Be Tourist ialah komunitas tour operator yang bekerja dengan Wonderful Indonesia dan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata untuk menarik wisatawan asing datang ke Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh General Manager Be Tourist, Reyhan Pattiwael, pada acara Indonesia Heritage Tour di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat (18/01).
"Sebenernya cukup erat kerjanya karena kita carry along Wonderful Indonesia. Brand kita yah, sedangkan anda tahu ada Wonderful Indonesia dan ada Pesona Indonesia. Kita bekerja dengan Wonderful Indonesia karena memang kita adalah community based inbound tour operator. Jadi kita memang tour operator yang khusus untuk inbound fokusnya. Jadi kita hanya melayani foreigners. Thats why saya ngundang esspecially specifically itu dari orang asing yang tinggal disini, bahkan mungkin tadi pagi ada turis juga join kita, the real tourists, jadi dia tidak tinggal disini. Dia hanya stay beberapa hari ".
Selain bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Be Tourist juga menjalin kerjasamanya dengan southeastasia.com untuk mengembangkan produknya dan dapat secara mudah di akses oleh wisatawan mancanegara yang ingin datang ke Asia atau Indonesia. (voi)
.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas kunjungan kenegaraan dan kunjungan resmi ke lima negara di Asia Selatan.
Retno Marsudi di halaman Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis mengatakan, menurut rencana, Presiden akan berkunjung ke lima negara minggu depan. Negara tersebut adalah Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Menurut Retno Marsudi, misi yang akan dibawa dari tiap kunjungan tersebut berfokus pada upaya peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi.
Populasi penduduk yang besar dari beberapa negara yang akan dikunjungi seperti India, Pakistan dan Bangladesh, ujar Retno, dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkokoh kerja sama di bidang ekonomi.
Kesuksesan kerja sama transportasi kereta api dengan Bangladesh serta ekspor batubara dan minyak sawit dengan sejumlah negara itu, tambah Retno, ingin diperluas ke negara lain di kawasan Asia Selatan.
Retno Marsudi menjelaskan "selain itu tentunya diplomasi untuk kemanusiaan kita juga akan di jalankan, diplomasi perdamaian kita juga akan kita bawa di dalam kunjungan Presiden ke lima negara tersebut".
Presiden Jokowi saat di India juga akan menghadiri KTT India-ASEAN di New Delhi dan juga mendapat undangan menghadiri perayaan Republic Day India yang memperingati hari konstitusi India.
VOI BERITA : Presiden Vietnam Tran Dai Quang mengatakan kerjasama dengan Indonesia akan terus ditingkatkan dan menguntungkan keduabelah pihak.
Dalam pertemuan dengan Ketua DPD RI Oesman Sapta di Istana Presiden Vietnam, di Hanoi, Kamis, Presiden menyambut baik hubungan antara Indonesia dan Vietnam yang telah terjalin selama ini.
Presiden Tran Dai Quang juga menyampaikan undangan kepada Presiden Joko Widodo untuk dapat berkunjung ke Vietnam.
Ketua DPD RI Oesman Sapta mengatakan antarkedua negara telah saling memahami dan berpeluang meningkatkan kerjasama khususnya ekonomi.
"Yang saya pikir mereka memahami sekali tentang Indonesia dan kita pahami tentang Vietnam kita juga tingkat perdagangan cukup baik, tahun ini meningkat sampai 10 miliar dolar AS, mereka mengharapkan sekali bagaimana hubungan kita bisa ditingkatkan," kata Oesman Sapta.
Seusai bertemu dengan Presiden Vietnam, Ketua DPD RI bersama rombongan juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong di Kantor Sekjen.
Kunjungan Oesman Sapta ini juga merupakan kunjungan balasan Sekjen Partai Komunis Vietnam ke Indonesia, Agustus tahun lalu.
Sekjen Partai Komunis Vietnam mengapresiasi atas kunjungan balasan Ketua DPD RI. Nguyen Phu Trong mengatakan memiliki kesan yang mendalam saat kunjungan ke Indonesia tahun lalu.
Saya menyimpan kesan yang sangat baik kunjungan saat kunjungan ke Indonesia.
Saya berharap kunjungan kali ini memberikan sumbangan peningkatan kemitraan teknis.
Dalam kunjungan ke Hanoi dalam rangka menghadiri Forum Parlemen Asia Pasifik ke-26 selain dihadiri oleh Ketua DPD RI Oesman Sapta, juga Wakil Ketua DPR RI Fachri Hamzah, Ketua BKSP DPR RI dan sejumlah anggota DPD dan DPR RI.
(Kemlu Foto)
VOI BERITA Harapan Indonesia untuk segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung alias floating photovoltaicsolar power plant berkapasitas 200 MW nampaknya semakin mendekati kenyataan.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement Pengembangan Floating Photovoltaic Solar Power Plant 200 MW di Waduk Cirata, Jawa Barat antara PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Investasi dengan Perusahaan MASDAR dari Persatuan Emirat Arab pada Selasa sore (16/1) di Abu Dhabi.
Naskah perjanjian ditandatangani langsung oleh CEO MASDAR Mohamed Jameel Al Ramahi dan Direktur Utama PT PJB Investasi Gunawan Yudi Hariyanto, serta turut disaksikan oleh Direktur Pengembangan Niaga PT PJB investasi Henky H Basudewo dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab Husin Bagis.
Penandatanganan Consortium Agreement tersebut merupakan tindak lanjut dari MoU Kerja Sama Energi antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab yang disepakati pada Januari 2017, serta penandatanganan Project Development Agreement (PDA) antara PJB Investasi dan MASDAR pada November tahun lalu.
Usai penandatanganan perjanjian tersebut, para pihak akan melanjutkan proses kerja sama ke tahapan komitmen yang lebih tinggi, yaitu Perjanjian Jual Beli Listrik atau Power Purchase Agreement.
“Kita segera membuat Power Purchase Agreement terkait dengan harga jual ke PLN," kata Direktur Pengembangan Niaga PT PJB investasi Henky H Basudewo.
“Setelah itu, kami akan menentukan pembagian tanggung jawab dari masing-masing pihak," lanjutnya.
Biaya investasi proyek pengembangan PLTS Terapung sendiri diperkirakan sebesar 180 juta Dollar AS atau sekitar 2,43 triliun Rupiah, dan akan menjadi proyek pionir di Indonesia. Tidak hanya itu, dengan kapasitas produksi listrik sebesar 200 MW, PLTS ini merupakan proyek floating photovoltaic terbesar di Indonesia.
Duta Besar Husin Bagis di sela-sela acara penandatanganan menyampaikan harapannya agar keberadaan proyek PLTS Terapung ini kiranya dapat menambah warna investasi dari negara-negara GCC (Teluk).
“Pemerintah Indonesia akan terus mendorong terwujudnya proyek energi terbarukan ini," ujar Husin Bagis. Kemlu