Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, gugatan uji materi terkait syarat pencalonan Capres dan Cawapres ke Mahkamah Konstutusi bukan inisiatifnya sendiri, melainkan sebelumnya telah dibicarakan dengan Presiden Joko Widodo. Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, pada Selasa (24/7/2018) mengatakan Ia enggan disudutkan jika dirinya yang berinisiatif mengajukan gugatan tersebut. Jusuf Kalla menyebut pembicaraan gugatan ke MK dengan Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan progam Pemerintahan Jokowi-JK pada tahun 2019 ke depan.
‘’Saya hanya meminta penafsiran, tentu hal ini saya bicarakan dengan Pak Jokowi sendiri sebagaimana telah disampaikan oleh juru bicara presiden sendiri dan itu bukan sendirian, saya bicarakan hal tersebut, baru saya ikut serta dalam perkara ini, bukan saya sendiri, begitu juga sebelumnya ada pembicaraan-pembicaraan awal untuk bagaimana kelanjutan pemerintah ini untuk lebih berhasil’’.
Lebih lanjut Jusuf Kalla mengatakan, meskipun demikian, ia tidak lagi berambisi maju di Pilpres, walaupun dukungan sejumlah pihak yang mendorongnya maju di Pilpres 2019 mendatang. Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden telah dua periode namun tidak secara berturut turut, yaitu menjabat Wapres periode 2004-2009 mendampingi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan menjabat Wapres periode 2014-2019 mendampingi Presiden RI ke-7 Joko Widodo. (Rizki)
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya menyiapkan cara untuk mencegah penyebaran konten negatif oleh sindikat menjelang pemilihan presiden dan legislatif pada 2019. Kerja sama dengan sesama institusi pemerintah, terutama dengan polisi itu ditingkatkan. Hal itu dikatakan Rudiantara kepada Antara di Jakarta, Selasa. Ia menuturkan rujukan dunia maya jelas, yakni selama melanggar UU ITE akan dilakukan penindakan, tetapi untuk di dunia nyata penindakannya bukan oleh Kominfo, melainkan polisi sehingga kerja sama dua institusi itu harus terus ditingkatkan. Dikatakannya, cara penanganan konten negatif, harus disisir sampai ditemukan konten yang melanggar undang-undang, baru ditemukan akunnya. Selanjutnya, Kominfo meminta platform media sosial untuk menutup akun tersebut. Antara
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan Otoritas Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi Sanitasi dan Makanan Republik Demokratik Timor Leste (AIFAESA) dalam bentuk pelatihan inspektur pangan. Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas aparatnya sekaligus pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan di negara itu. Hal itu dikatakan Kepala BPOM RI Penny Lukito dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin. Ia mengatakan pelatihan yang diselenggarakan BPOM RI pertama kali dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan ini diharapkan dapat mendukung kebijakan politik luar negeri RI. BPOM berharap dapat berbagi dengan negara berkembang lainnya melalui bantuan di berbagai bidang, khususnya pengawasan obat dan makanan. Pada kunjungan kerja Kepala BPOM RI ke Timor Leste tahun 2017, BPOM telah menyampaikan komitmennya untuk membangun kerja sama yang lebih konkrit dengan Timor Leste melalui kolaborasi dalam bidang pengawasan pangan dan keamanan pangan, laboratorium obat, penyusunan standardisasi obat, dan kerja sama dalam pengawasan peredaran obat di perbatasan Indonesia dan Timor - Leste. Antara
Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Meksiko di Jakarta menggelar pameran foto bertajuk “Saling Menatap” atau “Miradaz Cruzadas” di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri RI, tanggal 23 hingga 26 Juli. Pameran foto tersebut digelar dalam rangka perayaan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Meksiko. Pameran foto tersebut akan menampilkan karya dua fotografer, yakni Desiree Harahap dari Indonesia dan Marcela Taboada dari Meksiko. Keduanya sama-sama pernah menyusuri kota-kota di Indonesia dan Meksiko kemudian menuangkan kisah perjalanannya melalui karya foto. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Anshor dalam pidato pembukaan pameran foto tersebut mengatakan foto adalah media seni yang tepat untuk menggambarkan kondisi manusia yang ada di kedua negara.
“ Ini adalah pameran yang unik, foto, seperti yang kita tahu fotografi adalah cara yang paling mudah diakses, paling demokratis untuk menciptakan seni. Setiap orang memiliki akses untuk membuat foto. Foto adalah media artistik yang paling mampu menangkap kondisi manusia. Tapi tentu saja saya katakan ini istimewa, karena sepengetahuan saya keduanya berasal dari dua negara yang bagi mereka masing–masing negara itu saling cocok. Dan tentu saja juga ada lintas budaya “. Kata Muhammad Anshor
Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Armando Alfares yang juga hadir pada pembukaan pameran tersebut mengatakan selama 65 tahun menjalin hubungan persahabatan, Indonesia dan Meksiko merupakan dua negara yang terus maju bersama. Ia berharap karya foto yang terpampang di pameran tersebut menjadi saksi bagaimana kedua negara bertumbuh dan maju. Melalui perjalanan mereka, kedua fotografer memberikan gambaran dalam karya foto mereka kesamaan dalam kehidupan sehari-hari orang-orang di Indonesia dan Meksiko. Pameran foto ini juga mencerminkan aspek kehidupan sehari-hari yang berbeda dari Indonesia dan Meksiko seperti tradisi, kehidupan wanita, anak-anak dan keluarga, serta daerah perkotaan dan pedesaan. (VOI/Rezha)