Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, ASEAN hingga kini terus memberikan kontribusinya dalam menciptakan lingkungan global yang damai dan stabil melalui sentralitasnya. Menteri pada peringatan Hari Ulang Tahun ASEAN ke-51 di Jakarta, Rabu (8 Agustus) meyakini, ASEAN melalui sentralitas yang dimilikinya mampu membawa seluruh anggotanya untuk lebih maju dan berkembang pesat.
“Bahwa ASEAN itu berkontribusi banyak di dalam penciptaan atau menciptakan environment yang damai, stabil, dan ini terasa sekali pada saat kita bicara misalnya saat EAS (Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur) kemarin. Itu kelihatan sekali bahwa semua negara, hampir semua negara tetap memberikan dukungannya terhadap sentralitas ASEAN, bahkan di dalam pengembangan konsep Indo Pasifik. Jadi kan selalu diskusinya banyak tetapi di situ kelihatan sekali sehingga kita sangat yakin bahwa dengan sentralitas ASEAN kita bisa maju cepat. Tadi saya sampaikan kalau sentralitas ASEAN itu disupport, diakui oleh banyak pihak, semua partner kita, maka yang penting untuk menjaga itu antara lain adalah mengenai unity of ASEAN.”
Lebih lanjut Retno Marsudi mengatakan, Hari Ulang Tahun ASEAN ke- 51 dapat menjadi momen untuk merenungkan sejauh mana dan ke mana ASEAN akan melangkah selanjutnya. Ia menjelaskan, secara eksternal, tantangan yang dihadapi seluruh negara anggota ASEAN adalah bagaimana menjaga ASEAN tetap relevan seiring dengan perubahan tatanan global. Sementara secara internal, tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana mengupayakan manfaat ASEAN agar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Menurut Retno Marsudi, organisasi regional ini telah mengubah Asia Tenggara dari wilayah yang berseteru menjadi saling bersahabat, dari kantong kemiskinan menjadi wilayah yang penuh kesempatan,dan dari zona yang tidak stabil menjadi wilayah dengan ekosistem damai, stabil, dan makmur. Menteri menambahkan, di luar berbagai capaian positif tersebut, ASEAN seringkali menerima kritikan, karena dianggap lambat atau bahkan gagal menanggapi tantangan di regional dan global yang cepat berubah. Namun, kritik yang diterima ASEAN bersifat membangun, untuk membuat organisasi regional ini lebih baik lagi. Rezha
Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Rabu di Jakarta mengatakan, pemerintah Indonesia berkomitmen dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Menurutnya saat ini pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden tentang Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Lebih lanjut dirinya menyatakan, guna mendorong pencapaian SDGs tersebut, pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional SDGs. Woro Srihastuti menambahkan, upaya ini patut didukung oleh pemerintah daerah dengan menerbitkan Rencana Aksi Daerah agar SDGs sebagai kesepakatan global dapat dicapai guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
“ Selanjutnya daerah diharapkan menyusun Rencana Aksi Daerah yang dengan melibatkan actor-aktor kunci baik berasal dari masyarakat, organisasi masyarakat sipil, akademisi dan dunia usaha. Selain itu pemerintah Indonesia juga telah melakukan penyelarasan target dan indicator SDGs kedalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah nasional baik pada periode yang sedang berjalan ini maupun periode selanjutnya. Langkah-langkah ini dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung kesepakatan global tersebut demi mewujudkan pembangunan yang adil damai dan berkelanjutan “. Ungkap Woro Srihastuti Sulistyaningrum
Lebih lanjut Woro Srihastuti menyampaikan, saat ini pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sedang menyusun studi latar belakang (background study) bagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2020-2024. Menurutnya saat ini pemerintah sedang mengumpulkan berbagai indicator perencanaan pembangunan yang nantinya akan dituangkan kedalam dokumen perencanaan pembangunan pemerintah. Ia mengatakan proses pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia sepatutnya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua pihak agar pembangunan di Indonesia dapat tercapai secara menyeluruh. (ndy)
Untuk ketujuh kalinya konferensi tingkat Menteri “Bali Process” dilaksanakan, di Nusa Dua Bali, Selasa, 7 Agustus 2018. Kali ini penyelenggaraannya melibatkan 281 delegasi, 45 negara, 4 organisasi internasional serta 26 menteri dan selevel menteri. Namun, dalam pelaksanaannya tahun ini terdapat inovasi baru, yaitu bergabungnya sektor bisnis untuk turut melawan irregular migration atau yang berkaitan dengan perdagangan manusia dan penyelundupan orang serta kejahatan trans negara terkait. Ketika menggelar pernyataan pers bersama, Menteri luar negeri, Retno Marsudi, mengatakan, sektor bisnis memiliki peran signifikan, terutama berkolaborasi dengan pemerintah, dalam mengalamatkan isu irregular migration disebabkan faktor ekonomi. Lebih lanjut Retno menambahkan, selain pihaknya menilai bahwa kesejahteraan adalah kunci melawan irregular migration di kawasan.
‘’Karena, kita tahu bahwa kesejahteraan itu adalah kunci dalam melawan kejahatan lintas negara, perdagangan manusia dan jaringan penyelundupan di Kawasan. Poin selanjtunya adalah kolaborasi yang dekat antara pemerintah dan sektor bisnis merupakan hal strategis, untuk memastikan bahwa dalam jaringan global terbebaskan dari tindak kriminal tersebut,
Ketua Konferensi Tingkat Menteri ketujuh “Bali Process” yang juga merupakan Menteri luar negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan, sejak diinisiasi dalam “Perth Forum” tahun lalu di Australia, banyak pelaku bisnis yang ingin bergabung dalam forum bisnis di “Bali Process”. Menurut Julie, pemerintah sadar dengan keterbatasan kemampuan dalam memerangi penyelundupan orang dan perdagangan manusia memerlukan adanya keterlibatan sektor swasta.
‘’Tahun lalu untuk pertama kalinya kita menyampaikan “Government and Business Forum”, kenapa sektor bisnis dilibatkan ? Karena, pemerintah sadar bahwa masalah ini tidak dapat ditangani sendiri dan termasuk untuk melahirkan berbagai solusi yang ada. Olehkarenanya, memerlukan adanya dukungan dari sektor swasta.
Ketua forum pemerintah dan bisnis “Bali Process”, Eddy Sariaatmadja mengatakan, dilahirkannya “Rekomendasi AAA” yaitu Acknowledge, act and advance memiliki konsep yang jelas. Khususnya, bagaimana sektor bisnis dan pemerintah bekerjasama untuk melawan perbudakan paksa dan perdagangan manusia.
‘’AAA itu memiliki konsep yang jelas dan direksi yang tepat. Tentang bagaimana sektor bisnis dan pemerintah bekerja sama untuk melawan perbudakan paksa dan perdagangan manusia. Saya harap para partisipan mengimplementasikan komitmen AAA itu kedalam aksi melawan perbudakan paksa dan perdagangan manusia.
Ketua Forum Pemerintah dan Pebisnis “Bali Process”, yang juga merupakan ketua Fortescue Metals Group, Andrew Forrest, mengatakan, satu-satunya jalan untuk mengakhiri perbudakan modern yaitu dengan bersatunya garis terdepan yang terdiri atas pebisnis besar dan pemerintah. Andrew menambahkan, disaat yang bersamaan sektor bisnis juga memanggil seluruh pemerintah untuk mendukung legislasi bagi perbudakan modern dan pemerintah harus memperkuat, mengimplementasikan dan melaksanakan legislasi yang ada. Dimana menurut Andrew, hal itu sebagai bentuk dukungan mendukung rantai penyediaan yang transparan dan etika perekrutan, untuk melindungi pekerja serta memperkecil resiko terjadinya perbudakan
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyampaikan ucapan simpati yang mendalam kepada Presiden RI Joko Widodo terkait gempa bumi yang terjadi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada MInggu (5/8). Demikian keterangan tertulis Kedutaan Besar Jepang di Jakarta yang diterima Antara pada Selasa. Selain PM Abe, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono juga telah mengirimkan ucapan simpati dan belasungkawa kepada Menlu RI Retno Marsudi.
Taro Kono mengatakan, Pemerintah Jepang telah siap memberikan bantuan apapun yang diperlukan oleh pemerintah Indonesia. Ia juga mendoakan agar para korban luka dapat segera sembuh, kemudian area yang mengalami kerusakan akibat gempa dapat segera pulih. Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Lombok pada Minggu (5/8) malam menyebabkan 105 orang meninggal dunia dan lebih 200 orang luka-luka. Antara