26
April

 

VOInews.id- Sedikitnya 459 korban tewas dan 4.072 orang terluka akibat konflik bersenjata selama berminggu-minggu di Ibu Kota Khartoum, Sudan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bergabung dalam jumpa pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui video, perwakilan Sudan di WHO Dr. Nima Saeed Abid mengatakan, bagaimanapun, angka tersebut mungkin sangat kecil dari yang sebenarnya. Mengenai serangan terhadap sektor kesehatan, Abid mengatakan bahwa WHO telah memverifikasi 14 serangan sejak kekerasan dimulai, dengan delapan kematian dan dua orang luka-luka. Rumah-rumah sakit di Sudan juga rusak. "Serangan terhadap perawatan kesehatan adalah tindakan tercela dan harus dihentikan," kata dia.

Mengenai upaya evakuasi, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan Jens Laerke mengatakan orang-orang telah dipindahkan dari Khartoum ke Port Sudan. "Kami sedang mencari cara untuk memindahkan mereka lebih jauh lagi," ujar Laerke.

konvoi PBB ke Port Sudan telah mengevakuasi 700 orang yang terdiri dari personel PBB, LSM internasional, dan staf kedutaan asing. "Kami tetap berkomitmen untuk tinggal dan melayani, dan kami akan mempertahankan kepemimpinan yang kuat di Sudan ke depannya," kata dia.

Pertempuran antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) meletus sejak 15 April 2023 di Khartoum dan sekitarnya. Konflik mematikan itu dipicu ketidaksepakatan selama beberapa bulan terakhir antara SAF dan RSF atas reformasi keamanan militer. Reformasi mengharapkan partisipasi penuh RSF dalam militer, yang menjadi salah satu isu utama dalam negosiasi oleh pihak internasional dan regional untuk transisi ke pemerintahan sipil demokratis di Sudan.

 

Sumber: Anadolu

26
April

 

VOInews.id- Pemerintah menyelamatkan 542 warga negara Indonesia (WNI) pada tahap pertama evakuasi dari Sudan, yang dilanda konflik militer sejak 15 April lalu. “Sebanyak 542 WNI sedang dalam perjalanan dari Port Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkatnya, Selasa.

Ia mengemukakan, Jeddah akan menjadi tempat singgah para WNI yang dievakuasi dari Sudan sebelum mereka diterbangkan ke Tanah Air. Jumlah WNI yang dievakuasi pada tahap pertama diketahui bertambah dari 538 orang, menurut angka yang diumumkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Senin (24/4), menjadi 542 orang.

Judha menjelaskan bahwa tambahan angka tersebut adalah mahasiswa Indonesia yang bergabung dengan tim KBRI Khartoum dan WNI evakuasi lainnya di Port Sudan melalui jalur lain. “Sementara itu evakuasi tahap kedua sedang dilaksanakan dari Khartoum ke Port Sudan,” ujar dia.

Penyelamatan WNI dari Sudan disebut Menlu Retno tidak mudah, karena dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung antara militer Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Mengingat situasi di lapangan yang sangat cepat berubah dan adanya pembatasan bahan bakar bagi kendaraan pengangkut para warga negara asing yang dievakuasi, maka Indonesia tidak bisa mengevakuasi seluruh WNI dalam sekali jalan.

Dalam evakuasi tahap kedua, pemerintah berencana mengevakuasi 298 WNI, meskipun mungkin jumlahnya akan bertambah setelah Menlu RI mengimbau WNI lainnya untuk segera melapor diri ke KBRI untuk juga dievakuasi dari Sudan. Berdasarkan data KBRI Khartoum, tercatat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang berdomisili di Ibu Kota Khartoum. Keberadaan dan keselamatan para WNI di Sudan menjadi perhatian karena Khartoum dan wilayah sekitarnya adalah titik utama pertempuran mematikan antara SAF dan RSF.

 

 

18
April

 

VOInews.id- Para wakil negara-negara Uni Eropa akan membahas larangan impor makanan dan gandum Ukraina yang diberlakukan Polandia dan Hungaria, kata penjabat senior Uni Eropa pada Senin. Pejabat Eropa yang meminta namanya tak disebutkan itu menyebutkan bahwa harga dan permintaan global yang rendah menyebabkan stok yang melimpah itu hanya disimpan, bukan dijual.

Kelebihan stok menjadi masalah politik bagi Partai Hukum dan Keadila (PiS) Polandia selama tahun politik seperti sekarang. "Kamu meminta Polandia dan Hungaria memberikan penjelasan, dan bakal akan tanggapan dari Komisi Eropa," kata pejabat itu.

Masalah ini sudah diangkat dalam pertemuan para pemimpin Uni Eropa, termasuk Slovakia dan Rumania. "Ada satu masalah, dan kami harap Komisi Eropa mengajukan proposal soal ini. Kita lihat apa yang bisa kita lakukan dalam pekan-pekan dan bulan-bulan ke depan." Menteri pertanian Ukraina mengatakan pemerintahnya ingin membuka kembali transit makanan dan gandum via Polandia sebagai langkah pertama dalam perbincangan di Warsawa.

 

antara

18
April

 

VOInews.id- Beberapa tarian tradisional Indonesia memeriahkan pertunjukan tari yang bertujuan untuk penggalangan dana atau "dance-a thon" yang diselenggarakan oleh sanggar seni Ombetja Yehinga Organisation (OYO) di Pusat Kebudayaan Prancis di Windhoek, Namibia pada Jumat (14/4). Dalam keterangan tertulis KBRI Windhoek yang diterima di Jakarta, Senin, ada tiga tarian tradisional lndonesia yang ditampilkan dalam pertunjukan tersebut, yaitu Pendet, Ratoh Jaroe, dan Maumere. Penampilan tarian tradisional Indonesia dibuka oleh penjelasan mengenai Tari Pendet oleh Anti Pratignyo, istri Duta Besar RI untuk Namibia, Y.M. Wisnu Edi Pratignyo. Anti menjelaskan mengenai makna Tari Pendet dan memperagakan beberapa gerakan dasar dalam Tari Pendet sebelum tarian tersebut ditampilkan oleh empat anak perempuan staf KBRI Windhoek.

Penampilan Tari Pendet diikuti oleh Tari Ratoh Jaroe asal Aceh. Tari Ratoh Jaroe dibawakan oleh tujuh orang penari yang merupakan warga lokal asal Kota Windhoek, Namibia. Para penari asal Namibia itu sebelumnya telah mendapatkan pelatihan intensif dari tim KBRI Windhoek “Latihan dilakukan selama satu bulan oleh anggota staf KBRI dan Anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Windhoek”, ungkap Ari Hadiman, Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Windhoek. Direktur Sanggar Seni OYO Phillipe Talavera menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi KBRI Windhoek dalam acara dance-a-thon. “Kami berterima kasih atas dukungan KBRI dalam pertunjukan.

Tarian tradisional Indonesia sangat menarik dengan pakaian tari tradisional yang berwarna-warni”, kata Talavera, menambahkan bahwa para penari sanggar OYO juga tertarik untuk mempelajari tarian Indonesia lainnya yang bernuansa dinamis seperti Ratoh Jaroe. Tari Maumere yang dibawakan oleh staf KBRI Windhoek pun menutup rangkaian penampilan KBRI dalam pertunjukan tari tersebut.

 

antara