VOInews, Jakarta: Indonesia menyampaikan komitmen untuk membantu Afghanistan dalam menghadapi wabah Polio yang sedang melanda negeri itu. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri undangan Sekjen PBB dalam Meeting of Special Envoys on Afghanistan, di Qatar.
“Untuk merespon terjadinya outbreak polio di Afghanistan dan atas permintaan otoritas setempat dan setelah berkonsultasi dengan WHO, Indonesia berkomitmen untuk membantu 10 juta vaksin polio untuk rakyat Afghanistan,” kata Menlu dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Retno menjelaskan, proses persiapan pemberian vaksin terus dilakukan saat ini, baik dengan WHO, UNICEF dan BioFarma sebagai produsen vaksin Polio.
Lebih lanjut Retno Marsudi mengatakan, di dalam berbagai setiap kesempatan, Indonesia terus menekankan pentingnya penghormatan terhadap hak perempuan Afghanistan. Hal ini menurutnya, mencakup hak terhadap pendidikan dan pekerjaan.
“Dalam semua pertemuan saya tekankan bahwa Hak-hak perempuan Afghanistan penting untuk dihormati termasuk hak terhadap pendidikan dan pekerjaan,” kata Menlu Retno.
Retno Marsudi menambahkan, masyarakat dunia juga perlu memperhatikan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Afghanistan.
“Dalam kaitan ini, Indonesia berkomitmen untuk memberikan bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan,” katanya.
Retno menjelaskan, di bidang pendidikan, Indonesia akan memberikan beasiswa dan capacity building kepada kaum muda Afghanistan termasuk kaum perempuannya.
“Untuk tahun ini, salah satu fokusnya adalah pemberdayaan di bidang ekonomi,” katanya.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan kunjungan kerja sehari ke Qatar dan bertemu Minister of State for International Cooperation, Lolwah Al-Khater. Pertemuan ini dilakukan di Islamic Art Museum.
“Dalam pertemuan kami perteguh komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang ekonomi,” kata Menlu Retno dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Selain membahas penguatan kerja sama ekonomi, menurut Menlu Retno, kedua belah pihak juga membahas isu Afghanistan. Hal ini, menurutnya, karena State Minister Lolwah diberikan mandat oleh Pemerintah Qatar untuk isu tersebut.
“Kita juga lakukan compare note terkait isu Afghanistan,” kata Menlu.
Retno menjelaskan, Indonesia dan Qatar bersepakat untuk membantu rakyat Afghanistan terutama untuk dua bidang utama, yaitu kesehatan dan pendidikan.
“Kami juga membahas upaya untuk terus dorong pemajuan hak-hak perempuan di Afghanistan,” jelasnya.
Untuk memajukan pendidikan di Afghanistan, Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Qatar membahas beberapa beasiswa yang ditawarkan kepada rakyat Afghanistan terutama untuk kaum perempuan.
“Dan guna menindaklanjuti International Conference on Afghan Women Education yang diselenggarakan Desember tahun lalu di Bali, maka direncanakan akan dilakukan pertemuan serupa di Doha pada November tahun ini,” tambahnya.
Selain itu, menurut Retno, didalam pertemuannya dengan Minister of State for International Cooperation, Lolwah Al-Khater, keduanya juga sepakat untuk melanjutkan Dialog Trilateral Ulama Indonesia-Qatar-Afghanistan yang kedua kalinya.
Sementara itu dalam pertemuannya dengan Chairman of Qatar Museums, Sheikha Mayassa al Thani, yang dilakukan di Museum Nasional Qatar, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas kerja sama budaya Indonesia-Qatar.
“Tahun ini merupakan Indonesia-Qatar Cultural Year. Dalam satu tahun ini, dilakukan berbagai acara budaya di kedua negara,” kata Menlu.
Selain memajukan kerja sama budaya, menurut Retno, Qatar juga berkeinginan untuk memajukan kerja sama di bidang ekonomi kreatif dengan Indonesia.
“Dalam kaitan inilah, Sheikha Mayassa merencanakan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat. Beliau akan berkunjung ke Indonesia untuk bahas kerja sama budaya dan ekonomi kreatif,” tutupnya.
VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan. Sebelumnya, telah tiba dua gelombang evakuasi WNI dari Sudan, akibat konflik yang terjadi disana.
“Hari ini (1/5) sebanyak 75 WNI dari Sudan telah kembali ke tanah air menggunakan Pesawat TNI AU,” tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam laman resmi, Senin (1/5/2023).
Dari total 75 WNI gelombang ketiga yang tiba, sebagian besar merupakan pelajar dan tiga diantaranya merupakan pekerja migran Indonesia (PMI).
Sebelumnya, Pemerintah telah berhasil memulangkan 385 WNI pada 28 April 2023 dan 363 WNI pada 30 April 2023.
“Total WNI yang berhasil dievakuasi dari wilayah konflik di Sudan menuju tanah air sebanyak 823 orang yang terdiri dari 555 laki-laki dan 268 perempuan,” tulis Kemlu.
WNI yang telah dipulangkan ke tanah air akan menginap di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk penanganan lebih lanjut oleh Kementerian/Lembaga terkait, sebelum dipulangkan ke daerah asalnya.
Kementerian Luar Negeri mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kementerian/Lembaga terkait yang telah mendukung upaya evakuasi serta penanganan WNI tsb di dalam negeri.
Konflik militer di Sudan antara Sudan Armed Forces dan Rapid Support Forces terjadi pada tanggal 15 April 2023. Konflik tersebut mengancam situasi keamanan di Sudan sehingga KBRI Khartoum menetapkan status Siaga II pada tanggal 16 April 2023. Dengan meningkatnya eskalasi konflik tersebut, pada tanggal 20 April 2023, KBRI Khartoum menetapkan status Siaga I.
VOInews, Jakarta: Pemerintah bergerak cepat untuk memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) secara bertahap dari Sudan. Hari ini (30/4), sebanyak 363 WNI telah tiba di tanah air menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 991. Sebelumnya (28/4), 385 WNI telah Kembali ke Indonesia.
“Total WNI yang telah dievakuasi dan dipulangkan ke tanah air sejumlah 748 orang. Tidak hanya WNI, Pemerintah RI juga membantu mengevakuasi sejumlah warga asing,” tulis Kementerian Luar Negeri RI yang dikutip dari laman resmi, Minggu (30/4).
WNI yang telah dipulangkan ke tanah air diinapkan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk penanganan lebih lanjut oleh Kementerian/Lembaga terkait, sebelum dipulangkan ke daerah asalnya.
“Kementerian Luar Negeri mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kementerian/Lembaga terkait yang telah mendukung upaya evakuasi serta penanganan WNI evacuee di dalam negeri,” tulis Kemlu.
Konflik militer di Sudan antara Sudan Armed Forces dan Rapid Support Forces terjadi pada tanggal 15 April 2023. Konflik tersebut mengancam situasi keamanan di Sudan sehingga KBRI Khartoum menetapkan status Siaga II pada tanggal 16 April 2023. Dengan meningkatnya eskalasi konflik tersebut, pada tanggal 20 April 2023, KBRI Khartoum menetapkan status Siaga I.