contohnya untuk sektor kesehatan membutuhkan alat pelindung diri (APD) atau menciptakan obat dan vaksin dengan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Ini juga dapat mendorong produk-produk dalam negeri lainnya ke pasar global.
Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council/ECOSOC) Perserikatan Bangsa Bangsa-PBB periode 2021-2023 dari Kelompok Asia-Pasifik. Pemilihan berlangsung tertutup di Markas Pusat PBB di New York pada 17 Juni 2020 pagi waktu setempat. Demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta, yang diterima Antara Kamis.
Berbeda dengan proses sebelumnya, pemilihan kali ini diselenggarakan tanpa sidang pleno sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari masing-masing Perutusan Tetap di New York hadir untuk memberikan suara.
Indonesia memperoleh 186 suara dari total 190 suara. Selain Indonesia, Jepang dengan 185 suara dan Kepulauan Solomon dengan 187 suara juga terpilih mewakili Kelompok Asia-Pasifik.
Sebagai anggota ECOSOC, Indonesia berkomitmen untuk terus berpartisipasi aktif dalam mendorong upaya pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 2030. Indonesia juga akan terus berupaya meningkatkan peran dalam pembahasan isu-isu strategis terutama pada Badan-Badan Khusus di bawah ECOSOC di antaranya FAO, WHO, IMO, ICAO, dan IAEA.
Menjadi anggota Dewan ECOSOC memiliki arti penting bagi Indonesia. Indonesia dapat memanfaatkan platform ECOSOC untuk mendorong upaya pemulihan ekonomi dan sosial pasca pandemi COVID-19. Selain itu ini adalah refleksi kepemimpinan global Indonesia dalam mendorong akselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan-SDGs. Menjadi anggota dewan ECOSOC juga bermanfaat untuk pemajuan program prioritas nasional yang sejalan dengan SDGs sekaligus berkontribusi dalam transformasi ekonomi.
ECOSOC merupakan salah satu dari enam Badan Utama PBB yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan bidang ekonomi dan sosial, terutama yang terkait ruang lingkup kerja 15 Badan-Badan Khusus, delapan Komisi Fungsional, dan lima komisi regional di bawah kewenangannya.
ECOSOC terdiri dari 54 negara anggota yang dipilih setiap tahunnya untuk masa tugas 3 tahun secara tumpang tindih.
Ini merupakan yang ke-12 kalinya Indonesia menjadi anggota ECOSOC setelah terakhir pada periode 2012-2014.
Selama sejarah panjang menjadi anggota ECOSOC, Indonesia telah dua kali dipercaya menjadi Presiden ECOSOC yakni pada tahun 1970 dan 2000. Selain itu, Indonesia pernah menjadi Wakil Presiden ECOSOC pada tahun 1969, 1999, dan 2012.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menegaskan, permasalahan sampah harus ditangani dari hulu ke hilir dan perlu adanya kesadaran masyarakat akan hal itu. Alue Dohong dalam konferensi pers daring yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (16/6) mengatakan, pencemaran Daerah Aliran Sungai Citarum terjadi akibat tidak optimalnya penerapan pengelolaan sampah, pengangkutan sampah yang tidak dilakukan setiap hari, kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan rendahnya kepedulian masyarakat di sekitar Sungai Citarum dan/atau pengunjung/ wisatawan dalam menjaga kebersihan.
Wamen menegaskan bahwa berapapun besar investasi untuk pengelolaan dan pengendalian sampah harus disertai dengan kesadaran berbagai pihak tentang pengelolaan sampah. Jika hal itu tidak dilakukan, maka akan semakin besar pula investasi untuk hal tersebut.
Padahal, jika sudah ada kesadaran akan permasalahan sampah maka investasi itu bisa disalurkan untuk kepentingan publik lainnya. Oleh karena itu, penanganannya harus hulu hilir. Tidak hanya mengandalkan bagian hilirnya saja.
Permasalahan sampah di Daerah Aliran Sungai Citarum menjadi perhatian karena menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan sampah yang masuk ke Daerah Aliran Sungai itu sekitar 500.000 ton per tahun atau sekitar 1.300 ton per hari pada 2018.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan dukungan bantuan fasilitas pengelolaan sampah kepada lima pemerintah daerah yang berada di Daerah Aliran Sungai Citarum, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang dan Kabupaten Bekasi.
Fasilitas berupa pusat daur ulang, bank sampah induk dan biodigister itu diharapkan dapat membantu pemda dalam proses pengelolaan sampah untuk mengurangi jumlah sampah.
Pemerintah sendiri mengamanatkan target pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen pada Tahun 2025, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.