mazpri

mazpri

24
February

 

 

Guna meningkatkan minat investasi pengusaha Amerika Serikat ke Indonesia, Direktorat Amerika I, Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan KJRI New York, telah menyelenggarakan “Seminar Investasi Nasional “How to Attract Investors from US Investors Perspective" di Hotel Borobudur Jakarta (22/2). Seminar dihadiri 16 orang investor Amerika Serikat, unsur pemerintah Indonesia terkait, serta perwakilan berbagai asosiasi dagang dan pengusaha di dalam negeri, termasuk Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Secara khusus, Seminar diselenggarakan untuk menggali pandangan preferensi investor AS atas sektor-sektor investasi di Indonesia serta tukar pikiran pengalaman langsung berinvestasi di Indonesia, termasuk dari segi regulasi. Seminar diharapkan dapat tingkatkan kepercayaan dan minat investor AS untuk tingkatkan penanaman modal di sektor yang menjadi prioritas nasional, seperti infrastruktur.

Dalam pembukaan,ActingDirektur Jenderal Amerika dan Eropa, Ratu Silvy Gayatri menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memperoleh predikat “Investment Grade" dari tiga lembaga pemeringkat internasional dan melakukan lompatan signifikan dalam Indeks Kemudahan Berbisnis dari urutan ke-114 pada tahun 2015 menjadi ke-72 di tahun 2017. Hal tersebut didukung situasi kondusif politik dan keamanan dalam negeri dan upaya terus-menerus dari pemerintah untuk menyediakan kerangka hukum yang ramah investasi.

Selain Seminar, ke-16 investor AS juga melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Investor asal AS sampaikan komitmen untuk membantu program prioritas pembangunan di berbagai daerah. Dalam pertemuan dengan Gubernur D.I. Yogyakarta, misalnya, investor AS sampaikan ketertarikan untuk terlibat dalam proyek pembangunan rumah sakit berstandar internasional dan fasilitas layanan kesehatan lainnya.

Penguatan hubungan ekonomi bilateral, termasuk investasi dinyatakan oleh kedua kepala negara saat kunjungan Presiden RI, Joko Widodo, pada Oktober 2015 lalu. Komitmen tersebut kembali diperkuat pada saat kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence ke Indonesia, bulan April 2017.

Seminar dan rangkaian kunjungan investor AS selama di Indonesia diselenggarakan sebagai persiapan penyelenggaraan “Roadmap on Trade, Tourism, and Investment" yang akan diselenggarakan di New York, AS, pada bulan Agustus 2018. (Kemlu)

24
February

Mulai tanggal 10 Februari 2018, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Uzbekistan mendapatkan fasilitas bebas visa. Bebas visa kunjungan tersebut berlaku selama 30 hari dan tidak dapat diperpanjang. 

Kebijakan ini sesuai dengan Keputusan Presiden Uzbekistan yang berjudul "Langkah Lanjutan Pemerintah Untuk Menciptakan Suasana Kondusif bagi Pengembangan Turisme Potensial Republik Uzbekistan". Selain Indonesia,Uzbekistanmemberifasilitas bebas visa bagi turis dari6negara lainnya, yaitu Israel, KoreaSelatan, Malaysia, Singapura, Turki,dan Jepang. 

telah memberlakukan peraturan bebas deklarasi bagi turis yang membawa uang kurang dari US$.2000. Turis dimaksud dapat keluar di jalur bertanda hijau di bandara internasional Islam Karimov Tashkent. (Kemlu)

24
February

 

KBRI Sofia bekerja sama dengan International Power Supply (IPS) yang merupakan perusahaan di bidang energi Bulgaria dan The Purnomo Yusgiantoro Center menyelenggarakan acara Sustainable Innovation Forum di Hotel Kempinski, Jakarta (22/3). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Ignasius Jonan, membuka acara yang bertujuan untuk membahas peluang energi terbarukan di Indonesia dan sistem ketenagalistrikan off-grid yang berkelanjutan ini. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait seperti kalangan pemerintah, pengusaha, akademisi.

Dalam acara Sustainable Innovation Forum ini telah ditandatangani MoU kerja sama antara IPS dengan PT Len Industri (Persero) yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi baru agar investasi di bidang tenaga surya semakin murah serta sesuai dengan kebutuhan dan rencana pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Selain itu juga ditandatangani kerja sama IPS dengan Universitas Teknologi Bandung dan Universitas Pertahanan di bidang penelitian dan  peluang alih teknologi.

​Dubes RI di Sofia, Sri Astari Rasjid mengharapkan agar kerja sama dan MoU yang telah ditandatangani dapat berjalan secepatnya untuk memberi manfaat kepada masyarakat Indonesia. KBRI Sofia akan meneruskan upaya yang telah dilakukan selama ini untuk mendorong investasi dan perdagangan RI-Bulgaria, khususnya di masa Bulgaria memegang presidensi Uni Eropa sekarang ini.

Topik yang dibahas selama acara ini penting karena lebih dari 2.000 desa kekurangan akses listrik pada 2017 dan pemerintah diharapkan mencari solusi terbaik guna mengatasi tantangan penyediaan listrik pedesaan di luar dari jaringan sistem PLN. Beberapa tantangan yang dibahas dalam forum tersebut adalah kurangnya tenaga ahli lokal berkualifikasi, biaya perawatan dan operasi yang tinggi, penggantian baterai, dan instalasi kelistrikan.

IPS merupakan perusahaan Bulgaria yang ingin mendukung Indonesia mengatasi tantangan teknologi dalam peningkatan energi terbarukan serta berkontribusi dalam peningkatan akses energi di lokasi-lokasi terpencil. Sebelumnya IPS juga telah mengembangkan sistem energi hibrida operasional pertama di terminal bus di Solo. (Kemlu)

24
February

Forum Komunikasi Bilateral (FKB) Indonesia-Ukraina ke-2 DIgelar di Kyiv, Ukraina (22/2). Delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Muhammad Anshor, sedangkan Delegasi Ukraina Dipimpin oleh Sekretaris Negara Kemlu Ukraina, Andriy Zayats. Dalam Kesempatan tersebut hadir Duta Besar RI untuk Ukraina, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi dan Duta Besar Ukraina untuk RI, Volodymyr Pakhil.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Muhammad Anshor menyatakan bahwa hubungan persahabatan kedua negara berjalan dengan sangat baik berkat komunikasi efektif antara kedutaan besar kedua negara. Peran Duta Besar di kedua negara yaitu Prof.Yuddy Chrisnandi dan Volodymyr Pakhil yang aktif, penting dalam peningkatan hubungan kedua negara. Selain itu, Perwakilan Tetap kedua negara baik di New York maupun Jenewa juga selalu melakukan koordinasi erat dalam berbagai isu multilateral.

Dalam  pidatonya, Muhammad Anshor juga sangat mengapresiasi kesediaan Pemerintah Ukraina untuk menjadi tuan rumah FKB yang akan semakin mendukung peningkatan kerja sama kedua negara. Indonesia, tegasnya, adalah bagian dari masyarakat internasional yang bertanggung jawab dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional. Tanpa terkecuali dalam hal penghormatan kepada kedaulatan wilayah Ukraina.

Sementara itu, Andriy Zayats menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik kedatangan Delegasi RI di Ukraina dan percaya bahwa FKB ke-2 ini akan meningkatkan kerja sama antara kedua negara. Ukraina juga mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk Periode 2019-2020 dan akan berbagi pengalaman Ukraina sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode  2016-2017 lalu.

Ukraina, lanjutnya, memiliki sejarah panjang dengan RI. Mulai dari dukungan Ukraina melalui wakilnya di DK PBB (sebagai perwakilan dari Uni Sovyet) untuk kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946 hingga pertukaran kunjungan tingkat tinggi antara kedua negara, terutama kunjungan parlemen Indonesia ke Ukraina dengan intensitas yang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh momentum yang diciptakan oleh kunjungan Presiden Ukraina ke Indonesia pada tahun 2016 lalu. Untuk meneruskan momentum kerja sama ini, Ukraina mengundang Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Luar Negeri Indonesia untuk mengunjungi Ukraina pada kesempatan pertama.

Dalam bidang Kerja sama teknis antara kedua negara sudah terjalin terutama dalam bidang militer. Walaupun demikian, tuturnya, masih terdapat ruang untuk meningkatkan kerja sama dalam hal pelatihan teknis militer. Menurutnya, Ukraina menawarkan dapat pelatihan untuk peacekeeping di Universitas Pertahanan Ukraina. Selain itu, diharapkan bahwa di masa mendatang kedua negara dapat meningkatkan kunjungan pejabat tinggi militer untuk mendukung perkembangan kerja sama militer secara umum.

Untuk memperkenalkan Indonesia kepada Ukraina, KBRI Kyiv juga telah membangun Anjungan dan Taman Indonesia di Kebun Botani Ukraina serta Miniatur Indonesia di Taman Miniatur Ukraina. Hal ini Sebagai komitmen untuk meningkatkanPeople to People Contact, tegasnya. Selanjutnya, kebijakan bebas visa, Pemerintah Indonesia telah memberikan kebijakan bebas visa kunjungan singkat bagi WN Ukraina sejak pertengahan tahun 2016. Dalam hal ini, disampaikan keinginan Indonesia agar Ukraina dapat memberikan kebijakan serupa yang akan berkontribusi pada peningkatan kontak antar masyarakat sebagai fondasi hubungan baik kedua negara.

Kedua belah pihak sepakat bahwa FKB merupakan mekanisme reguler yang sangat penting untuk melakukan konsolidasi berbagai isu bilateral dan multilateral antara kedua negara dan perlu terus dilanjutkan. (Kemlu)