21
August

 

VOinews.id- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Minggu dalam kunjungannya ke pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh, bahwa ia mendesak operator untuk mengutamakan keselamatan menjelang rencana pembuangan air radioaktif olahan yang disimpan di fasilitas itu ke laut.

Mengingat para nelayan tetap khawatir akan dampak tindakan tersebut terhadap bisnis mereka, Kishida juga mengatakan kepada wartawan bahwa ia berencana bertemu dengan ketua Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Perikanan pada Senin. Sementara Kishida menahan diri menentukan waktu pasti dimulainya pembuangan air tersebut saat kunjungan, dia bersiap untuk bertemu dengan menteri Kabinet lainnya pada Selasa untuk membuat keputusan akhir mengenai hal itu, dengan target akhir bulan.

"Masalah ini merupakan tantangan yang tidak dapat ditunda demi melanjutkan penonaktifan (reaktor yang lumpuh) dan kemajuan rekonstruksi Fukushima," katanya. Keputusan terakhir akan dibuat setelah memastikan keamanan dan tindakan akan diambil untuk mengatasi potensi dampak buruk pada bisnis, kata Kishida.

Tomoaki Kobayakawa, presiden operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc, menjelaskan kepada Kishida bahwa perusahaan akan meluncurkan tim proyek untuk mengawasi departemen yang terlibat dalam langkah-langkah mengenai persepsi publik dan masalah kompensasi untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat di manajemen puncak. Sejumlah besar air terkontaminasi dihasilkan dalam proses pendinginan bahan bakar reaktor yang meleleh di pabrik Fukushima Daiichi sejak hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011.

Air tersebut disimpan di tanki setelah menjalani sistem proses cairan canggih yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium, namun wadah penyimpanan mendekati kapasitas maksimum. Tritium diketahui kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya, seperti cesium dan strontium. Air yang diolah, yang mengandung sejumlah kecil tritium, akan diencerkan hingga 1/40 dari konsentrasi yang diizinkan menurut standar keselamatan Jepang sebelum dilepaskan melalui terowongan bawah air 1 kilometer dari pembangkit listrik.

Selain nelayan setempat, sejumlah negara tetangga tetap menentang rencana tersebut, dan China memperkenalkan uji selimut radiasi pada impor makanan hasil laut Jepang. Pemerintah Jepang mempertimbangkan kapan akan membuang air itu sejak Badan Energi Atom Internasional mengatakan dalam laporan akhirnya bulan lalu bahwa rencana pembuangan akan mematuhi standar keselamatan global.

 

Sumber: Kyodo

16
August

 

VOInews.id- Latvia pada musim gugur ini akan mulai mengekspor produk pangan Ukraina melalui pelabuhan-pelabuhannya di Laut Baltik, dengan volume yang diperkirakan mencapai satu juta metrik ton per tahun, kata ketua dewan Perkeretaapian Latvia pada.

"Saat ini, sudah ada peluang transportasi pangan Ukraina," kata Rinalds Plavnieks kepada stasiun televisi resmi Latvia. Pangan biji-bijian Ukraina itu perlu dikirimkan dahulu melalui Polandia, yang menggunakan jalur rel kereta berbeda ke Latvia dan Ukraina, sehingga memerlukan dua pergantian jalur yang bakal menambah biaya.

"Kami memperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta ton per tahun bisa diangkut melalui koridor transit ini,” lanjut Plavnieks.

Rusia menarik diri dari kesepakatan ekspor pangan Laut Hitam dari Ukraina, yang merupakan salah satu eksportir utama dunia untuk gandum dan sejenisnya. Rusia juga menyerang infrastruktur pertanian dan pelabuhan Ukraina.

Menurut sebuah surat yang dilihat Reuters pada bulan lalu, Lithuania meminta Komisi Eropa agar mengembangkan rute pangan Ukraina melalui sebanyak lima pelabuhan di negara-negara Baltik, mencakup Estonia, Latvia, dan Lithuania. Kelima pelabuhan tersebut memiliki kapasitas total ekspor gandum dan sejenisnya sebesar 25 juta ton per tahun, tulis surat itu.

 

antara

16
August

 

VOinews.id- Jutaan orang kehabisan makanan di Sudan, sedangkan beberapa lainnya meninggal dunia karena kurangnya perawatan kesehatan setelah empat bulan perang yang menghancurkan ibu kota Khartoum dan memicu serangan berbau etnis di Darfur. "Petani sudah hampir kehabisan waktu menanam tanaman untuk memberi makan mereka dan tetangga mereka. Pasokan medis sudah langka. Situasi sudah di luar kendali," kata badan-badan PBB dalam pernyataan bersama.

Konflik antara angkatan bersenjata Sudan dan milis Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pecah pada 15 April, dipicu oleh ketegangan terkait transisi ke pemerintahan sipil. Konflik itu menjerumuskan Sudan ke dalam kekerasan dan mengancam mengguncang kawasan.

Lebih dari empat juta orang mengungsi, termasuk hampir sejuta orang yang menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga Sudan. Warga sipil yang berada di negara-negara terdampak perang itu tewas diserang.

"Jenazah mereka yang terbunuh belum dikumpulkan, diidentifikasi atau dikuburkan," kata Elizabeth Throssell, juru bicara Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia, dalam sebuah pengarahan di Jenewa. PBB sendiri memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 terbunuh.

Berbagai laporan mengenai serangan seksual bertambah sampai sebesar 50 persen, kata pejabat dana kependudukan PBB Laila Baker. Jutaan orang yang tetap tinggal di Khartoum dan kota-kota di wilayah Darfur dan Kordofan, menghadapi penjarahan yang merajalela. Mereka juga mengalami pemadaman listrik, komunikasi, dan air yang berkepanjangan.

 

antara

15
August

 

VOInews.id- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian akan mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat atas undangan timpalannya di Riyadh, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.

Berbicara pada konferensi pers di Teheran, Kanaani mengungkapkan Amirabdollahian diundang oleh Menteri LUar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Namun, Kanaani tidak memberikan tanggal pasti lawatan, yang akan menjadi kunjungan resmi pertama menteri luar negeri Iran ke negara Arab tersebut setelah lebih dari tujuh tahun. Selama kunjungan itu, kedua belah pihak akan merundingkan berbagai masalah, termasuk perluasan kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi, kata Kanaani.

Dia menekankan bahwa hubungan antara kedua negara perlahan makin menunjukkan kemajuan. Kanaani juga menyebutkan bahwa Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengundang Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk mengunjungi Riyadh. Namun, dia mengatakan jadwal kunjungan presiden belum diputuskan.

 

antara