mazpri

mazpri

01
January

Peringatan dini cuaca Jabodetabek per 01 Januari 2020 mulai pukul 04.30 WIB adalah masih bakal terus diguyur hujan dengan intensitas beragam. 

Waspada potensi hujan berkelanjutan mulai pagi ini adalah untuk wilayah Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Tangerang, Cipondoh, Serpong, Ciledug, Kramat Jati, Jagakarsa, Pasar Rebo, Ciracas, Cimanggis, Legok, Curug, Pondok Aren, Cilandak, Pasar Minggu, Cipayung, Kampung Makasar, Jatinegara, dan sekitarnya. 

Curah hujan dapat terus meluas ke wilayah Mampang Prapatan, Kebayoran Baru, Tanah Abang, Palmerah, Kebon Jeruk, Cengkareng, Kembangan, Kalideres, Benda, Batuceper, Sepatan, Jati Uwung, Pasarkemis, Cikupa, Pamulang, Ciputat, Limo, Sawangan, Beji, Pancoranmas, Sukmajaya, Pondok Gede, Duren Sawit, Cakung, Kelapa Gading, Pulo Gadung, Matraman, Tebet, Setiabudi, Pancoran, Menteng, Gambir, Grogol Petamburan, Tambora, Penjaringan, Tamansari, Pademangan, Senen, Sawah Besar, Kemayoran, Cempaka Putih, Tanjung Priok, Johar Baru, Koja, Cilingcing, Tarumajaya, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Jatiasih, Bekasi Timur, Rumpin, Parungpanjang, Cigudeg, Jasinga, Tenjo, Tigaraksa, Balaraja, Cisoka, Parung, Semplak, Gunung Sindur, Bekasi Utara, Gunung Putri, Cibinong, Bojonggede, dan sekitarnya.

"Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 07:30 WIB," demikian informasi bmkg.go.id, Rabu (01/1/2020).

"Untuk Jakarta Timur sudah banyak genangan sejak pagi ini. Lengkapnya nanti dulu, masih dalam pemetaan," terang Rompis Romli, Pengendalian Operasi (Dalops) BPBD DKI Jakarta kepada National Integrated Newsroom Radia Republik Indonesia (RRI), Rabu (01/1/2020).

Sebagai informasi, wilayah Jakarta Timur, kantong pengungsi mulai muncul di wilayah Halim dan Kampung Rambutan. KBRN



23
December

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meluncurkan implementasi Program Biodiesel 30 persen atau B30 di Jakarta, Senin. Sejumlah persiapan tampak sudah dilakukan di SPBU Pertamina yaitu SPBU 31.128.02 di Jalan MT Haryono Jakarta Selatan.

Tampak sudah hadir di lokasi antara lain Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, dan Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sebelumnya guna mengurangi double deficit neraca perdagangan dan transaksi berjalan sejumlah program pun telah dicanangkan Presiden sejak 
2017-2018. Hal itu kembali dicanangkan pada awal bekerjanya Kabinet Indonesia Maju pada Oktober 2019.

Salah satu program yang akan diintensifkan adalah peningkatan porsi CPO pada biodiesel dari B20 ke B30, hingga ke porsi lebih tinggi, di atas 50 persen atau B50.

Program pencampuran CPO ke BBM jenis solar sudah dicanangkan sejak 2008 melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 
32/2008, dengan target B10 pada 2015. Guna meningkatkan porsi CPO dalam BBM solar, Peraturan Menteri ESDM Nomor 32/2008 kemudian dikoreksi oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 25/2013, sehingga implementasi B20 ditargetkan tercapai pada 2016.

Selanjutnya, mandatori penggunaan CPO direvisi lagi melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 
12/2015 dengan target B30 pada 2020 untuk sektor-sektor transportasi PSO dan non PSO, serta industri dan komersial.

Untuk pelaksanaan program B30 pada 2020, pemerintah telah pula menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 227 K/10/MEM/2019 Tentang Uji Coba
Pencampuran BBN Biodiesel 30 persen (B30) ke dalam BBN Solar, yang ditandatangani Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 15 November 2019.(Ant

23
December

Peru ingin belajar dari Indonesia untuk mengembangkan industri minyak sawit, ungkap Manajer Utama Dewan Minyak Sawit Nasional Peru (JUNPALMA), Gregorio Saenz, dalam pertemuan dengan Duta Besar RI Lima di Pucallpa, Peru pada tanggal 19 Desember 2019. Pihaknya mempelajari bahwa industri minyak sawit di Indonesia sudah sangat maju dimana minyak sawit dimanfaatkan tidak hanya sebagai bahan campuran makanan  tapi juga campuran kosmetik, sabun, dan biodiesel. Hal ini sangat berbeda dengan Peru yang baru menghasilkan sebatas produk CPO dan menjualnya kepada perusahaan makanan seperti Alicorp S.A.

Dalam rangka menjajaki rencana kerja sama antara Indonesia dan Peru di sektor minyak sawit, Duta Besar RI Lima telah mengunjungi provinsi Ucayali, Peru untuk bertemu dengan asosiasi minyak sawit di Ucayali yaitu COCEPU, dan perusahaan minyak sawit terbesar di Ucayali yaitu OLAMSA. Selain itu, Duta Besar RI Lima juga mengunjungi langsung perkebunan kelapa sawit di Ucayali dan pabrik kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan OLAMSA.

Provinsi Ucayali merupakan satu dari 4 (empat) provinsi penghasil minyak sawit di Peru. Provinsi lainnya adalah Provinsi San Martin, Provinsi Loreto, dan Provinsi Huanaco. Saat ini, provinsi Ucayali merupakan produsen terbesar di Peru dengan nilai produksi mencapai 200 ribu ton CPO (Crude palm oil) dari 300 ribu ton produksi tahunan CPO di Peru. Perusahaan yang memproses dan mengelola produksi tersebut adalah perusahaan OLAMSA yang didirikan oleh para petani kelapa sawit anggota COCEPU dengan investasi mandiri.

Manager Utama OLAMSA, Nilo Demetrio menyampaikan bahwa terdapat 8 (delapan) pabrik kelapa sawit di Peru dimana 2 (dua) diantaranya dimiliki oleh OLAMSA dan berlokasi di Ucayali. Kapasitas produksi PKS Olamsa tersebut adalah sekitar 24 s.d. 30 ton per jam. Kelapa sawit yang diolah merupakan produksi dari sekitar 1,300 petani sawit yang terasosiasi dengan COCEPU dan petani mandiri di provinsi Ucayali. Adapun peralatan yang dipakai oleh pabrik tersebut berasal dari Malaysia.

Duta Besar RI Lima menanggapi secara positif keinginan dari JUNPALMA, COCEPU dan Perusahaan OLAMSA dalam hal kerja sama pengembangan industri minyak sawit. Diharapkan bahwa perusahaan Indonesia dapat berkunjung ke Peru dan melihat peluang bisnis dan investasi yang dapat dikembangkan dengan Peru. Duta Besar RI Lima juga meminta agar pihak Peru dapat mengunjungi Indonesia untuk melihat secara langsung industri minyak sawit di Indonesia.  Peru ingin belajar dari Indonesia untuk mengembangkan industri minyak sawit, ungkap Manajer Utama Dewan Minyak Sawit Nasional Peru (JUNPALMA), Gregorio Saenz, dalam pertemuan dengan Duta Besar RI Lima di Pucallpa, Peru pada tanggal 19 Desember 2019. Pihaknya mempelajari bahwa industri minyak sawit di Indonesia sudah sangat maju dimana minyak sawit dimanfaatkan tidak hanya sebagai bahan campuran makanan  tapi juga campuran kosmetik, sabun, dan biodiesel. Hal ini sangat berbeda dengan Peru yang baru menghasilkan sebatas produk CPO dan menjualnya kepada perusahaan makanan seperti Alicorp S.A. (Sumber : Kemlu)

23
December

Cola dan Giant, dua orangutan asal Indonesia, akhirnya direpatriasi ke Indonesia 20 Desember 2019. Kegiatan tersebut disaksikan oleh perwakilan Indonesia yang terdiri dari KBRI Bangkok, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Centre for Orangutan Protection (COP) serta Pemerintah Thailand dari Department of National Parks, Wildlife and Plant Conservation, serta Khao Prathubchang Wildlife Breeding Centre di Bandara Suvarnabhumi.

“Repatriasi dua orangutan ini merupakan cerminan komitmen dan upaya Indonesia dan Thailand dalam memerangi perdagangan satwa ilegal serta melestarikan keanekaragaman hayati, utamanya satwa langka". Hal ini disampaikan oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Thailand, Dicky Komar pada upacara serah terima di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, 20 Desember 2019. Pemulangan dua orangutan ini juga merupakan implementasi kesepakatan pada Sidang Komisi Bersama RI-Thailand tahun 2018 lalu. 

Cola (10 tahun) dan Giant (7 tahun) dipulangkan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dari Bangkok ke Jakarta, dan kemudian dilanjutkan ke pusat rehabilitasi di Berau. Dua tempat ini akan menjadi rumah baru bagi Cola dan Giant, setelah berada di bawah perawatan Khao Prathubchang Wildlife Breeding Centre, yang secara intensif memberikan perawatan sejak kedua orangutan tersebut menjadi korban perdagangan satwa ilegal di Thailand tahun 2009 (Cola) dan 2014 (Giant).

Repatriasi dua orangutan korban perdagangan satwa ilegal dilakukan atas kerja sama KBRI Bangkok bersama Tim repatriasi orangutan dari Indonesia yang terdiri dari berbagai pihak, tidak hanya dari instansi Pemerintah tetapi juga melibatkan LSM yaitu Centre for Orangutan Protection (COP) dan bantuan penuh dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Sebelumnya, pada tahun 2015, KBRI Bangkok juga telah membantu pemulangan 14 (empat belas) orangutan korban perdagangan satwa ilegal dari Thailand ke Indonesia. Pihak KBRI Bangkok bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bersama dengan pemerintah Thailand serta pemangku kepentingan terkait akan terus mendukung upaya kedua negara dalam memerangi perdagangan satwa ilegal dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dan konservasi sumber daya alam Indonesia. (Sumber: Kemlu).