Radio Republik Indonesia dan Radio Thailand menandatangani nota kesepahaman di RRI Jakarta, Rabu (8/8). Kantor Berita Radio Nasional melaporkan, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI, M. Rohanudin, berharap, dengan adanya nota kesepahaman itu akan memperluas jangkauan informasi yang ada di Indonesia ke Thailand. Menurutnya, kerja sama kedua radio tersebut sangat penting, karena RRI akan memberikan informasi yang sangat bermanfaat dan pentingke Negara lain, termasuk Thailand.
Sebelumnya, RRI menyambut kedatangan Executive Director Radio Thailand, Kittisak Hankla, dan jajarannya Rabu (8/8) pagi. Turut hadir dalam acara itu, antara lain anggota Dewan Pengawas LPP RRI, Dwi Hernuningsih, Direktur Program dan Produksi, Soleman Yusuf, Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha, Richard Poyk, Direktur Teknologi Media Baru, Rahadian Gingging, dan Kepala Siaran Luar Negeri, Agung Susatyo.Sementara dari Radio Thailand, hadir anggota Executive Director Radio Thailand and Public Relations Departement, Valeerat Sakornpant, Head of Bilateral Relations, Siriwan Dampreeda, dan Project Coordinator and World Service, Sawanya Sanguanboon. kbrn
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta seluruh anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia -ISEI membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia sesuai dengan perannya masing-masing, baik sebagai ekonom, akademisi, birokrat maupun profesional. Dengan empat macam profesi yang sebagian besar dilaksanakan ISEI, maka dapat membawa perubahan, baik di kebijakan negara, kebijakan swasta maupun kemajuan bersama. Kombinasi itu tentu akan membawa ISEI mempunyai andil besar bagi perekonomian nasional.
Antara melaporkan, permintaan tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat memberikan pidato kunci dalam Kongres ISEI ke-20 di Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/8) malam. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang secara keseluruhan mencapai 5,17 persen, masih berada di posisi tengah dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut, Jusuf Kalla menyebutkan, perlu dilakukan peningkatan produktivitas di berbagai sektor, salah satunya yang paling utama adalah peningkatan produksi bahan pangan. antara
Presiden RI Joko Widodo melepas kontingen Indonesia untuk Asian Games ke-18 2018 di Jakarta dan Palembang, Sumatra Selatan, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/8). Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan, para atlet yang akan berlaga merupakan putera puteri terbaik dan mewakili 263 juta penduduk Indonesia. Presiden mengaku telah menyaksikan para atlet berlatih dalam mempersiapkan diri berlaga pada Asian Games ke-18 mendatang. Presiden optimistis, para atlet akan mampu meraih target raihan 16 medali emas, dan memasukkan Indonesia ke dalam jajaran 10 besar negara pengumpul medali terbanyak Asian Games.
“Saya tahu saudara-saudara seluruh atlet yang didukung pelatih dan offisial, telah berlatih sangat panjang dengan kerja keras yang amat sangat dan saya meyakini dengan kerja keras, dengan berlatih yang rentangnya cukup panjang saya meyakini insyaallah emas akan sebanyak-banyaknya kita dapatkan. Targetnya tadi sudah disampaikan oleh bu Menko, jelas, targetnya jelas, masuk 10 besar. Emas yang kita dapatkan minimal juga jelas tadi. Minimal 16. Minimal. Artinya kalau tambah banyak boleh, kurang 1 tidak boleh.”
Sebanyak 1.383 anggota kontingen Indonesia dilepas secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Jumlah tersebut terdiri atas 938 atlet, 365 offisial, dan 80 headquarter. Tim ini akan mengikuti 40 cabang olahraga pada 67 disiplin dan 465 nomor pertandingan untuk memperebutkan 465 medali emas. Asian Games 2018 akan dibuka pada 18 Agustus. Namun, sejak tanggal 10 Agustus sudah dimulai babak penyisihan cabang sepakbola. Indonesia akan bertanding pada tanggal 12 Agustus 2018 melawan China Taipei di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat. (Ndy)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menerima kunjungan Penasihat Bidang Keamanan Nasional Myanmar, Thaung Tun, di Kementerian Luar Negeri RI Jakarta, Rabu (8 Agustus) untuk membahas kerja sama bilateral dan perkembangan terbaru di Rakhine State, Myanmar. Kepada wartawan, Retno Marsudi mengatakan, pada pertemuan tersebut, dirinya kembali menyampaikan kesediaan Indonesia untuk membantu Myanmar mempercepat penyelesaian masalah terkait etnis Rohingya. Untuk itu, pihaknya terus mendorong Myanmar bersikap terbuka, dengan memberikan informasi terbaru di Rakhine State. Myanmar juga secara langsung menyampaikan apresiasi atas pembangunan rumah sakit oleh Indonesia di Rakhine State.
“Tadi saya menerima kunjungan National Security Advisor. Jadi kita bicara dengan sangat terbuka mengenai perkembangan di sana. Saya minta untuk agar kita diupdate mengenai perkembangannya seperti apa, terus bagaimana kita sekali lagi dapat membantu untuk mempercepat penyelesaian masalah itu. Nah, banyak sekali yang bisa kita bahas tapi intinya adalah perlu terus keterbukaan supaya Myanmar bisa mendapatkan trust dari negara – negara lain. Perkembangan itu harus terus dikomunikasikan keluar. Jadi intinya itu. Dan mereka sangat mengapresiasi bantuan pembangunan rumah sakit yang saat ini sedang terus berjalan.”
Lebih lanjut Menteri Retno Marsudi mengatakan, pembangunan rumah sakit oleh Indonesia di Rakhine State sangat diapresiasi, karena melibatkan pekerja dari latar belakang yang berbeda atau bersifat inklusif. Model pembangunan yang bersifat inklusif tersebut nantinya akan diadaptasi untuk pembangunan Rakhine State di masa yang akan datang. Rumah sakit Indonesia yang dibangun sejak bulan November 2017, rencananya akan mulai beroperasi di akhir tahun ini. Rumah Sakit Indonesia yang berada di Myaung Bwe Village, Mrauk-U Township, Rakhine State, Myanmar adalah sebuah langkah diplomasi kemanusiaan di dunia internasional, kerja sama Medical Emergency Rescue Committee -MER-C dan Palang Merah Indonesia. Rezha