Friday, 19 February 2021 00:00

Ironi Pemalsuan Vaksin Covid 19

Written by 
Rate this item
(1 Vote)
Foto:Antara Foto:Antara



Diantara upaya keras Dunia  untuk mengenyahkan covid19, maka yang kecurangan, menjual vaksin palsu atau bahkan melakukan imunisasi kosong atau tanpa vaksin menjadi sangat ironi.
Setelah Vaksin yang ditunggu-tunggu untuk mengatasi covid19  berhasil diproduksi massal ternyata kelemahannya adalah potensi beredarnya vaksin palsu.  Warga Tiongkok melakukan pemalsuan itu akhir tahun lalu, dan mengirimnya ke HongKong dan dikirim ke berbagai negara yang belum ditemukan negara mana. Tentulah ini menimbulkan keresahan. Terutama bagi negara-negara yang telah memesan vaksin Sinovac dari Tiongkok. Sebenarnya praktik pemalsuan ini gampang ditebak dan harusnya bisa diantisipasi oleh otoritas Tiongkok. Siapa yang tidak tergiur untuk ikut meraup Untung dari produksi massal  vaksin. Agar pemalsuan yang merugikan pemakai vaksin tidak terjadi, maka harusnya ada pengaman berlapis yang dibuat. Tapi kenyataannya memang tidak seperti harapan.  Operasi pemalsuan ini mulai terkuak pada akhir tahun lalu. Ada puluhan orang kabarnya diperiksa dan akan ditindak. Wajar kalau negara2 yang sudah memesan sinovac dari Tiongkok meminta kejelasan dan jaminan bahwa sinovac yang dikirim ke negara pemesan adalah yang asli. Karena si pemalsu ternyata juga bekerjasama dengan orang dalam produsen Sinovac. Sungguh ironis dalam kondisi pandemi menyangkut nyawa dan hidup orang banyak masih ada yang mau bermain curang dan culas.  Sementara di negara bagian  Nuevo Leon, Meksiko enam orang telah ditahan di negara karena memproduksi vaksin covid-19 palsu.  Kabar ini disampaikan oleh Kementerian Keamanan dan Perlindungan Sipil Meksiko.  Kementerian Keamanan dan Perlindungan Sipil Meksiko juga meminta warga untuk waspada terhadap peredaran vaksin palsu. Kementerian tersebut menganjurkan warga menerima vaksin hanya di pusat kesehatan negara bagian dan rumah sakit.  
Di Indonesia, untuk mencegah peredaran vaksin Corona palsu, BPOM telah memiliki mekanisme pengawasan peredaran secara daring. Pihak BPOM juga bekerja sama dengan Kominfo dan sejumlah marketplace di Indonesia untuk mengawasi peredaran vaksin khususnya yang dijual di e-commerce.
Keculasan dan keinginan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan memalsukan vaksin  membuat kondisi  tidak pasti akibat covid19 ini semakin tidak pasti. Tentu kita berharap walaupun negara pemakai vaksin tengah bersiap melakukan cross check agar tidak memakai vaksin yang palsu, seyogyanya negara produsen  vaksin harus lebih berhati2, melakukan pengawasan berlapis atau jika dimungkinkan hukum seberat-beratnya pelaku kejahatan pemalsu vaksin tersebut. Hingga timbul efek jera dan kepercayaan pemakai vaksin bisa Kembali muncul.


Read 679 times Last modified on Friday, 19 February 2021 15:52