24
July

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Portugal Joao Gomes Cravinho, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, di Jakarta, Senin (24/7). Menurutnya, kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Menlu Portugal dalam satu dekade terakhir.

“Kunjungan anda menciptakan momentum baru bagi kedua negara untuk semakin mempererat hubungan bilateral,” kata Retno dalam keterangan bersama yang disampaikan usai pertemuan.

Pertemuan kedua Menlu itu menyoroti sejumlah perkembangan dalam hubungan kemitraan Indonesia dan Portugal. Retno Marsudi menyoroti tingginya investasi Portugal di Indonesia yang terus meningkat hingga 2,000 persen sejak 2019-2022.

“Investasi pada energi terbarukan dan ekonomi biru dibahas sebagai sektor prioritas,” kata Retno.

Sementara di sektor kerja sama kelapa sawit, Menlu Retno menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Portugal terhadap kelapa sawit asal Indonesia. Menurutnya, impor kelapa sawit dari Indonesia meningkat 77 persen sejak tahun 2019-2022.

“Kenaikan tersebut dipicu oleh insentif impor turunan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel,” katanya.

Hal yang sama juga terjadi pada kerja sama energi. Menurut Retno, dirinya mengapresiasi komitmen dan tujuan bersama kedua negara dalam hal energi baru dan terbarukan.

Selain itu kedua Menlu juga membahas kerja sama sektor maritim. Retno mengatakan, ada 300 orang awak kapal penangkap ikan asal Indonesia yang telah berkontribusi pada perekonomian Portugal.

“Kami membahas langkah-langkah untuk menjaga kepentingan mereka termasuk melalui sertifikasi dan peningkatan kapasitas. Kami juga menjajaki kolaborasi dalam ekonomi biru, perikanan, dan memerangi IUU Fishing,” katanya.

Pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Portugal Joao Gomes Cravinho juga dimanfaatkan untuk membahas sejumlah isu regional dan global. Menurut Retno, pertemuan itu telah menghasilkan sejumlah catatan positif dalam kerja sama kedua negara.

21
July

 

 

VOInews, Jakarta: Indonesia menyampaikan komitmen untuk terus memperkuat kemitraan strategis dengan Prancis. Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Prancis dalam rangka menghadiri pertemuan bilateral dan Two Plus Two (2+2) dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kemitraan tersebut harus didasarkan pada prinsip saling menghormati dan menguntungkan, serta didasarkan pada penghormatan hukum internasional dan Piagam PBB.

“Kemitraan Indonesia-Prancis juga harus berkontribusi positif untuk menciptakan dunia yang lebih stabil, aman dan damai,” kata Menlu Retno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (21/7).

Dalam hal kerja sama ekonomi, Menlu Retno menekankan pentingnya penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).

“Namun saya juga menyampaikan concern terkait EU Deforestation Regulation (EUDR) dan juga EU Enforcement Regulation (EUER) yang dapat menganggu negosiasi. Indonesia sangat menentang EUDR dan EUER,” katanya.

Terkait investasi, Menlu Retno menggaris bawahi adanya kenaikan 87 persen investasi Prancis di kuartal pertama tahun 2023. Ia pun mendorong investasi Prancis di sektor transisi energi, hilirisasi industri dan juga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Sudah ada komitmen 500 juta euro dari Prancis untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” katanya.

Sementara itu terkait kerja sama pertahanan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama yang tidak sebatas pada jual beli alat utama sistem senjata (alutsista), namun juga transfer teknologi, pengembangan dan produksi bersama. Menurutnya hal ini penting untuk membangun strategi otonomi Indonesia.

“Indonesia juga ingin jadi bagian dari mata rantai pasok global untuk industri strategis. Untuk itu saya dorong implementasi kerja sama joint ventures dan joint production antara Thales & PT LEN Industry,” katanya.

Sementara di sektor keamanan, Menlu Retno Marsudi mendorong sejumlah kerja sama antara Indonesia dan Prancis, yaitu keamanan maritim dan dukungan alih teknologi dan capacity building Prancis untuk Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, keamanan siber dan kerja sama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan industri pertahanan Thales, dan kerja sama penanggulangan bencana termasuk mengundang Prancis untuk menghadiri ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise 2023 pada bulan Agustus.

Dalam pertemuan bilateral maupun 2+2, kedua negara juga membahas isu kawasan, kerja sama Global North dan Global South, serta kerja sama dan isu-isu strategis global. 

Selain bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu, Menlu Retno Marsudi dan Menhan Prabowo Subianto juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.

21
July

 

VOInews, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia saat ini telah siap untuk menjadi anggota dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Hal itu dikatakan Airlangga dalam acara 'Indonesia Data and Economic Conference' (IDE) 2023 di Jakarta, Kamis.

Menko Airlangga menjelaskan apabila Indonesia berhasil masuk sebagai anggota OECD, maka Indonesia menjadi negara ke-3 di Asia setelah Jepang dan Korea Selatan yang menjadi bagian dari organisasi kerja sama yang berpusat di Prancis itu. Airlangga menilai, penting bagi Indonesia untuk menjadi anggota OECD karena dengan resmi menjadi anggota. Indonesia mampu menerapkan standar yang lebih tinggi dalam seluruh proses legislasi, baik itu dalam proses pembentukan perundang-undangan, hingga jenis regulasi dan standar yang akan diterapkan pada setiap kementerian dan lembaga. (antara)

21
July

 

VOInews, Jakarta: Pemerintah Iran melakukan kunjungan khusus ke salah satu pusat rehabilitasi sosial milik Kementerian Sosial. yakni di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) di Bekasi guna mempelajari penanganan penyandang disabilitas. Wakil Direktur Jenderal untuk Hak Asasi Manusia dan Urusan Perempuan. Seyed Mohsen Emadi sebagai delegasi Pemerintah Iran dalam keterangan yang diterima Antara Kamis menyebutkan perlindungan penyandang disabilitas merupakan bagian penting dari kebijakan Pemerintah Iran.

Kunjungan ini merupakan salah satu agenda dialog Hak Asasi Manusia (HAM) kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Iran terkait pertukaran informasi penanganan penyandang disabilitas. Dalam kunjungan tersebut para delegasi meninjau pengolahan sampah plastik, ruang menjahit, ruang otomotif, rumah susun (rusun) ruang pelatihan pijat, pojok baca digital (pocadi) dan centerlink. (antara)