22
August

 

VOInews.id- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin mengungkapkan keyakinannya bahwa pesawat tempur F-16 buatan AS yang akan dikirimkan Denmark bisa mengakhiri invasi Rusia di negaranya. Denmark dan Belanda pada Minggu menyatakan akan memasok Ukraina dengan F-16 yang enam unit pertamanya dikirim sekitar Tahun Baru. Amerika Serikat sudah menyetujui pengiriman jet tempur ini sebelum Zelenskyy mengunjungi Kopenhagen.

"Hari ini kami yakin Rusia akan kalah dalam perang ini," kata Zelenskyy kepada ribuan orang yang berkumpul di luar gedung parlemen Denmark untuk mendengarkan pidato presiden Ukraina itu. Rusia sebelumnya memperingatkan bahwa memasok F-16 ke Ukraina hanya akan memperluas peperangan, yang telah berlangsung selama hampir 18 bulan. Pasukan Rusia menduduki hampir seperlima wilayah Ukraina dan Kiev berusaha keras mengusir mereka.

"Fakta bahwa Denmark kini sudah memutuskan untuk menyumbangkan 19 pesawat F-16 kepada Ukraina akan membuat konflik ini meluas," kata Duta Besar Rusia Vladimir Barbin dalam seperti dikutip kantor berita Ritzau. "Dengan bersembunyi di balik premis bahwa Ukraina sendiri yang harus menentukan syarat-syarat perdamaian, dengan tindakan dan kata-katanya, Denmark berusaha membiarkan Ukraina tak memiliki pilihan selain melanjutkan konfrontasi militer dengan Rusia," kata Barbin.

Angkatan bersenjata Ukraina menilai F-16 penting bagi keberhasilan serangan balasan terhadap Rusia, karena akan membuat pesawat tempur Rusia tak bisa menyerang pasukan Ukraina yang tengah merangsek maju. Serangan balasan itu sendiri berjalan lamban sejak diluncurkan awal Juni lalu.

"Keunggulan di udara adalah kunci sukses di darat," kata Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat seperti dikutip media Ukraina. Menteri Pertahanan Denmark Jakob Ellemann-Jensen mengatakan Ukraina hanya boleh menggunakan F-16 sumbangan negaranya di dalam wilayah Ukraina sendiri. "Kami menyumbangkan senjata dengan syarat harus digunakan untuk mengusir musuh dari dalam wilayah Ukraina. Tidak lebih dari itu," kata Ellemann-Jensen, Senin. "Itulah syaratnya, entah itu tank, pesawat tempur atau pun lainnya," katanya, menegaskan.

Denmark akan mengirimkan 19 unit F-16, sedangkan Belanda memiliki 42 unit F-16 yang tersedia untuk disumbangkan, tetapi belum memutuskan apakah semuanya akan diberikan kepada Ukraina. Zelenskyy menyebut keputusan kedua negara itu sebagai "kesepakatan terobosan". Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan pilot-pilot Ukraina sudah mulai berlatih mengoperasikan F-16. Namun, butuh waktu setidaknya enam bulan dan mungkin lebih lama lagi untuk melatih teknisi dan mekanik F-16.

 

Sumber: Reuters

21
August

 

VOinews.id- Misi pendaratan di bulan Rusia yang pertama setelah 47 tahun terlihat menghadapi kegagalan setelah Moskow melaporkan ada masalah yang mendorong Luna-25 ke orbit pra-pendaratan dan media Rusia menyebut kemungkinan hilangnya pesawat antariksa tersebut.

Badan antariksa negara Rusia, Roskosmos, mengatakan "situasi abnormal" terjadi saat komando misi mencoba memindahkan pesawat menuju orbit pra-pendaratan pada pukul 11.10 GMT Sabtu, lebih awal dari jadwal seharusnya yakni pada Senin.

"Selama pengoperasian, situasi abnormal terjadi pada stasiun otomatis yang tidak mengijinkan manuver dilakukan dalam parameter tertentu," kata Roskosmos dalam pernyataan singkat. Roskosmos mengatakan spesialis sedang menganalisa situasi tapi belum memberikan data pembaruan mengenai Luna-25.

Roskosmos tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar pada Minggu pagi. Channel Telegram berbahasa Rusia yang tidak terverifikasi melaporkan bahwa komunikasi dengan pesawat terputus dan surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets mengutip spesialis yang tidak disebut namanya bahwa kemungkinan pesawat telah hilang.

Kegagalan dari misi prestisius itu akan menggarisbawahi kemunduran kekuatan luar angkasa Rusia sejak masa jayanya pada kompetisi Perang Dingin ketika Moskow merupakan yang pertama meluncurkan satelit untuk mengorbit Bumi, Sputnik, pada 1957, dan kosmonot Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa pada 1961.

Rusia belum pernah lagi mencoba mendarat di bulan sejak Luna-24 pada 1976, ketika Leonid Brezhnev menjadi penguasa Kremlin. Luna-25 seharusnya mendarat di kutub selatan bulan pada 21 Agustus, menurut pejabat badan antariksa Rusia.

Rusia juga sedang membalap India, yang meluncurkan pesawat antariksa Chandrayaan-3 yang juga dijadwalkan untuk mendarat di kutub selatan bulan pekan ini, dan lebih luas lagi juga bersaing dengan China dan AS yang sama-sama memiliki ambisi pendaratan di bulan. Belum ada kabar jelas dari sumber resmi mengenai seberapa serius "kondisi abnormal" ini dan apakah Moskow bisa menyelamatkan situasi atau tidak.

Menggunakan judul berita "Sumber industri luar angkasa: Luna-25 telah hilang", harian Moskovsky Komsomolets mengatakan bahwa Alexander Ivanow, Wakil Direktur Pertama Roskosmos yang membawahi proyek grup orbit, menggelar rapat darurat mengenai situasi itu pada Sabtu sore. Kegagalan akan menggarisbawahi tekanan pada ekonomi Rusia sebesar 2 triliun dolar AS (Rp3.064,2 triliun) -dan terutama mempengaruhi sektor teknologi canggih- dengan perjuangannya mengatasi sanksi dari dunia Barat yang menghukum Rusia atas perang di Ukraina.

 

Sumber: Reuters

21
August

 

VOInews.id- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol pada Minggu kembali ke negaranya setelah menghadiri pertemuan puncak trilateral di tempat retret kepresidenan AS Camp David di Maryland. Presiden Yoon bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Jumat untuk KTT mandiri pertama mereka dan menghasilkan tiga dokumen yang menguraikan komitmen mereka untuk meningkatkan kerja sama keamanan dan ekonomi.

Kesepakatan itu mencakup komitmen untuk berkonsultasi satu sama lain secepatnya jika terdapat ancaman bersama dan menggelar latihan militer tahunan gabungan. Kesepakatan itu juga mengupayakan peningkatan kerja sama pertahanan rudal balistik untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara (Korut).

Para pemimpin tersebut juga mencatat "perilaku berbahaya dan agresif yang mendukung klaim maritim yang melanggar hukum" oleh China di Laut China Selatan sembari sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam ketahanan rantai pasok dan untuk menyediakan bantuan berkelanjutan bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia.

 

Sumber: Yonhap-OANA

21
August

 

VOinews.id- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Swedia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Ulf Kristersson, keluarga kerajaan, dan pejabat-pejabat lainnya. Zelenskyy menyatakan akan berterima kasih kepada mereka karena telah mendukung Ukraina dalam melawan invasi besar-besaran Rusia, yang sudah berlangsung 18 bulan.

“Tugas utama kami adalah memperkuat prajurit Ukraina di darat dan di udara, mengembangkan kerja sama bilateral, khususnya dalam industri pertahanan, integrasi Ukraina ke dalam Eropa dan keamanan bersama di ruang Euro-Atlantik,” tulis Zelenskyy dalam unggahan Telegram guna mengumumkan kedatangannya di Swedia.

Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson pekan lalu mengatakan negaranya sedang merencanakan paket dukungan militer baru senilai 313,5 juta dolar AS (Rp4,8 triliun) untuk Ukraina, yang sebagian besar terdiri dari amunisi dan suku cadang untuk sistem senjata yang dikirim sebelumnya.

Paket itu akan menjadi yang ke-13 dari Swedia untuk Ukraina sejak awal perang, sehingga nilai total bantuan militer negara Nordik itu menjadi lebih dari 1,8 miliar dolar AS (Rp27,6 triliun). Bantuan meliputi tank dan sistem anti pesawat.

 

Antara