Monday, 12 March 2018 00:00

Tulup, Senjata Khas NTB

Written by 
Rate this item
(7 votes)

Nusa Tenggara Barat memiliki dua pulau utama, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Saat ini terdapat 3 suku utama yang merupakan penduduk asli Nusa Tenggara Barat, yaitu, Suku Sasak yang berasal dari Pulau Lombok, dan Suku Mbojo dan Sumbawa yang berasal dari Pulau Sumbawa. Masing-masing suku ini, memiliki senjata tradisional khas yang memiliki nilai budaya maupun nilai sejarah. Salah satu senjata tradisional itu adalah Tulup, milik Suku Sasak.

Tulup adalah salah satu senjata tradisional Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara barat, yang mereka gunakan untuk berburu. Senjata ini terbuat dari kayu Meranti yang dilubangi. Sedangkan pelurunya disebut Ancar, terbuat dari pelepah pohon Enau yang berbentuk seperti mata panah. Biasanya mata Ancar diolesi racun dari getah pohon Tatar. Getah ini sangat ampuh untuk membunuh binatang buruan. Tulup milik suku Sasak memiliki tiga komponen penting yang harus dibawa saat berburu, yaitu gagang Tulup, Ancar, dan Terontong atau tempat menyimpan Ancar.

menurut sejarah, Tulup sudah dikenal lama dalam kebudayaan suku-suku yang tinggal di daerah pedalaman Indonesia seperti, Kalimantan, Sumatera, Papua, dan Nusa Tenggara. Biasanya mereka menggunakan Tulup untuk berburu binatang seperti babi, kera, macan atau gajah.

Masyarakat suku Sasak menggunakan Tulup untuk berburu babi dan kera yang banyak ditemukan di hutan Lombok. Bagi para pemburu suku Sasak, Tulup dianggap sebagai benda yang sakral. Menurut mereka, berburu merupakan matapencaharian mereka, dan Tulup adalah alat yang membantu mencari nafkah, karena itu perlu dihargai dan dihormati.

hingga saat ini, kelompok orang-orang yang tinggal di dekat hutan rimba, masih menggunakan Tulup untuk berburu. Hutan Lombok yang lebat serta banyak babi dan kera berkeliaran membuat kegiatan berburu ini masih diminati oleh sebagian masyarakatnya. Namun, sejak pemerintah provinsi bekerja-sama dengan Departemen Kehutanan melarang perburuan kera karena termasuk hewan yang dilindungi, jumlah pemburu tradisional semakin berkurang.// Ihsan

Read 8547 times