11
July

 

VOInews.id- Anggota parlemen oposisi Korea Selatan, Wi Seong-gon, meminta Jepang mempertimbangkan kembali rencana melepaskan air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima. "Jepang harus menunda rencana pelepasan air yang terkontaminasi dan mempertimbangkan alternatif lain dengan komunitas internasional," kata Wi, yang juga anggota parlemen dari Partai Demokrat, usai bertemu dengan Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Seoul.

Dalam pertemuan itu, Wi menyuarakan keprihatinan Korsel atas rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima. Sementara anggota Partai Demokrat lainnya, Woo Won-shik, menyatakan penyesalan atas dukungan IAEA terhadap rencana pelepasan air radioaktif meskipun masih ada kekhawatiran publik atas potensi dampak jangka panjang dari limbah tersebut terhadap manusia dan lingkungan.

Menurut dia, penilaian IAEA yang sejak awal mendukung keputusan Jepang, telah kehilangan netralitas dan objektivitas. "Sangat disesalkan bahwa (IAEA) membuat kesimpulan tanpa menyelidiki dengan benar dampak (pelepasan air) pada negara-negara tetangga," kata Woo.

 

antara

11
July

 

VOInews.id- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengatakan bahwa Uni Eropa (EU) seharusnya membuka jalan bagi masuknya Turki ke blok tersebut sebelum parlemen Turki menyetujui masuknya Swedia ke dalam aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Permohonan Turki untuk bergabung dengan EU telah dibekukan selama bertahun-tahun setelah pembahasan untuk keanggotaan tersebut diluncurkan pada 2005 pada masa jabatan pertama Erdogan sebagai perdana menteri.

Hubungan antara Ankara dan negara-negara anggota EU memburuk beberapa tahun lalu, khususnya setelah percobaan kudeta yang gagal di Turki pada 2016, tetapi sejak itu sebagian besar mulai membaik. Blok tersebut mengandalkan bantuan dari sekutu NATO mereka di Turki, khususnya untuk persoalan migrasi.

Dalam langkah perubahan yang tidak terduga, Erdogan pada Senin mengaitkan persetujuan Ankara terhadap pengajuan permohonan Swedia ke NATO dengan Turki yang ingin bergabung ke EU. "Saya menyerukan di sini kepada negara-negara yang membuat Turki harus menunggu di depan pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun," kata Erdogan menjelang keberangkatannya ke KTT NATO di Vilnius. "Pertama, hampiri dan bukakan jalan bagi Turki ke Uni Eropa dan kemudian kami akan membuka jalan untuk Swedia, sebagaimana yang kami lakukan untuk Finlandia," katanya, menambahkan bahwa dia akan mengulang seruan itu pada saat KTT. Seorang juru bicara Komisi Eropa menyatakan perluasan negara-negara NATO dan EU adalah "proses yang terpisah".

"Proses masuknya dari setiap negara kandidat adalah berdasarkan pada kepantasan dari setiap negara," kata juru bicara tersebut, menambahkan bahwa dua proses tersebut tidak dapat dikaitkan. Sekjen NATO Jens Stoltenberg ketika diminta komentar mengenai pernyataan Erdogan, menyatakan bahwa meski dirinya mendukung keanggotaan Ankara di EU, sepanjang yang dia ketahui bahwa Swedia telah memenuhi kondisi yang diperlukan untuk bergabung dengan NATO.

"Masih dimungkinkan untuk mendapatkan keputusan yang positif untuk Swedia di Vilnius," kata Stoltenberg dalam konferensi pers. Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan keanggotaan NATO tahun lalu, seraya meninggalkan kebijakan non-blok dalam kemiliteran yang telah berlangsung selama beberapa dekade Perang Dingin sebagai respons dari invasi Rusia ke Ukraina. Saat keanggotaan NATO bagi Finlandia mendapat lampu hijau pada April, Turki dan Hongaria belum menyetujui permohonan Swedia. Stockholm berupaya untuk bergabung dalam KTT NATO berikutnya di Vilnius.

Erdogan menyatakan masuknya Swedia terhambat penerapan kesepakatan yang dicapai musim panas lalu saat KTT aliansi tersebut di Madrid, seraya menambahkan untuk tidak mengharap adanya kompromi dari Ankara. Ankara menyatakan Swedia belum berbuat cukup terhadap orang-orang yang dipandang Turki sebagai teroris, khususnya anggota dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ilegal dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, EU, dan AS.

Sinan Ulgen, mantan diplomat dan direktur Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Istanbul, menyatakan bahwa langkah Erdogan tidak akan memperkuat posisi Turki di KTT Vilnius. "Sisi positif dari langkah kejutan ini adalah Turki masih memiliki sudut pandang untuk keanggotaan EU. Namun, sukar untuk dikatakan bahwa langkah itu akan membantu kemajuan dalam pengajuan keanggotaan Turki ke EU," katanya.

 

antara

10
July

 

VOInews.id- Ratusan orang berunjuk rasa di jalanan Seoul pada Sabtu saat kunjungan yang dilakukan kepala lembaga pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), ke Korea Selatan. Kunjungan direktur jenderal IAEA Rafael Grossi bertujuan untuk meredakan kekhawatiran atas rencana Jepang yang akan membuang air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima yang telah dilanda tsunami.

Grossi tiba di ibu kota Korsel untuk bertemu menteri luar negeri dan pejabat utama di bidang keamanan nuklir selama kunjungan tiga harinya di negara tersebut, setelah menyelesaikan kunjungan di Jepang. Menlu Park Jin mengatakan kepada Grossi bahwa posisi Seoul konsisten, yaitu air yang terkontaminasi harus diverifikasi untuk keamanan dan diproses dengan cara yang selaras dengan aturan dan standar internasional, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Park juga meminta IAEA untuk membantu memverifikasi keamanan dan meyakinkan masyarakat, lanjut pernyataan itu. Awal pekan ini, IAEA menyatakan bahwa kajian selama dua tahun menunjukkan bahwa rencana Jepang untuk pelepasan air Fukushima akan berdampak kecil kepada lingkungan.

Pemerintah Korsel menyatakan pihaknya menghargai laporan IAEA, serta mengemukakan bahwa analisis yang dilakukan pemerintah Korsel menunjukkan bahwa pelepasan itu tidak akan memiliki "dampak yang berarti" bagi kawasan perairannya. Ratusan orang termasuk anak-anak dan anggota Konfederasi Serikat Pekerja Korea turun ke jalan pada Sabtu untuk memprotes rencana pelepasan tersebut, dengan beberapa pendemo membawa spanduk dan balon biru dalam bentuk ikan paus. "Tidak masuk akal untuk berpendapat bahwa pelepasan itu baik-baik saja karena tidak membahayakan manusia.

Hewan juga hidup di lautan," kata seorang mahasiswa Kim Han bi. Grossi menyatakan kepada kantor berita Yonhap pada Sabtu bahwa tidak ada pakar dalam laporan IAEA mengenai Fukushima yang tidak sepakat dengan isi laporan tersebut.

Sebelumnya, Grossi berkomentar selama wawancara dengan Reuters sehari sebelumnya bahwa ada satu atau dua orang dalam anggota tim yang menyuarakan keprihatinan. Pada Minggu, Grossi dijadwalkan bertemu anggota oposisi Partai Demokrat Korea yang selama ini mengkritik rencana pelepasan dari Jepang tersebut. Pemerintahan Presiden Yoo Suk Yeol bersikap hati-hati dalam sikapnya terhadap rencana pelepasan air limbah dari Jepang itu, karena pihaknya sedang berupaya memperbaiki hubungan dengan Tokyo.

Namun, rencana itu telah menimbulkan kemarahan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat Korsel, yang mendorong sejumlah warga untuk memborong garam laut. Meski Korsel menyatakan persetujuan untuk rencana tersebut, larangan terhadap produk makanan dan makanan laut dari wilayah Fukushima akan tetap berlaku.

 

Sumber: Reuters

10
July

VOInews, Jakarta: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan Sudan saat ini berada di ambang perang saudara skala penuh karena pertikaian yang tak kunjung usai. Kekhawatiran itu muncul setelah serangan udara yang dilancarkan tentara akhir pekan lalu menewaskan 22 orang di Kota Omdurman. Wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq dikutip AFP mengatakan sekjen PBB mengecam keras serangan tersebut.

Perang saudara ini awalnya pecah pada 15 April lalu karena perebutan kekuasaan antara tentara Sudan dan RSF di tengah kekosongan pemerintahan. RSF langsung mendominasi medan perang di Ibu Kota Sudan, Khartoum dan sejumlah kota di sekitarnya seperti Omdurman dan Bahri. Situasi ini memicu kekhawatiran perang bakal meluas ke negara-negara sekitar yang berjajar di sekitar jalur Tanduk Afrika, Saheldan Laut Merah. (cnnindonesia)