Tak hanya melayani penerbangan, Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) juga menjadi panggung Seni Budaya. Baru-baru ini, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I membuka tiga arena di terminal sebagai tempat para seniman menunjukkan keahlian menari di depan pengguna jasa bandara, yakni di pintu masuk Keberangkatan, pintu Penjemputan dan titik Kedatangan Lawang Papat. Ketiganya menjadi panggung pertunjukkan yang dinamai Gebyar Bregas Budaya. Pentas ini hanya tampil setiap Sabtu dan Minggu. Gebyar Bregas Budaya berlangsung dari 16 Oktober sampai 7 November 2021.
30 dan 31 Oktober kemarin Kelompok Clingguk asal Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Yogyakarta menampilkan tarian Angguk dan Incling pada Gebyar Bregas Budaya. Salah satu dari tarian tersebut, yakni Tari Incling akan kami perkenalkan kepada Anda. Incling merupakan tarian rakyat tradisional dimana tema ceritanya diambil dari cerita Panji. Cerita Panji merupakan sekumpulan cerita yang berkisar padadua tokoh utamanya, yaitu Raden Panji Inu Kertapati (atau Kudawaningpati atau Asmarabangun), seorang pangeran dari Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji (atau Galuh Candrakirana), seorang puteri dari Kerajaan Kediri.
Incling berasal dari kata Onclang artinya Kuda Balap (Teji). Tarian ini mempergunakan Ondong (Kuda-kudaan) sebagai alat tariannya. Tarian incling biasanya dibawakan secara berkelompok dengan jumlah penari 15 atau 17 orang. Pertunjukan ini biasanya diadakan di tempat terbuka dengan durasi 3 sampai 4 jam. Meskipun penarinya laki-laki semua, namun ada peran wanita yang diperankan oleh laki-laki yang disebut “Cepet Wadon”. Selain itu, yang juga menarik dan disukai penonton adalah peran tokoh Pentul, Bejer serta Kethek atau kera, karena peran tokoh tersebut dimainkan secara jenaka dan menarik.