Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kekagumannya terhadap sosok almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin, salah satu ulama besar yang menjadi kebanggaan di Tanah Air. Kekaguman Kepala Negara diwujudkan dengan menghadiri langsung Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (3/1).
“Saya datang hari ini ke Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah karena saya ingin merasakan langsung, melihat langsung tempat dan santri-santri yang mewarisi semangat dakwah dan kebangsaan Bopo Syamsul Arifin,” ujar Presiden. Semangat tersebut lanjut Presiden, tertuang dalam pemikiran-pemikiran Kiai Syamsul Arifin dalam berdakwah untuk bangsa dan negara Indonesia. Maka tak heran jika pemerintah memberikan penghargaan tinggi kepada almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin berupa gelar pahlawan nasional pada tahun 2016 yang lalu.
“Sebuah gelar yang memang sangat pantas diberikan kepada beliau, terutama jika kita ingat perjuangan beliau, jika kita ingat pengorbanan beliau, jika kita mendalami kembali pemikiran-pemikiran beliau di nusantara dan untuk bangsa, negara kita Indonesia,” ungkap Presiden.
Selain itu, keberagaman dan kemajemukan Indonesia yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik juga tak lepas dari peran serta almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin bersama para ulama lainnya. Bahkan, kerukunan tersebut menjadi salah satu ciri khas Indonesia di mata dunia. “Dunia melihat bagaimana di Indonesia Islam menjadi agama rahmatan lil alamin dan bagaimana umat Islam menjaga ukhuwah islamiyah, wathoniah, dan basariah kita,” ucap Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menceritakan kunjungannya ke Afghanistan beberapa waktu yang lalu. Meskipun sempat dilanda perasaan takut, namun berhasil dikalahkan dengan tekad kuat untuk membangun hubungan yang lebih baik antara Indonesia dengan negara-negara lain. “Ini bukan urusan takut tapi ini urusan membangun ukhuwah kita. Kita juga ingin membangun perdamaian umat, membangun ukhuwah basariah kita ke negara-negara lain,” tutur Presiden. Oleh karena itu, Presiden tak lupa menitipkan pesan kepada para ulama, kiai, santri, dan masyarakat di seluruh Indonesia untuk terus menjaga dan mensyukuri kodrat bangsa Indonesia yang hidup dalam kemajemukan dan keberagaman. “Saya mohon Yang Mulia para ulama, kiai, santri, terutama Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo agar kita selalu menyemai nilai-nilai kerukunan dan mempraktikkannya,” ucap Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo KH R Achmad Azaim Ibrahimy. Saat ditanya wartawan tentang kehadiran Ketua Umum PPP Romahurmuziy di acara tersebut, Presiden menjelaskan, ”Karena undangannya kemarin dari Pak Kiai disampaikan ke Pak Romy (Romahurmuziy) makanya saya ajak,” sebagaimana dikutip dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Setkab
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah industri di dalam negeri siap melakukan perluasan usaha atau ekspansi pada tahun 2018. Namun, perusahaan tersebut masih menunggu kepastian mengenai pasokan bahan baku untuk menunjang peningkatan produksinya.
Duta Besar David Daly, selaku ketua delegasi Uni Eropa, dan Dicky Komar selaku ketua delegasi Indonesia pada Dialog HAM RI - Uni Eropa ke-7 mengarisbawahi perlunya kedua negara memperkuat kerja sama dan bertukar pengalaman memerangi berita bohong/hoax dan ujaran kebencian.
Kedua belah pihak berpandangan bahwa bentuk kejahatan tersebut mengancam kemajuan dan perlindungan HAM, namun dalam penanganan harus memperhatikan keseimbangan antara ketentuan umum dan penghormatan hak berekspresi.
Kedua pihak juga sepakat untuk melakukan sejumlah tindak lanjut kerja sama di tingkat teknis termasuk penguatan kapasitas aparat penegak hukum Indonesia dan negara-negara anggota UE dalam memerangi kejahatan ujaran kebencian maupun berita bohong.
Lebih lanjut, Dicky Komar menyatakan bahwa kejahatan ini merupakan tantangan bersama dimana pihak UE saat ini tengah memberikan perhatian serius dengan implementasi sejumlah penanganan serta kebijakannya. Di Indonesia, dengan besarnya penetrasi internet, yaitu lebih dari 100 juta penduduk dengan latar belakang sosial budaya dan pendidikan, pemerintah juga telah menempuh sejumlah upaya baik dari segi hukum, pengedukasian publik ataupun berbagai himbauan praktis di tingkat masyarakat untuk tidak secara mudah menyebarkan informasi yang belum tentu benar di media sosial.
Selain agenda tersebut, dialog juga membahas sejumlah agenda lainnya yang pada intinya bertujuan untuk memperkuat kemitraan di tengah merosotnya kepemimpinan di bidang HAM di tingkat internasional dan kredibiltas sejumlah negara champion yang terjebak dalam agenda politik sesaat.
Dalam Dialog HAM ini, delegasi Indonesia juga mendorong UE untuk menerapkan prinsip non-diskriminasi dalam pembuatan keputusan, utama nya terkait dengan kebijakan yang dipandang diskriminatif terhadap produk palm oil Indonesia dan juga regulasi yang tidak berpihak terhadap produk perikanan Indonesia yang telah menerapkan prinsip penghormatan HAM.
Dalam kesempatan ini juga, delegasi Indonesia menyampaikan kembali agar UE juga dapat memberikan kebijakan bebas visa Schengen kepada WNI sebagaimana yang telah diberikan UE kepada negara negara ASEAN yang merupakan anggota commonwealth.
Dapat digarisbawahi bahwa dialog HAM merupakan agenda bersama UE-Indonesia untuk memajukan penghormatan prinsip-prinsip demokrasi dan HAM sejalan dengan implementasi Perjanjian Kemitraan Kerja sama/Partnership Cooperation Agreement (PCA).
Dialog dihadiri oleh sejumlah wakil Kementerian dan Lembaga terkait di bidang HAM dan wakil wakil dari Kedutaan Besar negara anggota UE di Jakarta. Kedua delegasi sepakat untuk menyelenggarakan dialog berikutnya di Brussel, Belgia.Kemlu
Kedutaan Besar Republik Indonesia Bratislava bekerja sama dengan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) dan KADIN Sumut mengadakan serangkaian kegiatan promosi kopi Indonesia yang bertema Indonesian Coffee Experience dalam rangkaian International Travel Fair (ITF) Slovakiatour dan Danubius Gastro Fair 2018, di KBRI Bratislava, Slowakia, akhir pekan Januari.
Counsellor Pensosbud KBRI Bratislava. Lely Meiliani kepada Antara, Rabu mengatakan acara diawali dengan presentasi pengenalan kopi Indonesia oleh Daroe Handoyo, Wakil Ketua AKSI.
Kepada undangan dipaparkan mengenai sejarah kopi Indonesia sejak penanaman biji kopi pertama pada tahun 1696 hingga menjadi negara pengekspor kopi dunia. Selain itu juga disampaikan mengenai wilayah perkebunan kopi di Indonesia, varietas jenis kopi , dan proses pengolahan kopi.
Pada kesempatan itu juga, digelar berbagai jenis kopi (Gayo, Lintong, Sidikalang, Ciwidey, Blawen, Kintamani, Flores, Toraja, Papua dan kopi luwak), dan jenis teh (teh prendja, tong jie, sosro, sari wangi, dan teh gopek) untuk dicicipi dan dinikmati dengan penyajian khas Indonesia.
Para undangan dengan antusias menyambut presentasi disampaikan dan mengetahui varietas kopi Indonesia beragam dan berbagai jenis rasa.
Promosi kopi membuka mata betapa kayanya Indonesia, bahkan sejumlah hadirin merasakan jenis-jenis kopi dan teh yang merupakan kekayaan Indonesia. Mereka melihat kopi dan teh Indonesia memiliki ruang cukup besar di pasar Slowakia mengingat warganya memiliki kebiasaan atau kesukaan meminum kopi (3-5 gelas per hari).
Kepala Kantor Kepresidenan Slowakia, yang disertai Direktur Politiknya, Vic Koziak, Stefan Rozkopal, ketika diwawancarai oleh wartawan mengatakan ?kopi Indonesia harus hadir di Slowakia.
Hadir pada acara penikmat kopi, Duta Besar dari Jepang, Turki, Palestina dan Konsul Kehormatan untuk Afrika Selatan, KADIN Slowakia, CEO Asosiasi Wirausaha Slowakia, pimpinan pengusaha cafe and restaurant, CEO dari perbankan, Ketua Organisasi Wanita Internasional, pimpinan tur operator, dan media setempat.
Pada saat itu juga diadakan pertemuan business to business dengan para pengusaha untuk menjajaki peluang bisnis dan perluasan pasar kopi dan teh Indonesia di Slowakia.
Antusiasme terlihat ketika AKSI melakukan presentasi dan menyajikan kopi di panggung utama ITF Slovakiatour 2018. Pengunjung di Incheba berkesempatan mencicipi cita rasa kopi Indonesia.
Dubes Indonesia untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso mendorong seluruh pihak untuk tidak ragu-ragu masuk ke pasar Slowakia. Pengusaha kopi, pemilik kebun kopi, importir kopi di Uni Eropa, pemilik restoran Indonesia di Slowakia (Makan Restaurant dan Yusuf?s Kitchen), KADIN Sumatera Utara, serta KBRI Bratislava dan AKSI sepakat mengenai strategi dan pemasaran kopi di Bratislava.
Selain itu, terdapat wacana menjadikan Bratislava sebagi pilot project untuk pusat pemasaran produk-produk Indonesia dengan menjadikan kedua restoran tersebut sebagai pusat informasi produk-produk Indonesia. (ant)