06
September

 

Voinews.id- Amerika Serikat memperingkatkan Korea Utara agar tidak menjual senjata kepada Rusia. "Mereka akan menanggung akibatnya dalam tatanan masyarakat internasional," kata Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan kepada para wartawan di Gedung Putih, Selasa waktu setempat. Sullivan mengingatkan Korea Utara tidak patut menyediakan persenjataan bagi Rusia untuk digunakan di medan perang.

Senjata-senjata itu, menurut dia, bisa jadi dipakai untuk menyerang gudang-gudang gandum dan fasilitas pemanas di kota-kota besar Ukraina ketika seuma pihak bersiap menghadapi musim dingin. Dia menilai serangan semacam itu kemungkinan dilancarkan Rusia untuk menguasai "wilayah milik sebuah negara berdaulat". Sullivan mengungkapkan Amerika Serikat sudah berusaha menyadarkan Korea Utara agar jangan sampai menjual senjata kepada Moskow.

 

Antara

05
September

 

- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (4/9/2023) mengatakan bahwa Moskow akan kembali ke kesepakatan gandum Laut Hitam segera setelah persyaratannya dipenuhi.

“Kami akan siap untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum, dan kami akan melakukan ini segera setelah semua pembatasan ekspor produk pertanian Rusia dicabut,” kata Putin pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan di kota Sochi, Rusia.

Putin mengatakan panen gandum Rusia bisa mencapai 130 juta ton tahun ini, dan potensi ekspor negara itu akan tetap sebesar 60 juta ton.

Dia mengatakan bahwa Moskow tidak menentang kesepakatan gandum tersebut, namun memperingatkan Ukraina agar tidak menggunakan koridor ekspor gandum untuk tujuan militer.

Erdogan mencatat bahwa Turkiye sedang mengerjakan paket proposal baru bersama dengan PBB. Dia menyatakan keyakinannya bahwa proposal tersebut akan membantu melanjutkan kesepakatan sesegera mungkin.

Pemimpin Rusia lebih lanjut mengatakan bahwa Moskow akan terus mengekspor pangan dan pupuk untuk membantu menstabilkan harga pangan global. Dia mengatakan bahwa Rusia, Turkiye dan Qatar akan bekerja sama untuk mengirimkan 1 juta ton biji-bijian Rusia ke negara-negara yang membutuhkan.

Inisiatif ini akan berkontribusi terhadap penyelesaian krisis pangan global, kata Putin, namun ia menambahkan bahwa hal ini tidak boleh dipandang sebagai alternatif terhadap kesepakatan biji-bijian di Laut Hitam.

Kedua pemimpin juga membahas hubungan bilateral di bidang energi dan perdagangan, termasuk pembangunan bersama pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu. Putin mencatat bahwa unit pertama pabrik tersebut diperkirakan akan diluncurkan tahun depan.

Putin lebih lanjut menegaskan kesiapan Moskow untuk mendirikan pusat gas regional di Turkiye untuk menyalurkan pasokan gas ke negara ketiga.

Kedua presiden juga membahas krisis Ukraina dan usulan gencatan senjata global yang bertujuan mencapai penyelesaian politik. Putin berterima kasih kepada Erdogan atas upaya mediasinya, dan menegaskan kembali bahwa Moskow tetap terbuka untuk berdialog.

Erdogan kemudian menegaskan bahwa Turkiye siap bertindak sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina, dan tetap berkomitmen untuk membangun perdamaian dan stabilitas abadi.

 
ANTARA
04
September

 

VOInews.id- Kazakhstan akan menggelar referendum untuk memutuskan perlu tidaknya membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama, kata Presiden Kassym-Jomart Tokayev pada Jumat (1/9). Dia mengatakan tanggal referendum itu akan diputuskan kemudian. Pemerintah negara Asia Tengah ini telah lama membahas gagasan itu dengan alasan bahwa kapasitas pembangkit listrik perlu ditingkatkan.

Mereka bahkan telah merencanakan lokasi untuk fasilitas tersebut di wilayah tenggara Almaty dan menyebut Rosatom Rusia sebagai mitra potensial. Namun, beberapa aktivis menentang proyek tersebut karena masalah keamanan dan sejarah Kazakhstan sebagai tempat uji coba senjata nuklir Semei yang dulu dioperasikan oleh Uni Soviet. "Di satu sisi, Kazakhstan, sebagai produsen uranium terbesar di dunia, harus memiliki kapasitas tenaga nuklirnya sendiri," kata Tokayev. "Sedangkan di sisi lain, banyak warga dan sejumlah ahli mengkhawatirkan keamanan PLTN," katanya, melanjutkan. 

 

Sumber: Reuters

04
September

 

VOInews.id- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow telah memulai pengiriman pasokan biji-bijian Rusia ke enam negara Afrika. Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Eritrea, Mali, Somalia, dan Zimbabwe masing-masing akan mendapatkan 50.000 ton biji-bijian secara gratis dalam beberapa bulan mendatang, katanya dalam sebuah acara di Moskow. Rusia juga akan menanggung biaya pengiriman, lanjutnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menjanjikan akan memasok biji-bijian secara gratis ke Afrika setelah Moskow memutuskan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam pada Juli lalu.

Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian tersebut karena ada beberapa tuntutan mereka yang hingga kini belum terpenuhi, yaitu menghapuskan hambatan ekspor pupuk Rusia dan mengembalikan bank pertanian Rusia ke dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.

 

Antara