Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok-RRT untuk Indonesia Xiao Qian mengemukakan nilai perdagangan Tiongkok-Indonesia meningkat dengan mencapai 63,3 miliar dolar AS sepanjang 2017.
"Nilai perdagangan Tiongkok-Indonesia meningkat 18 persen dibanding tahun 2016," kata Duta Besar RRT untuk Indonesia Xiao Qian dalam konferensi pers Ekspo Impor Internasional China di Gedung Kedutaan Besar RRT untuk Indonesia, Jakarta, Selasa.
Dia menuturkan perdagangan kedua negara terus meningkat. Dia berharap semakin banyak perusahaan Indonesia yang mengekspor barang berkualitas ke Tiongkok.
Nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2017 mencapai 28,5 miliar dolar AS atau meningkat sebanyak 35 persen dibanding tahun 2016. Sementara nilai impor Indonesia dari Tiongkok mencapai 34,8 miliar dolar AS, atau naik 8,3 persen.
Indonesia mengekspor barang ke Tiongkok antara lain batubara, minyak sawit, karet, sarang bururng, kelapa, kopi, ukiran kayu, batu permata dan kerupuk udang.
Selain itu, jumlah turis Tiongkok ke Indonesia mencapai dua juta orang pada 2017 ke sejumlah tujuan wisata di Tanah Air seperti Bali dan Manado. Dubes Xiao Qian mengatakan angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun-tahun sebelumnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang indah dan menarik lainnya yang dapat dieksplorasi bersama.
Apalagi, dia mengatakan hubungan Tiongkok-Indonesia semakin erat dalam mendorong berbagai upaya untuk membawa kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi bagi masing-masing negara. Hal itu ditunjukkan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo yang telah lima kali ke Tiongkok selama tiga tahun terakhir.
Dia mengajak semua pihak untuk terus membangun hubungan yang semakin maju dan mendalam antara kedua negara. (ant)
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bangladesh, Sabtu, setelah kunjungan kenegaraan di Pakistan. Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan setelah menjalani penerbangan selama dua jam 40 menit, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandara Udara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh pada Sabtu pukul 16.20 Waktu Setempat (WS) atau pukul 17.20 WIB dengan menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Di bandara, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana disambut Presiden Bangladesh Abdul Hamid dan Ibu Negara Bangladesh Rasyidah Khanam. Tak berapa lama berselang, Presiden Jokowi dan Presiden Bangladesh menuju Dais Kehormatan untuk mengikuti upacara kenegaraan. Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat menginap selama berada di Dhaka.
Petang harinya, Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali di hotel tempat Presiden menginap. Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid akan dilaksanakan di Credential Hall, Bangabhan Presidential Palace pada malam harinya dan diakhiri dengan jamuan santap malam bersama.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Bangladesh, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. Antara
Pemerintah Bangladesh mengaapresiasi dan berterima kasih atas bantuan Indonesia untuk warga Rohingya dari negara bagian Myanmar, Rakhine, yang mengungsi di Cox`s Bazaar, Bangladesh.
"Negara kami sangat senang bisa menerima kunjungan Yang Mulia Presiden. Suatu kehormatan yang berarti bagi kami," demikian Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Hassan Mahmood Ali menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat bertemu Presiden Joko Widodo di Hotel Pan Pacific Sonargaon, Dhaka, Bangladesh pada Sabtu (27/1).
Sebaliknya, Presiden Jokowi mengapresiasi kerja sama yang baik antara Indonesia dan Bangladesh sebagai negara sahabat.
Kerja sama yang dilakukan utamanya komunikasi intensif Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu Bangladesh dalam menangani krisis kemanusiaan Rohingya dan dampaknya terhadap Bangladesh.
"Saya banyak mendapatkan laporan dari Menteri Luar Negeri saya mengenai kerja sama yang baik antara Indonesia dan Bangladesh," kata Presiden.
Presiden juga memuji asa Bangladesh menampung pengungsi Rohingya.
Oleh karena itu, sebagai negara sahabat, pemerintah dan rakyat Indonesia berusaha meringankan beban Bangladesh dengan mengirimkan berbagai bantuan kemanusiaan.
"Terima kasih juga telah memberikan izin bagi pekerja kemanusiaan Indonesia untuk membantu di kamp pengungsi di Cox`s Bazar," demikian Presiden dalam keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.Antara