24
July

 

Kampanye hitam Uni Eropa yang mendiskriminasi komoditas kelapa sawit menjadi salah satu perhatian dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI), Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah. Usai pertemuan yang digelar di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pada awak media bahwa Indonesia dan Malaysia akan terus bekerjasama walaupun proses trialog antara kedua negara dan Uni Eropa sudah selesai. Selain itu ia juga menyatakan bahwa kedua negara juga sudah mengirimkan surat resmi kepada Uni Eropa untuk menanggapi proses trialog ini.

“ Jadi kelapa sawit, proses trialog sudah selesai tapi kita masih harus terus bekerjasama untuk post-trialognya. Saya sampaikan saya sudah berkirim surat kepada Menteri Luar Negerinya Uni Eropa dan beliau tadi juga mengatakan bahwa beliau akan mengirimkan surat menanggapi proses trialog ini. Oleh karena itu beliau juga tadi sampaikan kepada Presiden bahwa Indonesia dan Malaysia Indonesia dan juga tidak ada pilihan lain selain bekerjasama kuat untuk menangani kampanye negatif yang dialami oleh kelapa sawit “. 

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad menyampaikan kepada Presiden RI, Joko Widodo bahwa  Malaysia dan Indonesia perlu bekerja sama memperjuangkan kelapa sawit karena tudingan Eropa bahwa produksinya merusak lingkungan tidaklah benar. Perdana Menteri Mahathir Mohamad  meyakini, alasan Eropa melakukan kampanye negatif terhadap kelap sawit asal Indonesia dan Malaysia lebih kepada motif bisnis semata. Namun, selama ini alasan yang dikemukakan selalu masalah lingkungan yang telah dibantah dengan berbagai penelitian oleh Indonesia dan Malaysia. Terkait dengan isu lingkungan dan kelapa sawit, Indonesia merupakan salah satu anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibentuk tahun 2004. RSPO berperan menginformasikan tentang minyak kelapa sawit yang lestari serta sistem sertifikasi minyak kelapa sawit. Indonesia telah berkomitmen kepada Uni Eropa melalui proyek kelapa sawit berkelanjutan Eropa tahun 2015. Proyek itu diadakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan terhadap standar sertifikasi sesuai definisi RSPO. (VOI/Rezha)

23
July

 

Presiden RI Joko Widodo mengunjungi pameran otomotif bertema Gelaran Otobursa Tumplek Blek 2018 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/7). Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta,  Senin (23/7) melaporkan, Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah stan otomotif yang menjual beragam motor hasil modifikasi beserta aksesorisnya. Setelah mengunjungi pameran otomotif, Presiden Jokowi menyaksikan festival musik "We The Fest 2018". Presiden Jokowi mengatakan, keberagaman suku dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia jika dikelola dengan baik akan menjadi sebuah kekuatan untuk mengembangkan industri kreatif Indonesia. Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, juga mengunjungi beberapa stan yang menjual cindera mata bertema "We The Fest". Antara

23
July

 

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, deklarasi Bandung tahun 1955 masih sangat relevan untuk membangun benua Asia dan Afrika yang maju dan sejahtera. Abad 21 ini harus menjadi abad kejayaan negara Asia dan Afrika. Hal ini ditegaskan Menteri Retno saat membuka the International Conference on the Role of Afro-Asian Universities in Building Civilizations di Pondok Moderen Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (22/7).  Di hadapan peserta konferensi yang berasal dari perwakilan universitas di negara-negara Asia dan Afrika, Menteri menyampaikan, bangsa-bangsa Asia Afrika harus menyatukan kekuatan dan potensi untuk menghadapi berbagai tantangan, seperti konflik, kemiskinan, keterbatasan infrastruktur, dan akses pendidikan. Kantor Berita Radio Nasional menyebutkan, untuk membangun peradaban Asia dan Afrika, Menteri Retno menyebutkan peran vital pendidikan dan universitas dalam mempersiapkan generasi muda Asia dan Afrika. Yaitu pendidikan harus bisa menjadi jawaban untuk mendorong nilai-nilai perdamaian dan toleransi, pendidikan adalah instrumen utama dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan good governance, dan pendidikan harus menjadi kendaraan bagi upaya menyebarkan semangat kewirausahaan demi kemandirian ekonomi. KBRN 

23
July

 

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI menyatakan, publikasi ilmiah Indonesia melampaui Singapura dan Thailand pada awal Juli 2018. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (22/7) berharap akan ada lebih banyak hasil penelitian anak-anak bangsa Indonesia yang dipublikasikan di tingkat internasional. Antara melaporkan, publikasi Ilmiah Internasional merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa selain jumlah kekayaan intelektual. Selain itu, tingkat kesiapan hasil ilmiah merupakan pertanda bergeraknya roda-roda penelitian sebagai motor bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dari sebuah negara. Untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah Indonesia, menurut Menteri Nasir, pihaknya mengeluarkan kebijakan bahwa dosen atau guru besar dan rektor wajib melakukan publikasi ilmiah. Dengan kebijakan itu, pada 2017, publikasi ilmiah Indonesia telah mencapai 18.500 dokumen, sementara Thailand di angka 16.500 dokumen. Antara