Wednesday, 11 December 2019 08:15

Awal Perdamaian Ukraina-Rusia.

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Tidak ada sengketa yang tidak dapat diselesaikan. Ungkapan ini setidaknya dapat digunakan sehubungan pertemuan Presixen Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymir Zelenski di Paris, Perancis, Senin 9 Desember 2019.  Difasilitasi oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, kedua kepala negara itu telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata.  

Ketika perang tengah berkecamuk di antara kedua negara,  kesepakatan gencatan senjata merupakan kabar gembira. Selama hampir enam tahun permusuhan telah menyebabkan terjadinya perang yang sedikitnya sudah menewaskan 13 ribu orang. Selama ini tentara Ukraina bertempur melawan pemberontak yang mendapat dukungan kuat dari Rusia. Perang terjadi akibat terjadinya konflik pada tahun 2014, ketika pasukan Rusia mencaplok Crimea yang merupakan wilayah Ukraina. Sebelumnya Presiden Ukraina Yanukovych dilengserkan melalui aksi protes di Kiev yang disebut  "Revolusi Maidan”. Kelompok separatis dukungan Rusia kemudian mendirikan negara yang merdeka dari Ukraina. Namun hingga saat ini dunia tidak  mengakuinya. Sejak itulah perang terjadi. Pemerintah Moskow telah secara nyata mendukung kaum pemberontak dengan mengirimkan persenjataan. Karenanya kesepakatan presiden Rusia dan Presiden Ukraina tersebut merupakan angin segar untuk rakyat kedua negara yang selama ini telah menderita akibat perang yang berkepanjangan.

Sebelum tercapainya kesepakatan, Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tawanan serta menarik pasukan militernya dari garis depan peperangan.  Dalam kesepakatan di Paris kedua negara juga bersedia untuk melepaskan setiap tahanan hingga akhir Desember 2019. Pembebasan tahanan itu dilakukan seiring ditarik mundurnya pasukan dari beberapa kawasan perang di Ukraina hingga Maret 2020.

Mungkin  menjadi tanda tanya, mengapa Rusia yang harus berunding dengan pemerintah Ukraina? Bukankah yang terjadi adalah  perang saudara  antara tentara Ukraina dan pemberontak? Dalam hal ini peran Presiden Macron dari Perancis cukup signifikan. Bersedianya Vlaidimir Putin duduk satu meja dengan  Presiden Volodymir Zelenski dalam pertemuan tingkat tinggi di Paris adalah  atas prakarsa Presiden Macron. Hal ini  menegaskan bahwa dunia memang tidak mengakui klaim pemberontak yang mendirikan negara baru di Ukraina. Selain itu Rusia telah mengakui keterlibatannya secara langsung dalam perang saudara, dan tampil memberi solusi damai atas perang yang telah menyebabkan kerusakan, penderitaan dan melayangnya belasan  ribu nyawa.

Pertemuan tingkat Tinggi di Paris antara Presiden Rusia dan Presiden Ukraina telah menjadi babak baru penyelesaian konflik dan diharapkan menciptakan perdamaian yang langgeng di Ukraina.

Read 1264 times