Komentar

Komentar (900)

14
September


Dua  Forum Ekonomi internasional baru saja  dilaksanakan dalam waktu yang berdekatan. Yang pertama,  Forum Ekonomi Timur, (Eastern Economic Forum-EEF) dengan sponsor Rusia diselenggarakan hari Selasa 11 September 2018 di Vladivostok Rusia. Forum lainnya adalah Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum-WEF) untuk ASEAN yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam 12 September 2018.

Meski berdekatan, kedua forum itu tidak serta merta membahas persoalan yang sama. Forum Ekonomi Dunia untuk ASEAN bertemakan ASEAN 4.0: Entrepreneurship and the Fourth Industrial Revolution (ASEAN 4.0: Kewirausahaan dan Revolusi Industri keempat). Sedangkan apa yang dilaksanakan di Vladivostok, lebih menjadi antithesis terhadap kebijakan Amerika Serikat kepada RRT dan Rusia.

Forum WEF di Hanoi, menjadi peluang bagi anggota ASEAN mengembangkan kerjasama dengan mitra serta menarik perhatian dan investasi perusahaan mulitnasional dunia. Hal lain yang ingin dicapai adalah akses padaide baru dan tren yang terjadi di kawasan serta di dunia. Tidak disinggung dalam forum ini hubungan dagang yang kurang harmonis antara RRT dan Rusia dengan Amerika Serikat.

Sebaliknya Forum Ekonomi Kawasan Timur, EEF, menekankan keterpaduan untuk mengatasi tekanan ekonomi yang dilakukan Amerika Serikat kepada RRT dan Rusia. Pemimpin kedua Negara,  Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden RRT Xi Jin Ping, bersepakat untuk meningkatkan perdagangan dengan menggunakan mata uang sendiri ketimbang dollar Amerika.

Rusia telah melaksanakan Forum ini sejak 2015 untuk mendekatkan kawasan Timur Rusia dengan Asia Timur yang bertumbuh pesat. Rusia perlu mencari peluang baru, setelah sanksi yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa sejak pendudukan semenanjung Krimea,  Ukraina,  oleh Rusia di tahun 2014.
Pimpinan tertinggi RRT sendiri baru pertama kali hadir di Forum Ekonomi Timur  ini.
Selain hubungan ekonomi, RRT dan Rusia juga terlibat dalam latihan militer bersama dalam waktu yang hampir bersamaan.

Dapat dilihat bahwa pelaksanaan kedua forum tersebut  adalah indikasi bahwa Asia Tenggara dan Timur telah menjadi motor penggerak ekonomi dunia. Dinamika pembangunan di kawasan hendaknya terus dipelihara dengan menurunkan tingkat konflik; seperti di semenanjung Korea, persengkataan Jepang dengan Rusia atas pulau-pulau di utara Jepang, perang dagang RRT dengan AS.

Ini semua menjadi tantangan bersama Negara-negara Asia untuk
bekerjasama. Karena jika pertumbuhan di Asia mandek, akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia. 

13
September

Kemarin, 12 September 2018, di Tangerang, Banten, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia, menggantikan Pahala N Mansury.

Tahun 2017, Perusahaan penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia merugi sebesar 213,4 juta dolar Amerika atau setara 2,88 triliun Rupiah. Berbanding terbalik dengan 2016 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 9,4 juta dolar Amerika atau sekitar 126,9 miliar Rupiah. Kerugian sepanjang tahun 2017 disebabkan peningkatan pengeluaran operasional terutama karena peningkatan biaya bahan bakar sebesar 25% dari 924 juta menjadi 1,15 miliar dolar Amerika.  

Ari Askhara, Direktur Utama yang baru, mempunyai target untuk menurunkan kerugian PT Garuda Indonesia hingga kurang dari 100 juta dolar Amerika pada akhir 2018, dengan cara menutup celah kebocoran biaya operasional, mengoptimalkan rute favorit, membuka rute bernilai ekonomi baik dan meningkatkan kinerja pegawai.

Sejak 2013 hingga 2018, Askhara pernah menjadi direktur di sejumlah perusahaan BUMN, dan bukan orang baru di Garuda karena menjadi Direktur Keuangan dan Risiko Garuda, dan terakhir pada 2018 Direktur Utama PT Pelindo III.  

Menurut Askhara, ia akan melibatkan semua pegawai dan regulator dalam mencapai target. Sebagian pengalamannya di Pelindo III akan diterapkan di Garuda. Salah satunya dengan transformasi human capital. Karena Garuda Indonesia bergerak dalam sektor jasa, kebahagiaan pegawai sangat penting agar pelayanan terhadap penumpang meningkat. Selanjutnya, ia akan berupaya meningkatkan pendapatan dengan menciptakan rute baru di beberapa titik sumber turis asing, dan mengoptimalkan rute lama domestik dibandingkan rute internasional.

Untuk menekan biaya operasional dan mencegah inefisiensi, akan dilakukan negosiasi ulang sewa pesawat masuk, khususnya untuk existing flight narrow body dan wide body agar memperpanjang masa sewa. Jadi biaya sewa per bulan akan turun 10-20%. Di tengah kondisi Rupiah yang kian terpuruk dan harga minyak yang terus meningkat, langkah selanjutnya yang akan diambil adalah redivine cost structure, mengubah dan memperbaiki biaya operasional.

Garuda Indonesia sebenarnya perusahaan penerbangan yang punya reputasi. Beberapa kali Garuda menerima penghargaan dari lembaga internasional, tetapi penghargaan itu ternyata belum menjadi jaminan keuntungan bagi Garuda.

Diharapkan tekad Ari Askhara, dengan pengalaman memimpin berbagai divisi di berbagai perusahaan, bersama manajemen Garuda Indonesia yang baru bukan hanya sekedar target di atas kertas, tapi dapat menjadi kenyataan, dengan dukungan berbagai pihak.  

12
September


Konflik bersenjata di Suriah nampaknya masih belum akan berakhir. Pihak di luar Suriah yang mempunyai peran dalam perang saudara masih memainkan peran penting dalam kemelut dan pertumpahan darah. Baik kubu pemerintah maupun pemberontak tidak lagi dapat melepaskan diri dari pengaruh pihak luar. Konperensi Tingkat Tinggi antar Turki, Iran dan Rusia di Teheran beberapa hari lalu menunjukkan betapa negara lain begitu menentukan penyelesaian masalah Suriah. Ketika pembicaraan mereka gagal menghasilkan terobosan, muncul  kemungkinan akan berlanjutnya peperangan. Kali ini yang menjadi fokus adalah Idlib.

Idlib adalah kawasan atau zona deskalasi yang ditetapkan oleh Iran, Turki dan Rusia. Ke tiga negara ini telah membangun sedikitnya 12 pos pengamatan di wilayah itu sesuai  kesepakatan sebelumnya. Sementara  KTT tripartit Iran – Turki – Rusia, tidak menghasilkan keputusan pasti mengenai nasib Idlib. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyusul kegagalan KTT, telah memperingatkan kemungkinan terjadinya serangan militer  terhadap Idlib. Jika itu terjadi maka kembali akan jatuh korban di pihak warga sipil dan terjadi gelombang pengungsi. Turki dalam pembicaraan di Teheran telah mengusulkan dicarinya solusi untuk mempertahankan perdamaian di Idlib.  

Kepada Presiden Iran Hassan Rouhani dan Vladimir Putin dari Rusia, Erdogan menekankan perlunya peningkatan peran Turki di Idlib. Atas usulan Turki, Vlaimir Putin tetap berpendapat perlunya tindakan keras. Moskow menentang usulan gencatan senjata. Alasannya, karena masih adanya faksi faksi perlawanan yang tidak dimasukkan dalam pembicaraan damai. Putin berpandangan bahwa Pemerintah Suriah harus mendapat dukungan kuat agar dapat mengendalikan dan kembali menguasai semua wilayah.

Dari kegagalan KTT Tripartit di Teheran, dapat dilihat bahwa pihak pihak asing sangat berpengaruh atas penyelesaian konflik berdarah di Suriah. Perbedaan kepentingan negara negara asing yang kini menancapkan pengaruhnya, baik pada pemerintah maupun kaum perlawanan atau oposisi telah mengunci upaya penyelesaian perang saudara di Suriah. Negara yang pernah makmur, damai dan berjaya masih akan tetap menjadi ajang perang. Bukan hanya lantaran perbedaan kepentingan antara pihak pihak di dalam negeri, tetapi terlebih lagi karena campur tangan luar negeri.

11
September


Hari ini,  tanggal 11 Sept. 2018, Radio Republik Indonesia (RRI) merayakan hari jadinya yang ke-73 tahun. Sejak keberadaannya, Radio Republik Indonesia telah memberikan sumbangsih yang tiada ternilai. Baik dalam mendukung proses kemerdekaan, maupun mengisi kemerdekaan hingga saat ini.

Bagaimana RRI mengikuti perkembangan media saat ini? Di Zaman  yang menuntut untuk lebih cepat menyebarkan informasi dan menjangkau lebih banyak khalayak  pendengar.  Juga dengan konten siaran yang benar-benar dibutuhkan masyarakat .

Radio Republik Indonesia menjawabnya dengan kekuatan 97 stasiun penyiaran terdiri dari 1 satuan kerja tipe A, 30 satker tipe B, 34 satuan kerja tipe C, Pusat Pemberitaan dan Siaran Luar Negeri (Voice of Indonesia) serta 32 Studio Produksi yang ada.

Sebagai sabuk pengaman informasi (Information Safety Belt),
selama tahun 2009 - 2010 RRI telah mendirikan studio di wilayah perbatasan dan daerah terpencil atau blankspot.  Antara lain di  Entikong, Batam, Nunukan, Putusibaou, Malinau, Atambua, Ampana, Boven Digoel, Kaimana, Skow, Oksibil, Takengon, Sabang dan Sampang. Siaran melalui studio-studio produksi ini ditujukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan memberikan akses informasi yang berimbang bagi masyarakat. Khususnya  di daerah perbatasan,  maupun di daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat menerima siaran RRI atau blankspot.

Selain itu, siaran RRI kini juga dapat dinikmati lewat streaming atau internet. Bahkan mulai  tahun 2018 ini, RRI dapat diikuti lewat RRINET, yaitu sebuah program radio yang divisualkan.  Khalayak tidak hanya dapat mendengarkan,  tetapi juga melihat konten siaran,  mirip  siaran televisi.

Pembaruan, baik peralatan maupun konten siaran,  serta pengembangan kemampuan sumber daya manusia adalah sebuah keharusan  bagi RRI dalam perkembangan zaman. Apa yang dilakukan Radio Republik Indonesia saat ini, khususnya terkait  peralatan dan konten siaran,  sudah berada di jalur yang tepat.  Namun keberadaan sumber daya manusia (terutama pegawai negeri sipil) yang kini jumlahnya semakin sedikit,  perlu mendapat perhatian. Regenerasi, penambahan pegawai sesuai kebutuhan sebaiknya juga menjadi prioritas.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia di usianya yang  ke-73. Sekali di Udara Tetap di Udara.

10
September

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Korea Selatan Minggu, 9 September 2018. Kunjungan kerja Jokowi ke Seoul merupakan balasan atas kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In  ke Indonesia pada tahun 2017 lalu.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, tujuan kunjungan ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya menghadapisituasi ekonomi global saat ini dan ke depan. Selama di Seoul, Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan bilateral denganPresiden Korea Selatan Moon Jae-In, serta menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Korea Selatan dan pertemuan bisnis one-on-one.Selain itu, rencananya pemerintah kedua negara akan menandatangani sejumlah nota kesepahaman di bidang legislasi, kerja sama imigrasi, ekonomi, Sumber Daya Manusia (SDM), keamanan maritim, serta kerja sama bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Korea Selatan merupakan  satu dari 10 besar negara yang berinvestasi di Indonesia. Antara lain, investasi raksasa baja Korea, Posco Steel, yang menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Steel dengan membangun peleburan baja besar, di Cilegon, Banten. Selain itu, jaringan toko ritel Korea, Lotte, juga telah lama beroperasi di  Indonesia. Perdagangan kedua negara pun meningkat cukup signifikan, yakni hampir 12 persen. Potensinya memang cukup besar. Pada tahun 2017 nilai perdagangan Indonesia-Korea tercatat mencapai 16,3 miliar  AS.

Tidak sekedar  memperkuat kerjasama di bidang ekonomi, kunjungan Jokowi ke Korea Selatan kali ini juga dalam rangka memperingati 45 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan.

Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan telah terjalin di tingkat konsulat pada tahun 1966 dan dibuka secara resmi  pada 17 September 1973. Karena sama-sama menganut sistem demokrasi, tentu saja tidak sulit untuk melakukan kerjasama ini.

Selain dalam hubungan bilateral, kerjasama Indonesia-Korea Selatan juga terjalin dalam berbagai forum internasional. Salah satunya adalah  forum MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) yang mempunyai tujuh area utama kerjasama, yaitu melawan terorisme, perdagangan  dan ekonomi, energi, pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender, operasi pemeliharaan perdamaian, tata kelola pemerintahan dan demokrasi yang baik.

Kunjungan Presiden Jokowi ke Korea kali ini juga akan dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap perdamaian dua Korea dan mempertebal dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian di Semenanjung Korea. Sehingga diharapkan perdamaian dua Korea akan segera terwujud.

Semoga kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan membawa dampak positif dan memperkuat hubungan kedua Negarakhususnya di bidang ekonomi, politik, keamanan dan sosial budaya.

07
September


Negara-negara Pasifik bertemu dalam sebuah Konperensi Tingkat Tinggi ke 49 di Nauru yang berlangsung dari tanggal 3 dan berakhir 6
 September lalu. Forum ini merupakan arena pertemuan negara-negara di kawasan Samudra Pasifik. KTT dengan thema “Building a Strong Pacific: Our People, Our Islands, Our Will”  dibuka oleh presiden Nauru, Baron Divavesi Waqa yang menyampaikan pidato mengenai Forum Kepulauan Pasifik ( PIF ) sebagai tempat untuk menyelesaikan tantangan bersama di kawasan.
Dalam pertemuan itu beberapa isu menjadi perhatian bersama seperti: keamanan regional, perubahan iklim serta keamanan maritim. Beberapa negara di kawasan turut menghadiri KTT termasuk Amerika Serikat, RRT, Korea Selatan, Jepang, Uni Eropa dan Indonesia. Forum ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1971 dengan tujuan memperkuat kerjasama dan integrasi kebijakan negara-negara Pasifik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintahan, dan keamanan regional. Anggotanya terdiri dari 18 negara yaitu Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Kepulauan Cook, Polynesia Prancis, Fiji, Kaledonia Baru, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Federasi Mikronesia, Palau, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Tonga dan Vanuatu. Mungkin jika dibandingkan dengan forum lain di kawasan sekitarnya, Forum Kepulauan Pasifik ini kurang terdengar. Namun setelah gencarnya isu pemanasan global disertai meningkatnya permukaan laut, negara-negara di kepulauan Pasifik yang merasakan dampaknya. Forum ini kemudian menjadi wadah bagi negara-negara terdampak untuk menyuarakan ancaman yang mereka hadapi.
Indonesia yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan samudera Pasifik sudah sejak tahun 2001 selalu ikut hadir di dalam Forum itu. Selain mendengarkan dan membantu memberikan masukan, Forum juga menjadi tempat bagi Indonesia untuk selalu memberikan informasi positif atas pembangunan di Indonesia Timur khususnya Papua. Selain itu Indonesia seharusnya juga memainkan peran untuk membantu pembangunan di kawasan jika tidak, negara lain, seperti Tiongkok, Korea atau Jepang yang mengambil peran di kawasan.

06
September


Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pada hari Rabu (05/09) terus mengalami pelemahan. Rata-rata perdagangan antarbank, per dolar AS sudah dibanderol di atas Rp14.900. Perlu diketahui, pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami mata uang rupiah saja.  Beberapa mata uang negara berkembang lain juga mengalami pelemahan. Mata uang India melemah melebihi 10 persen, Brasil hampir 20 persen, bahkan Turki, dan Argentina mencapai lebih dari 40 persen. Meskipun pelemahan rupiah sebesar 9,24 persen masih lebih baik dibandingkan negara berkembang lain namun , kurs rupiah terlihat lebih lesu dibandingkan mata uang negara-negara di Asia Tenggara. Peso Filipina melemah mencapai 6.99 persen, Ringgit Malaysia mencapai 2.23 persen, dan Dollar Singapura mencapai 2.96.

Melemahnya nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh sentimen negatif baik di luar  maupun dalam negeri. Sentimen negatif dari luar  misalnya kenaikan suku bunga  The Federal Reserve, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.  Sedangkan faktor sentimen negatif dari dalam negeri  antara lain pembelian valas oleh korporasi untuk impor yang masih besar dan defisit neraca transaksi berjalan. Defisit ini terhadap terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 3 persen, sehingga mempengaruhi sentimen investor karena cadangan devisa terus tergerus untuk menambal defisit tersebut.

Pemerintah dan Bank Indonesia bahu membahu meredam pelemahan rupiah. Bank Indonesia terus berada di pasar untuk menaikkan volume intervensi baik di pasar valas maupun di pasar Surat Berharga Negara. Gubernur BI Perry Warjiyo , Selasa (4/9/2018) mengakui, saat ini pelemahan rupiah sudah tidak wajar karena sangat tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Perry menegaskan nilai tukar rupiah yang pada Selasa turun hingga ke Rp14.900 per dolar tidak wajar dan tidak seharusnya terjadi.

Lalu, apakah itu berarti ada ulah spekulan dalam pelemahan rupiah?  Untuk mengatasinya, pemerintah mengancam bakal menjatuhkan sanksi tegas terhadap para spekulan yang coba-coba ‘memancing di air keruh’. Ancaman pemerintah kepada para spekulan valas sebagaimana dilontarkan Menteri Keuangan  Sri Mulyani Indrawati dan Menko Perekonomian Darmin Nasution mengindikasikan bahwa saat ini memang ada spekulan yang sedang “menggoreng” rupiah.

Oleh karena itu, Pemerintah sebaiknya mencegah, dan menindak  para spekulan agar tidak coba-coba mengambil keuntungan dari kondisi ini. Pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan harus bekerja sama mencegah dan menindak spekulan. 

05
September


Para pemimpin negara negara Afrika dan Tiongkok, kembali bertemu untuk membicarakan masa depan kerjasama di antara negara-negara berbeda benua itu. Pertemuan dan diskusi dilaksanakan dalam Konperensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Tiongkok Afrika, di Beijing yang berlangsung sejak Senin.  Tujuan KTT tercemin dengan gamblang dari tema yang dicanangkan yaitu   Tiongkok dan Afrika: “menuju komunitas masa depan bersama yang lebih kuat melalui kerja sama yang saling menguntungkan.” 

Presiden Tiongkok Xi Jinping ddalam acara pembukaan menyajikan pidato yang sangat persuasif dengan judul  “Bergandengan Tangan dan Senasib Sepenanggungan”. Melalui pidatonya itu, Presiden Xi Jinping menegaskan prinsip-prinsip negaranya dalam melakukan kerjasama dengan negara lain di antaranya tidak melakukan intervensi negara lain yang menjadi rekanan serta tidak memberlakukan syarat politik apapun.  

Tema yang senada juga dicanangkan ketika Afrika dan Tiongkok memulai KTT di Beijing tahun 2006 dan ditindak lanjuti dengan KTT kedua tahun 2015 di Johanesbrug, Afrika Selatan.   Tiongkok sebagaimana diungkapkan Presiden Xin Jinping akan menjalankan delapan aksi besar untuk membantu negara negara Afrika selama 3 tahun ke depan. Salah satu dari delapan aksi itu adalah mendorong perluasan impor komoditas Afrika dan mendukung tercapainya target ketahanan pangan Afrika tahun 2030.

Bagi negara-negara Afrika, kerjasama dengan Tiongkok tentu sangat disambut baik. Sangat boleh jadi mereka melihat bahwa Tiongkok adalah alternatif utama untuk mendukung peningkatan dan perbaikan ekonomi mereka. Sebagai salah satu negara terkuat di dunia, peluang kerjasama dengan Tiongkok memberikan harapan harapan baru untuk Afrika sebagai alternatif selain Eropa dan Amerika Serikat. Bagi sebagian besar negara Arika peningkatan hubungan dengan Tiongkok bisa jadi telah memberikan harapan baru, sebab tidak seperti halnya Eropa, Cina bukanlah negara yang pernah menjajah benua hitam itu. 

Bagi Tiongkok sendiri peningkatan dan perluasan sektor kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan menjadi faktor cukup signifikan dalam upaya mencari keseimbangan kerjasama multilateral. Perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat, yang digencarkan pemerintahan Donald Trump, telah memberi dampak ekonomis kepada negara dengan penduduk terbanyak di benua Asia itu. Dalam perspektif itulah, KTT Afrika Tiongkok ke tiga di Beijing, menjadi momentum baru khususnya bagi Tiongkok dalam mencari keseimbangan baru di bidang ekonomi, secara nasional maupun global.

04
September


Presiden Joko Widodo mengumpulkan para menteri dan pejabat di bidang ekonomi untuk membahas pelemahan rupiah. Rapat berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8) sore. Dalam pertemuan  tersebut, Presiden Jokowi meminta jajarannya memberi penjelasan kepada publik bahwa pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini, tak mengkhawatirkan bagi perekonomian nasional. Ketua Otoritas Jasa Keuangan(OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan hal tersebut, saat ditanya wartawan mengenai arahan Presiden Jokowi di dalam rapat.

Wimboh mengatakan, saat ini OJK, Bank Indonesia dan pemerintah sudah mempersiapkan langkah-langkah yang akan diambil dalam mengantisipasi pelemahan rupiah. Diantaranya adalah, memperkuat ekspor ke berbagai negara. Di sisi lain, pemerintah juga akan mengurangi impor barang yang tidak terlalu diperlukan. Mengutip Bloomberg, Senin (3/9), rupiah dibuka di angka Rp14.745 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka Rp14.710 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 9,03 persen.

Yang menarik dari pernyataan Wimboh adalah rencana pemerintah mengurangi impor barang yang tidak terlalu diperlukan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Juli tahun ini tercatat impor barang konsumsi 9,9 miliar dollar AS atau naik 27,03 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedang pada kurun waktu yang sama, impor bahan baku/penunjang naik 22,9 persen.

Mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam, pengurangan impor barang yang tidak terlalu diperlukan dapat mengacu pada impor bahan baku/ penunjang. Penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah dapat memberi peluang pada peningkatan penggunaan bahan baku lokal.

Harga bahan baku local, yang selama ini dianggap lebih mahal, dimungkinkan menjadi setara atau bahkan lebih murah dibandingkan dengan bahan baku impor. Penguatan dollar AS berpeluang menjadikan perbandingan harga bahan baku lokal dan impor mengalami penyesuaian.  Bahan baku untuk industri kulit, plastik dan kimia buatan dalam negeri, menjadi pilihan logis pelaku usaha karena dibeli dengan rupiah.

Menguatnya dollar AS telah  menurunkan daya saing bahan baku impor dari sisi harga. Situasi ini dapat dijadikan peluang bagi produsen dalam negeri untuk memroduksi barang dengan bahan baku lokal yang lebih murah. Masyarakat  kemudian dapat membelinya  dengan harga yang lebih murah, dibanding barang berbahan baku impor yang harganya terpengaruh penguatan dollar AS. Bagi pemerintah, ini akan membuat upaya untuk  mengurangi impor  menjadi lebih ringan.

03
September


Presiden Dewan Olimpiade Asia Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, menyatakan, “Jakarta, memiliki kemampuan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan internasional utama”. Hal ini diungkapkan saat menyampaikan sambutan pada  penutupan Asian Games ke 18 , Minggu(2/9). Secara khusus rekomendasi itu disampaikan kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bachyang juga hadir dalam acara penutupan Asian Games 2018. 

Ucapan itu tentu membuat Indonesia lebih bangga setelah sukses menjadi tuan rumah Asian Games yang kedua kalinya. Selama lebih dari dua pekan, Indonesia telah membuktikan sukses dalam 3 hal di Asian Games 2018. Yaitu  dari sisi sarana dan prasarana, prestasi dan menjadi tuan rumah. Kesuksesan  penyelenggaraan Asian Games 2018 menjadi modal Indonesia untuk maju mencalonkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Keinginan itu telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional  di Istana Bogor , Sabtu  lalu.

Asian Games 2018 memang telah meninggalkan banyak hal berharga. Sebut saja 94  arena pertandingan dan latihan yang dibangun dan direnovasi untuk memenuhi standar internasional.  Jakarta International Veledrome, misalnya, dinilai beberapa pihak merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Peninggalan berharga lain adalah tingkah laku positif  masyarakat.  Antuasiasme masyarakat Indonesia  menyaksikan 465 nomor pertandingan, telah memberikan semangat kepada lebih dari 11.000 atlet dari 45 negara bertanding  untuk mencapai yang terbaik. Antusiasme dan dedikasi juga ditunjukkan oleh para relawan yang telah bekerja dengan tulus dan segenap hati. Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutan  penutupan Asian Games, mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang dengan keramahannya membuat para atlet merasa di rumah sendiri.

Kesukesan penyelenggaraan Asian Games 2018 bisa menjadi catatan khusus Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2018. Paling tidak itu yang diungkapkan oleh Presiden Komite Oliampiade Internasional Thomas Bach.  Ia mengungkapkan kesuksesan  Asian Games 2018 merupakan fondasi yang kuat.  Hal yang mengesankan baginya adalah rakyat Indonesia. Menurutnya Indonesia telah menunjukkan kombinasi hebat dari keramahan dan efiesiensi pada saat bersamaan.  Ia menambahkan itulah Olimpiade. Olimpiade adalah tentang manusia, tentang kesempurnaan dan persahabatan.

Catatan  lain yang  bisa menjadi modal Indonesia  sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 adalah kemampuan menyajikan acara pembukaan dan penutupan yang spektakuler. Pada saat pembukaan, Indonesia memperlihatkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia, dan pada acara penutupan, nuansa keragaman Asia ditampilkan dengan apik.

Modal yang dimiliki Indonesia, bisa menjadi catatan khusus bagi Kommite Olimpiade Internasional. Karena Indonesia telah sukses membuat  energi dan semangat Asia tidak akan padam. Indonesia telah menumbuhkan energi Asia yang sesungguhnya, bersatu  membawa kebaikan bagi dunia .

Semoga harapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 bisa terwujud. Sehingga masyarakat dunia merasakan  keluarbiasaan Indonesia. Seperti yang diucapkan oleh Syekh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, “Indonesia, Kalian Hebat”.