09
May

 

VOInews, Labuan Bajo: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak seluruh Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN untuk bekerja bersama merumuskan sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan pada pertemuan tingkat Kepala Negara (KTT) ASEAN. Poin pertama yang disebutkan oleh Menlu Retno adalah mengenai tema ASEAN Matters : Epicentrum of Growth.

“Di bawah agenda ini, kita akan membahas dan merekomendasikan kepada para Pemimpin kita bagaimana membangun landasan yang kuat untuk masa depan ASEAN, visi jangka panjang, dan kapasitas ASEAN yang lebih kuat untuk memungkinkan ASEAN menghadapi tantangan masa depan,” kata Menlu saat memimpin Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM), di Labuan Bajo, Selasa (9/9).

Lebih lanjut dalam sambutannya pada pembukaan AMM, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyebutkan tentang rencana pembahasan akan pembaruan tentang aksesi ke Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC). Para menteri luar negeri juga membahas tentang implemetasi dari 5 Poin Konsesus dalam rangka mendorong upaya perdamaian di Myanmar, termasuk implementasi ASEAN Outlook yang efektif di Indo-Pasifik.  

“Peran ASEAN sangat penting bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan. Kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di kawasan ini jika kita tidak memiliki ASEAN,” kata Menlu Retno.

Namun, Retno mengatakan, meskipun sudah cukup banyak pencapaian ASEAN di bawah keketuaan Indonesia tahun 2023, pencapaian ini harus menjadi modal untuk membangun ASEAN yang lebih kuat dan lebih relevan.

“Pastinya, tantangan ke depan yang dihadapi ASEAN akan semakin besar, termasuk di Indo-Pasifik,” katanya.

Oleh karena itu dirinya menggaris bawahi pentingnya implementasi dari ASEAN Outlook on The Indo-Pacific.

Menurutnya, seluruh negara-negara ASEAN perlu bekerja lebih keras untuk memastikan seluruh target pencapaian dapat dicapai.

“Saya yakin, bersama-sama kita akan mencapai ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” tutupnya.

08
May

 

 

VOInews, Manggarai Barat: Indonesia kembali mendorong agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Menurut Presiden Joko Widodo, situasi di negara tersebut saat ini tidak membuat pihak mana pun menang, tapi hanya membuat rakyat menjadi korban.

“Rakyat yang akan menjadi korban karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. Saya mengajak marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama,” ungkap Presiden dalam konferensi pers di Hotel Meruorah, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (8/5/2023).

Untuk itu, menurut Presiden, keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau “Five-Point Consensus”. Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.

Presiden mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia, dan melalui keketuaannya di ASEAN mampu memfasilitasi The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).

Setelah tertunda cukup lama karena masalah akses, Presiden mengatakan, joint needs assesment mampu diselesaikan.

“Ini masalahnya adalah masalah akses. Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tetapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak,” ucap Kepala Negara.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga telah menjelaskan bahwa ada dua tahap bantuan kemanusiaan untuk Myanmar.

Tahap pertama terkait dengan life saving, telah selesai dilakukan karena terkait dengan bantuan penanggulangan COVID-19, dan akan dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu life sustaining.

“Tahap kedua ini sempat alami hambatan karena kurangnya akses kepada AHA Centre untuk menjangkau penduduk yang memerlukan terutama di wilayah-wilayah yang di luar kontrol militer Myanmar,” ujar Retno.

08
May

 

 

 

VOInews, Manggarai Barat: Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI).

“Ke depan, perlindungan WNI akan terus kita tingkatkan dan kita perkuat,” kata Presiden dalam konferensi pers di Hotel Meruorah, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (8/5/2023).

Terkait dengan itu, menurut Presiden, sejauh ini Pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan.

“Di tengah berbagai kesulitan yang ada di sana, pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini, jumlah WNI yang telah dievakuasi sebanyak 969 orang, 936 sudah pulang dan 33 sudah berada di lokasi yang aman di luar Sudan,” kata Presiden.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah menjelaskan terkait evakuasi WNI dari Sudan. Upaya tersebut dirancang dengan sangat matang. Evakuasi dijalankan melalui sebuah operasi yang senyap tapi cepat.

“Kenapa kita selalu memilih operasi yang senyap, karena semua menyangkut masalah safety and security dari WNI yang akan kita evakuasi karena situasi setempat selalu sangat dinamis, sangat cair, dan dapat mengancam keselamatan para WNI,” jelas Retno.

08
May

 

 

VOInews, Jakarta: Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 (The 29th ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC) 2023 menyepakati empat komitmen yang selanjutnya akan dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023.

“Sudah disepakati di tingkat menteri, akan dibawa ke KTT ASEAN 2023,” ujar Menko PMK Muhadjir Effendy usai sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASCC ke-29 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (8/5/2023), dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

Ia mengemukakan empat dokumen komitmen itu, yakni terkait one health, jejaring desa ASEAN, pelindungan pekerja migran dalam situasi krisis, dan pekerja migran khususnya nelayan migran.

“Empat dokumen komitmen ini sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif,” tutur Menko Muhadjir.

Dalam Sidang ASCC ke-29, Menko PMK menyampaikan para Menteri dan Sekretaris Jenderal ASEAN menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama dalam mewujudkan prioritas Pilar Sosial Budaya di bawah Kepemimpinan ASEAN Indonesia 2023.

“Mari perkuat kerja sama kita dalam mendorong relevansi ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan di kawasan dan sekitarnya,” kata Menko Muhadjir.

Sidang ASCC ke-29 dipimpin oleh Menko PMK Muhadjir Effendy. Delegasi yang hadir dalam sidang itu di antaranya Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam Haji Nazmi Bin Haji Mohammad, Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kamboja Nath Bunroeun, Menteri Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Laos Suanesavanh Vignaket, Menteri Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia Dato’ Sri Tiong King Sing.

Hadir pula Sekretaris Kementerian Kesejahteraan Rakyat dan Pembangunan Filipina Rex Gatchalian, Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura Masagos Zulkifli, Menteri Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand Anukul Peedkaew, Deputi Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial Vietnam Nguyen Ba Hoan, Wakil Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi Timor Leste Signi Chandrawati, dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn.