PT Pindad(Persero), sebuah perusahaan Indonesia milik negara yang bergerak dibidang industri pertahanan, akan fokus memproduksi sejumlah pesanan Kementerian Pertahanan atau dari dalam negeri pada tahun ini.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengatakan, untuk permintaan dalam negeri, saat ini pihaknya tengah fokus memprioritaskan pembuatan munisi, senjata untuk komponen cadangan, kendaraan khusus “Anoa” dan medium tank serta kendaraan taktis “Maung”. Kesemuanya guna memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dipesan Kementerian Pertahanan.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebelumnya meminta agar PT Pindad dapat memenuhi kebutuhan munisi militer Indonesia sebanyak 4 miliar butir dengan berbagai kaliber. Saat ini, kapasitas produksi PT Pindad baru mencapai 400 juta butir dan tengah ditingkatkan hingga mencapai 600 juta. Sementara target penyediaan 4 milliar munisi merupakan prioritas pertama PT Pindad.
Prioritas kedua adalah pembuatan senjata untuk mendukung program komponen cadangan sebanyak 25.000 pucuk senjata. Saat ini pembuatan senjata tersebut sudah selesai. Prioritas ketiga adalah pembuatan kendaraan khusus “Anoa” dan Medium tank. Sedangkan Prioritas keempat adalah memenuhi permintaan untuk memproduksi kendaraan taktis “Maung”.
Kemampuan PT Pindad dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan yang berkualitas tidak hanya mendapat pengakuan dari dalam negeri tapi juga dunia internasional. Hal itu ditandai dengan banyaknya permintaan negara-negara Eropa dan Asia untuk industri pertahanan dalam negeri Indonesia tersebut.
Industri pertahanan hingga saat ini tergolong industri yang cukup menjanjikan, mengingat banyak negara di dunia yang mengeluarkan belanja pertahanan dalam jumlah besar, bahkan meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun ada dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, pada 2020 lalu aliansi seluruh Eropa dan Kanada menaikkan anggaran pertahanannya untuk keenam kalinya berturut-turut dengan peningkatan riil sebesar 3,9 persen. Tiongkok bahkan menaikkan anggaran belanja pertahanannya hingga 6,8% pada tahun ini.Industri pertahanan Indonesia perlu terus didukung oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, karena tidak hanya bermanfaat untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi nasional.Demikian Komentar.