VOInews, Jakarta: Pemerintah Tiongkok ingin meningkatkan kerja sama bidang pertanian dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Perdana Menteri China Li Qiang dalam sambutan tertulis pada acara pencanangan Tahun Pembangunan Pertanian ASEAN-Tiongkok dan Kerja Sama Ketahanan Pangan di Beijing, Selasa (25.4), mengatakan pertanian dan ketahanan pangan adalah hal pokok bagi terciptanya perdamaian, stabilitas, dan pembangunan. Pertanian juga bidang kerja sama utama antara Tiongkok dan negara-negara anggota ASEAN, demikian anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis China (CPC) itu.
Dia berharap kedua belah pihak bersama-sama meningkatkan ketahanan dan kesinambungan pembangunan pertanian demi menjamin keamanan pangan. Li juga menyeru kedua belah pihak meningkatkan kerja sama kemitraan strategis komprehensif dan bersama-sama mencapai tujuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2030. Mantan wali kota Shanghai itu juga mengharapkan peningkatan kerja sama dalam bidang pengentasan kemiskinan dan revitalisasi kawasan perdesaan. (ANTARA)
VOInews, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Istana Wakil Presiden Jakarta pada Rabu, menyebut imbauan Presiden Joko Widodo agar masyarakat memperpanjang cuti Lebaran 2023 berhasil mengurangi kepadatan pemilir (pemudik arus balik). Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk memundurkan jadwal kembali dari mudik setelah 26 April 2023, termasuk bagi ASN, TNI, Polri, dan BUMN atau pun pegawai swasta agar dapat mengajukan cuti tambahan atau bentuk cuti lainnya.
Muhadjir menambahkan peniadaan halal bi halal dalam waktu dekat juga punya efek yang cukup bagus, termasuk juga diskon tol mulai tanggal 27-29 April. Muhadjir menyebut, meski alur milir nantinya akan bergeser menjadi 29-30 April 2023, ia optimistis tidak akan terjadi kepadatan berarti. Kebijakan antisipasi lain menurut Muhadjir adalah pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan perpanjangan masa operasi kendaraan angkutan barang hingga 28 April 2023. (ANTARA)
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan total 897 warga negara Indonesia (WNI) sudah diungsikan dari ibu kota Sudan, Khartoum. Dalam pernyataan pers daring mengenai evakuasi WNI dari Sudan, pada Rabu, Retno Marsudi mengatakan dari jumlah sebanyak itu, 557 WNI sudah berada di Jeddah, Arab Saudi, untuk secara bertahap dipulangkan ke Indonesia. Sebelumnya, Retno menyebut jumlah WNI yang tinggal di Sudan berdasarkan data KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Namun, setelah data dimutakhirkan, total WNI yang dapat dikontak dan tercatat adalah 937 WNI, yang 897 WNI diantaranya dievakuasi oleh pemerintah dan 15 WNI melakukan evakuasi secara mandiri. Sementara itu, lanjut Retno, 25 WNI menyatakan tidak ikut evakuasi karena alasan keluarga.
Selain itu, WNI lainnya sudah tidak berada di Sudan karena sudah kembali ke Indonesia, sedang pulang mudik, atau sedang umrah di Arab Saudi. Pertempuran antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang terjadi sejak 15 April lalu telah merenggut sedikitnya 459 nyawa manusia dan 4.072 orang terluka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Konflik mematikan itu dipicu ketidaksepakatan antara SAF dan RSF mengenai reformasi keamanan militer. Pertempuran di Sudan terhenti sementara sejak Selasa (25.4) setelah kedua pihak menyetujui gencatan senjata selama tiga hari, sehingga penduduk Sudan bisa menyingkir dari kota dan negara-negara lain bisa mengungsikan warganya dari negara itu. (ANTARA)
VOInews, Jakarta: Sebanyak tujuh bus yang mengangkut 300 warga negara Filipina bergerak meninggalkan Sudan menuju Mesir dengan memanfaatkan masa gencatan senjata selama 72 jam. Wakil Menlu Filipina Eduardo Jose de Vega mengatakan pada Rabu mengatakan 80 warga Filipina telah meninggalkan Sudan, termasuk 50 orang dari kloter pertama yang sudah lebih dahulu diungsikan.
De Vega memberikan jaminan kepada para pengungsi yang tiba di perbatasan bahwa Kedutaan Besar Filipina di Mesir sedang berusaha semaksimal mungkin membantu warganya meninggalkan Sudan. Mereka juga berkoordinasi dengan Kemlu Mesir dalam memfasilitasi kehadiran sementara pengungsi di negara Arab tersebut. Kedubes Filipina juga berupaya mengirimkan tim bantuan di Wadi Halfa dan Port Sudan guna memberikan bantuan konsuler lebih jauh lagi dalam mengungsikan warga Filipina, termasuk mendatangkan bus lebih banyak lagi. (ANTARA)