Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama empat hari dari 27 hingga 30 April 2020 mengadakan pelatihan jarak jauh atau e-learning untuk pendamping dan petani Perhutanan Sosial.
Pelatihan jarak jauh ini merupakan kelas gelombang pertama untuk angkatan 1 dan 2, yang masing-masing diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan-pusdiklat LHK dan 7 Balai pendidikan dan latihan LHK di seluruh Indonesia. Jumlah peserta yang mengikuti e-learning kurang lebih 500 orang pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial dari berbagai tempat di Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia KLHK, Helmi Basalamah menutup secara resmi kegiatan e-learning gelombang pertama ini melalui video conference (30/04/2020). Helmi berharap setelah kegiatan ini, para peserta dapat menciptakan tenaga pendamping Perhutanan Sosial di berbagai wilayah Indonesia, sehingga percepatan dan peningkatan kualitas program Perhutanan Sosial dapat tercapai.
Helmi dalam laporannya kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan, bahwa peserta sangat antusias terhadap pembelajaran jarak jauh ini. Metode ini merupakan hal yang baru bagi petani, namun mereka menyadari ternyata hanya dengan menggunakan smartphone atau laptop dan koneksi internet mereka dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan pengetahuan dari narasumber yang kompeten tanpa harus pergi dari tempat tinggalnya.
Menurut Helmi, metode E-learning ini dirancang untuk menyelenggarakan pelatihan yang mudah, murah, efektif dan efisien serta dapat menjangkau masyarakat di penjuru nusantara. Dikatakannya, kerjasama tim antara tutor, admin dan panitia mutlak diperlukan ketika proses pembelajaran online. Kesamaan konsep dan persepsi antara tutor yang saling berjauhan sangat penting, sehingga proses pembelajaran lancar, tepat waktu, tidak terganggu sinyal ataupun gangguan lainnya.
Guna mempercepat program Perhutanan Sosial, KLHK akan meneruskan kegiatan e-learning Perhutanan Sosial. Target hingga bulan Juni 2020 adalah 3.000 peserta yang terdiri 100 angkatan.
Indonesia melalui perwakilan-perwakilannya di luar negeri fokus pada pelindungan Warga Negara Indonesia ( WNI) di luar negeri terkait dengan mewabahnya pandemi COVID-19 Perlindungan itu seperti yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Colombo yang kembali memfasilitasi pemulangan 347 WNI dari Sri Lanka dan Maladewa menggunakan pesawat carter Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA9830 (01/5)
Seperti dikutip laman kemlu.go.id (02/5) rute yang digunakan GA9830 sama dengan rute saat repatriasi sebelumnya yaitu dari Sri Lanka menuju Male Airport Namun Kali ini pesawat berangkat dengan membawa 26 WNI dari Sri Lanka untuk menjemput 321 WNI di Maladewa Pada awalnya, pesawat direncanakan hanya akan mendarat di Jakarta, namun mengingat jumlah Pekerja Migran Indonesia ( PMI) asal Bali masih cukup banyak, KBRI Colombo memutuskan untuk memperpanjang rute perjalanan hingga Denpasar Dari 347 WNI tersebut 243 orang mendarat di Jakarta pukul 06.40 Waktu Indonesia Bagian Barat, sedangkan 104 orang melanjutkan perjalanan menuju Denpasar dan tiba pukul 11.10 Waktu Indonesia Bagian Tengah
Warga Negara Indonesia yang dipulangkan sebagian besar bekerja di industri pariwisata diantaranya dari 24 resor mewah; 43 resor bintang 5; 7 resor bintang 4; 1 restoran; 2 retail, 1 industri manufaktur; 8 Spa; 2 perusahaan bidang teknologi dan 1 bidang olah raga Para WNI tersebut terkena imbas dari kebijakan pembatasan sosial akibat wabah COVID-19 yang memaksa tempat mereka bekerja di Maladewa berhenti beroperasi
Sebanyak 682 WNI dari Sri Lanka dan Maladewa telah difasilitasi kepulangannya oleh KBRI Colombo pada bulan April dan Mei 2020 melalui skema repatriasi mandiri gelombang pertama dan kedua Setelah repatriasi gelombang kedua ini, KBRI Colombo memperkirakan masih ada kemungkinan pemulangan lagi karena industri pariwisata yang menjadi andalan Maladewa masih memerlukan proses pemulihan akibat pandemi COVID-19 KBRI Colombo akan senantiasa memantau dan membantu para WNI di Sri Lanka dan Maladewa sebagaimana fokus para perwakilan Indonesia di luar negeri saat ini
Presiden Joko Widodo mengaku optimistis 2021 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi setelah pandemi virus Corona atau Covid-19 melanda Indonesia. Oleh sebab itu, presiden meminta pemerintah daerah menyiapkan skenario pemulihan terhadap sektor yang terkena dampak paling parah.
Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020, melalui konferensi Video, dari Istana Merdeka Jakarta Kamis (30/4) minta kepada gubernur, bupati, walikota, dan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengidentifikasi secara detail dampak dari Covid-19 di daerahnya masing-masing. Presiden Jokowi juga meminta agar pemerintah daerah mampu memilah dengan cermat sektor-sektor yang terdampak Covid-19. Mulai dari sektor yang terkena dampak paling parah, sektor yang bertahan, dan sektor yang justru bisa mengambil peluang yang ada. Menurut Presiden ada beberapa sektor yang sangat terpukul seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pariwisata, konstruksi, transportasi. Meskipun demikian, dia melihat ada beberapa sektor yang bertahan bahkan bisa tetap bergerak seperti sektor tekstil, kimia, farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman, jasa komunikasi, dan sektor logistik.
Sementara itu, untuk mencegah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, Jokowi menyatakan pemerintah telah menyiapkan paket program stimulus ekonomi agar bertahan dan mencegah PHK seperti insentif perpajakan, restrukturisasi kredit dan relaksasi impor bahan baku.
Namun ia mengingatkan yang juga harus dibantu adalah usaha mikro dan ultra mikro. Menurutnya, stimulus ekonomi harus menjangkau sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang gorengan, tukang tambal ban, warung kecil, dan sebagainya. Jokowi mengungkapkan jumlah pelaku usaha tersebut sangat besar. Menurut data Badana Perencanaan Pembangunan Nasional angkanya mencapai 40 juta dan menampung banyak tenaga kerja. Kepala Negara menjelaskan di tengah situasi pandemi COVID-19, pemerintah telah melakukan realokasi dan perubahan fokus (refocusing) anggaran ke dalam tiga prioritas, yakni prioritas kesehatan, prioritas jaring pengaman sosial dan prioritas stimulus untuk pemulihan ekonomi.
Menurut Presiden, memang belum ada kepastian perihal pandemi COVID-19 ini akan berakhir di dunia. Namun, pemerintah tetap menyiapkan berbagai skenario kebijakan untuk mengantisipasi dampak ringan hingga dampak paling berat dari COVID-19 selama situasi pandemi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya saat ini tengah mendorong industrialisasi rumput laut nasional. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta Senin, 27 April mengatakan, rumput laut memiliki kontribusi besar terhadap nilai ekspor perikanan nasional. Slamet berharap, aktivitas ekspor rumput laut akan turut menyumbang devisa di tengah pandemi COVID-19 yang mempengaruhi kinerja ekonomi nasional.
Tidak hanya rumput laut, kerapu, udang dan beberapa komoditas perikanan lainnya juga memberikan kepastian bahwa ekspor produk perikanan tetap berjalan dan prospektif di tengah pandemi. Slamet mengatakan, ekspor rumput laut memicu optimisme Indonesia bahwa meski di tengah wabah Covid-19 kegiatan ekonomi perikanan masih berjalan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo melepas ekspor rumput laut jenis Spinosum di Serang-Banten sebanyak 53,5 ton dalam bentuk raw material kering dengan nilai ekspor mencapai 700 juta rupiah. Spinosum merupakan jenis alga merah yang nilai manfaatnya cukup besar, sehingga sangat potensial didorong untuk menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor selain Eucheuma cottoni. Slamet menjelaskan, Eucheuma cottoni dan Spinosum dapat dikembangkan secara massal di Indonesia. Dia pun mengajak masyarakat pembudidaya melakukan budidaya rumput laut dengan cara yang benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur sehingga akan dihasilkan produk rumput laut dengan kandungan agar atau karagenan atau alginate yang bagus. Saat melepas ekspor rumput laut di Serang, baru-baru ini Menteri Edhy mengungkapkan kegiatan ekspor ini merupakan momen menggembirakan. Terlebih, ekspansi tujuan ekspor produk perikanan terus meluas, seperti tujuan Vietnam yang menjadi market baru.
Tahun 2019 tercatat nilai ekspor rumput laut Indonesia mencapai 324, 84 juta dolar Amerika atau tumbuh 11,31% dibanding tahun 2018 yang mencapai 291, 83 juta dolar Amerika. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tahun 2020 produksi rumput laut mencapai 10,99 juta ton dan diproyeksikan mencapai 12,33 juta ton pada tahun 2024. Pemerintah telah membentuk Kelompok Kerja untuk melakukan percepatan industrialisasi nasional. Untuk mendorong hal tersebut, KKP telah menyusun peta jalan percepatan produksi rumput laut nasional.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, di tengah ancaman lesunya perekonomian akibat pandemi COVID-19, Bali masih mampu mengekspor manggis dan produk kerajinan tangan ke sejumlah negara. Artinya, ekonomi Bali tetap tumbuh di tengah situasi seperti ini. Demikian dikatakan Wayan Koster saat melepas ekspor manggis dan kerajinan tangan Bali ke Uni Emirat Arab (UEA) melalui video conference di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu (26/4).
Menurut Wayan Koster ekspor ini menunjukkan sektor pertanian dan kerajinan di Bali tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri. Ekspor ini juga memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali, khususnya saat musim manggis seperti saat ini. Wayan Koster menjelaskan, selama ini pihaknya telah berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian dan industri kerajinan rakyat provinsi Bali. Diantaranya dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri.
Dalam pelepasan tersebut, satu ton manggis dikirim ke Dubai, Uni Emirat Arab dengan menggunakan jalur udara. Sedangkan kerajinan tangan sebanyak 504 kontainer lewat jalur laut melalui Pelabuhan Benoa.
Dilaporkan pula, secara rutin ekspor manggis dengan rata-rata 17 ton dalam dua kali seminggu dikirim ke Tiongkok dan kerajinan tangan melalui Pelabuhan Benoa dengan tujuan Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Pada hari yang sama, produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika juga diekspor ke Singapura dan Belanda. Produk kayu suar dan bambu Bali dikirim untuk menembus pasar Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sedangkan pasar Jepang menjadi tujuan untuk hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, hingga buah jeruk nipis.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Tarumanegara mengatakan ekspor produk pertanian hingga minggu ketiga di bulan April ini mencapai angka 799 ribu ton senilai 86 miliar rupiah. Diitambah tiga ribu ton ekspor produk hasil kehutanan ke berbagai negara senilai 42 miliar rupiah.
Khusus untuk manggis, periode Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai 53 miliar rupiah. Untuk bulan berjalan ini, angkanya di 65 ton dengan nilai 4,8 miliar rupiah.
Menghadapi pandemi COVID-19, Kedutaan Besar Republik Indonesia ( KBRI) Colombo fasilitasi repatriasi 335 Warga Negara Indonesia ( WNI) dari Sri Lanka dan Maladewa kembali ke Indonesia (24/04/2020) Seperti dikutip laman kemlu.go.id (25/4) para WNI sebagian besar merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sektor pariwisata di Maladewa dan Sri Lanka
Repatriasi dilakukan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang dicarter khusus atas biaya perusahaan/resor dan WNI secara mandiri melalui fasilitasi KBRI Colombo dan Hayleys Aviation selaku General Sales Agent Garuda Indonesia di Sri Lanka Selain itu / pesawat yang dicarter tersebut berangkat dari Colombo pukul 19.30 dengan membawa 42 PMI dari Sri Lanka menuju Male Airport untuk menjemput 293 PMI lainnya di Maladewa Para PMI tiba di Denpasar keesokan harinya pukul 10.10 WIT Tanggal 24 April 2020 sekaligus menjadi hari yang bersejarah bagi Garuda Indonesia karena mendarat untuk pertama kalinya di Maladewa
Berhentinya operasi perusahaan dan resor-resor di Maladewa membuat repatriasi menjadi jalan terbaik untuk menghindari terlantarnya para PMI di bulan-bulan ke depan KBRI Colombo memanfaatkan momentum ketika cashflow perusahaan dan resor-resor masih cukup baik untuk membiayai kepulangan PMI ke Indonesia Sebagian besar PMI yang bekerja di sektor pariwisata ini tidak akan lagi menerima gaji secara penuh mulai bulan April dan selanjutnya
Sebanyak 80% dari PMI yang dipulangkan merupakan warga Bali, sedangkan sisanya berasal dari beragam daerah, antara lain Surabaya, Makassar dan Lombok Selain repatriasi ke Denpasar, KBRI Colombo juga akan merepatriasi ratusan PMI lainnya dengan tujuan Jakarta yang sementara ini dijadwalkan pada akhir April Komunikasi efektif dengan pihak perusahaan dan resor-resor menjadi sangat penting guna menjamin kelancaran proses repatriasi KBRI Colombo terus mengupayakan berbagai cara melalui koordinasi dengan berbagai pihak di Maladewa demi kemudahan para PMI untuk ikut dalam penerbangan khusus ini
Berdasarkan data imigrasi Maladewa, saat ini tercatat sebanyak 3.151 WNI menetap di Maladewa, yang sebagian besar diantaranya bekerja pada sektor pariwisata, konstruksi, perhotelan dan restoranSementara di Sri Lanka, terdapat sekitar 426 orang WNI yang tercatat oleh KBRI dan imigrasi Sri Lanka
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan kinerja ekspor komoditas sektor kelautan dan perikanan nasional menunjukkan angka yang menggembirakan di tengah terdampaknya ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, 23 April, mengatakan, nilai ekspor mengalami lonjakan yang besar dibanding periode yang sama 2019. Neraca perdagangan positif tumbuh 10,5 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik , nilai neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai 387,84 juta dolar Amerika. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,59 persen dibanding Februari 2020. Bahkan, neraca perdagangan hasil perikanan Maret 2020 meningkat 3,71 persen dibanding Maret 2019. Nilanto menjelaskan, lima negara tujuan utama selama Januari–Maret 2020 ditempati oleh Amerika Serikat , Tiongkok, negara-negara di ASEAN, Jepang serta Uni Eropa.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan, pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke berbagai negara sebetulnya bisa menjadi momentum bagi pengusaha perikanan nasional untuk meningkatkan ekspor perikanan. Kebutuhan dunia tetap berjalan, terutama untuk pasar ritel. Yang berkurang adalah tujuan food service untuk hotel dan restoran. Jadi ini peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dengan adanya kebijakan lockdown di berbagai negara. Kendati sejumlah negara memiliki respons yang beragam untuk mencegah penyebaran virus corona, Edhy optimistis ekspor produk perikanan asal Indonesia akan terus terjadi.
Menurut Edhy Prabowo hal itu tak terlepas dari kebutuhan akan protein ikan yang tetap diburu oleh konsumen di manapun sehingga pelaku usaha perikanan diajak untuk mengisi peluang ekspor di tengah pandemi. Edhy Prabowo menambahkan, beberapa kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendorong ekspor terus diluncurkan, di antaranya meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pemberian bantuan benih, bibit, induk, pakan, revitalisasi tambak, sarana rantai dingin dan bakti nelayan kepada pelaku usaha perikanan terdampak COVID-19.
Menyusul wabah pendemi virus corona –covid19, Pemerintah secara resmi menunda kegiatan olahraga nasional, Pekan Olahraga Nasional - PON 2020 di Papua. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua yang tadinya direncanakan pada bulan Oktober tahun 2020 ini ditunda menjadi bulan Oktober tahun 2021.
Usai rapat terbatas tentang PON 2020 dengan Presiden, Kamis 24 April, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan keputusan penundaan oleh Pemerintah merupakan usulan dari cabang-cabang olahraga, diskusi dengan Komite Olahraga Nasional INdonesia, merujuk surat dari Gubernur Papua dan rekomendasi dari hasil rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Selain penundaan PON XX, Pemerintah juga menunda penyelenggaraan Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional).
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan pertimbangan penundaan adalah ada beberapa penyelesaian pekerjaan fisik venue yang masih berlangsung tertunda karena pendemi Covid-19. Wabah pendemi telah membuat pemerintah daerah menghentikan kegiatan karena adanya peraturan penutupan wilayah demi pencegahan penyebaran virus sehingga arus material bahan pendukung pembangunan menjadi terhambat. Selain itu kata Menteri Zainudin Amali adalah semua daerah saat ini berkonsentrasi dalam penanganan ancaman pendemi covid-19 sehingga tidak fokus lagi terhadap persiapan PON baik dalam persiapan atlet juga pendanaannya. Ditambah lagi, alat alat pendukung venue juga terhambat kedatangan. Karena alat alat olahraga yang diproduksi di dalam negeri dan luar negeri terhenti karena pendemi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menjelaskan penundaan PON XX dan Papernas juga tidak aneh, karena banyak kegiatan olahraga internasional juga di tunda, seperti Olimpiade Tokyo, Islamic Solidarity Games, dan ASEAN Games dengan alasan ancaman Covid-19. Jadi alasan penundaan satu tahun, menurut Menteri Zainudin Amali adalah ideal, baik untuk persiapan infrastruktur, venue dan tempat penginapan
Sementara itu, Provinsi Papua menyambut baik penundaan PON XX Papua. Wakil GUbernur Papua yang hadir dalam rapat terbatas tersebut mengatakan sebelumnya Gubernur Papua sudah mengirim surat pada tanggal 7 April 2020 kepada Presiden yang menyampaikan kondisi yang ada di lapangan. Isi surat tersebut menceritakan seluruh konsentrasi dan sumber daya yang ada di Papua diarahkan untuk penanganan Covid-19.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf ) telah menetapkan langkah-langkah strategis bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa tanggap darurat COVID-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu mengatakan pemerintah membagi tiga tahapan dalam penanganan COVID-19. Yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Pihaknya telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19.
Pada masa tanggap darurat telah digulirkan program-program yang meliputi penyediaan fasilitas akomodasi, transportasi, dan konsumsi bagi tenaga medis dan tenaga pendukung RS Rujukan penanganan COVID-19 sesuai rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Hingga saat ini ada lebih dari 2.000 tenaga kesehatan di Jakarta yang telah terfasilitasi, bekerja sama dengan bisnis hotel dan transportasi. Kerja sama ini juga sebagai bentuk dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap sektor-sektor tersebut agar tetap bisa mempekerjakan pegawainya.
Kemenparekraf/Baparekraf secara mandiri juga menggulirkan program untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah- UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Diantaranya melalui kampanye nasional #GerakanMaskerKain, #GerakanLaukSiapSaji, dan Gerakan #SatuDalamKopi yang bertujuan menggerakkan perekonomian dalam masa penanganan dampak COVID-19.
#GerakanMaskerKain menargetkan pengadaan 1 juta masker kain secara nasional. Dalam program tersebut Kemenparekraf melibatkan UMKM di sektor ekonomi kreatif untuk berperan serta. Sehingga mereka tetap bisa menjalankan usaha di tengah pandemi, dan produk yang dihasilkan juga sangat bermanfaat untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
Hal yang sama juga akan dilakukan dalam #GerakanLaukSiapSaji. Kemenparekraf/Baparekraf bekerja sama dengan pengusaha makanan, UMKM pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah untuk menyiapkan makanan bagi mereka yang terdampak, baik masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif sendiri serta masyarakat pada umumnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Perindustrian dan didukung Tokopedia menggulirkan kampanye #SatuDalamKopi sebagai upaya bersama memajukan kopi nusantara sekaligus menggerakkan roda perekonomian pelaku industri kopi nasional agar tetap bergulir di tengah pandemi COVID-19.
Ada juga program pelatihan online gratis untuk peningkatan keterampilan dan reskilling pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnuthama berharap, lewat program-program ini masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif semakin kompetitif dan siap bangkit bersama ketika pandemi dinyatakan selesai.