26
April

 

 

VOInews.id- Pemerintah mencatat adanya penurunan angka kejadian kecelakaan selama harus mudik 2023, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menko PMK Muhadjir Effendy berharap agar penyelenggaraan yang lancar juga dapat terjadi di arus balik 2023. (Aria Cindyara/Rio Feisal/Denno Ramdha Asmara/Farah Khadija)

24
April

 

 

VOInews, Jakarta: Perayaan Idul Fitri 1444 H di Wisma Indonesia Kuba dimeriahkan dengan tampilan bedug dan tradisi sungkeman, Jumat (21/4/2023). Perayaan digelar di Wisma Indonesia seusai shalat Ied yang dilaksanakan di Masjid Abdallah, satu-satunya masjid yang ada di Havana.

“Pada tahun 2015 pemerintah Kuba memberikan bangunan museum mobil tua untuk digunakan sebagai masjid, satu-satunya tempat shalat berjamaah di jantung Ibu Kota negara Kuba,” kata Dubes RI Nana Yuliana, dikutip dari keterangan KBRI Havana yang diterima di Jakarta, Senin (24/4/2023).

Perayaan Idul Fitri di Wisma Indonesia diikuti oleh para warga negara Indonesia (WNI) dan sejumlah diplomat asing. Usai shalat Ied, KBRI Havana menggelar halal bi halal di Wisma Indonesia yang dihadiri tak hanya warga negara Indonesia (WNI), namun juga diplomat dari negara-negara sahabat diantaranya Malaysia, Belanda, Republik Dominikana, Haiti, Laos, Kamboja, Myanmar, Sri Lanka, India, dan Timor Leste yang menjadi mitra diplomasi Indonesia di Havana.

“Idul Fitri tahun ini terasa lebih meriah dibandingkan Idul Fitri tahun sebelumnya karena hampir 800 umat muslim di Havana terutama mahasiswa yang berasal dari Afrika Barat dan Timur Tengah datang untuk melakukan shalat Idul Fitri,” kata Dubes Nana.

Dubes Kamboja dan Dubes Myanmar yang turut hadir bahkan menyempatkan diri bermain gitar mengiringi vokalis WNI Wanry Abang. Penampilan mereka menambah keseruan perayaan halal bi halal kali ini.

“Suara obrolan akrab dan tawa hangat terdengar dari berbagai sudut di Wisma Indonesia sambil menikmati hidangan di tengah cuaca hangat Havana,” tulis KBRI.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI Nana Yuliana menceritakan tentang tradisi perayaan Idul Fitri di Indonesia seperti pulang kampung, dan takbiran, termasuk iringan pukulan bedug serta acara sungkeman yang diperagakan pada saat halal bi halal tersebut. Acara ini dimanfaatkan pula oleh KBRI untuk mempromosikan budaya Indonesia sekaligus kuliner khas lebaran kepada warga asing.

Suasana akrab terasa lebih hangat dengan suguhan menu khas lebaran yang disajikan oleh Wisma Indonesia yakni ketupat, opor ayam, sambal goreng kentang, serta kerupuk ditambah nasi kebuli ala Havana.

“Halal bi halal di Havana tahun ini serasa mampu mengobati kerinduan akan tanah air,” kata Natasha, salah seorang WNI di Havana.

Islam ada di Kuba sejak era kolonialisasi Spanyol pada abad ke-15. Banyak umat Islam dari Afrika Barat yang dibawa Spanyol untuk bekerja di perkebunan gula di Kuba saat itu.

“Menurut Sr. Jorge Ella Gil Viant, masyarakat Kuba yang aktif dalam dialog antar agama di negeri sosialis-komunis ini, ada sekitar 6000 umat muslim dari 11,3 juta total penduduk di Kuba,” tulis KBRI Havana.

Mahasiswa Muslim dari Afrika, Sahara Barat, Yaman, Palestina, dan negara-negara Arab lainnya yang belajar ilmu kedokteran di Kuba membawa pengaruh besar terhadap perkembangan Muslim terutama pada tahun 1990-an. Walaupun Kuba merupakan negara sosialis komunis namun konstitusi Kuba memberikan kebebasan dan menjamin warganya untuk memeluk agama masing-masing.

“Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez Parilla memberikan ucapan selamat merayakan Idul Fitri kepada seluruh umat Islam di Kuba,” tulis KBRI Havana.

24
April

 

 

VOInews, Jakarta: Sebanyak 538 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi ke Port Sudan pada Senin (24/4/2023). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan para WNI tiba di Port Sudan pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat atau pukul 06.00 WIB. Menurutnya, keseluruh WNI yang dievakuasi terdiri 273 orang perempuan, 240 orang laki-laki dan 25 orang balita.

“WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, Pekerja Migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya,” katanya dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Senin (24/4/2023).

Menlu Retno menjelaskan, evakuasi menuju Port Sudan merupakan evakuasi tahap 1 yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum. Menurutnya, evakuasi dilakukan dengan menggunakan 8 bis dan 1 mini bus milik KBRI Khartoum.

“Evakuasi tahap 1 ini berangkat dari Khartoum pada Minggu tanggal 23 April pukul 08.00 WS (13.00 WIB),” kata Menlu.

Retno menjelaskan, para WNI memerlukan waktu sekitar 15 jam untuk menempuh perjalanan darat Khartoum - Port Sudan yang berjarak sekitar 830 KM melalui kota Atbara, Damir, Mismar dan Kota Sawakin.

“Terdapat sekitar 15 pos pemeriksaan sepanjang perjalanan,” katanya.

Saat ini, Retno menambahkan, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut. Sementara persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan.

Lebih lanjut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan masih ada 289 WNI lain di Khartoum yang akan dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama. Menurutnya, sebagian besar WNI tersebur adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan.

“Rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” jelas Retno.

Dirinya pun menghimbau agar setiap WNI yang masih berada di Sudan dan belum melaporkan diri, untuk segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum agar juga dapat dilakukan evakuasi pada tahap kedua.

“Kami mohon doanya agar evakuasi lanjutan dapat segera dilakukan dengan selamat. Sekali lagi, situasi lapangan sangat cair dan sangat dinamis,” kata Menlu.

 

24
April

 

 

VOInews, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mendukung penuh langkah evakuasi terhadap WNI di Sudan menyusul konflik bersenjata di wilayah tersebut. Christina berharap proses evakuasi berjalan lancar dan aman sampai tiba di tanah air dalam keadaan selamat.

"Keputusan lakukan evakuasi menjadi langkah tepat untuk situasi yang terus memburuk di Sudan saat ini. Sama halnya negara lain yang mulai mengevakuasi warganya, kita berharap WNI kita yang akan mulai keluar dari Sudan bisa selamat sampai tiba di tanah air," ungkap Christina kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/4/2023). I

a menambahkan, berdasarkan komunikasi dengan Dirjen Protokoler Konsuler Kemlu RI, proses evakuasi dilakukan melalui jalan darat dari Khartoum ke Pelabuhan Sudan dengan jarak sekitar 1.200 km. Selanjutnya WNI akan menyebrang menggunakan kapal menuju Jeddah, baru diterbangkan dari Jeddah ke Jakarta. 

"Proses ini tentu tidak mudah. Kita doakan semuanya berjalan lancar, tidak ada hambatan berarti khususnya dalam perjalanan menuju pelabuhan Sudan," ucap Christina. 

Berdasarkan data sementara Kemlu RI, tercatat 850 orang WNI yang akan dievakuasi. Diketahui mayoritas WNI di Sudan adalah mahasiswa.