Wednesday, 12 September 2018 06:02

Kegagalan KTT Tripartit Semakin Mengaburkan Upaya Perdamaian Di Suriah.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Konflik bersenjata di Suriah nampaknya masih belum akan berakhir. Pihak di luar Suriah yang mempunyai peran dalam perang saudara masih memainkan peran penting dalam kemelut dan pertumpahan darah. Baik kubu pemerintah maupun pemberontak tidak lagi dapat melepaskan diri dari pengaruh pihak luar. Konperensi Tingkat Tinggi antar Turki, Iran dan Rusia di Teheran beberapa hari lalu menunjukkan betapa negara lain begitu menentukan penyelesaian masalah Suriah. Ketika pembicaraan mereka gagal menghasilkan terobosan, muncul  kemungkinan akan berlanjutnya peperangan. Kali ini yang menjadi fokus adalah Idlib.

Idlib adalah kawasan atau zona deskalasi yang ditetapkan oleh Iran, Turki dan Rusia. Ke tiga negara ini telah membangun sedikitnya 12 pos pengamatan di wilayah itu sesuai  kesepakatan sebelumnya. Sementara  KTT tripartit Iran – Turki – Rusia, tidak menghasilkan keputusan pasti mengenai nasib Idlib. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyusul kegagalan KTT, telah memperingatkan kemungkinan terjadinya serangan militer  terhadap Idlib. Jika itu terjadi maka kembali akan jatuh korban di pihak warga sipil dan terjadi gelombang pengungsi. Turki dalam pembicaraan di Teheran telah mengusulkan dicarinya solusi untuk mempertahankan perdamaian di Idlib.  

Kepada Presiden Iran Hassan Rouhani dan Vladimir Putin dari Rusia, Erdogan menekankan perlunya peningkatan peran Turki di Idlib. Atas usulan Turki, Vlaimir Putin tetap berpendapat perlunya tindakan keras. Moskow menentang usulan gencatan senjata. Alasannya, karena masih adanya faksi faksi perlawanan yang tidak dimasukkan dalam pembicaraan damai. Putin berpandangan bahwa Pemerintah Suriah harus mendapat dukungan kuat agar dapat mengendalikan dan kembali menguasai semua wilayah.

Dari kegagalan KTT Tripartit di Teheran, dapat dilihat bahwa pihak pihak asing sangat berpengaruh atas penyelesaian konflik berdarah di Suriah. Perbedaan kepentingan negara negara asing yang kini menancapkan pengaruhnya, baik pada pemerintah maupun kaum perlawanan atau oposisi telah mengunci upaya penyelesaian perang saudara di Suriah. Negara yang pernah makmur, damai dan berjaya masih akan tetap menjadi ajang perang. Bukan hanya lantaran perbedaan kepentingan antara pihak pihak di dalam negeri, tetapi terlebih lagi karena campur tangan luar negeri.

Read 900 times