VOInews, Jakarta: Lebih dari 1.800 orang masyarakat Indonesia berkumpul di lapangan sepakbola KBRI Bangkok untuk mengikuti sholat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H., Sabtu (22/4/2023).
Menurut keterangan resmi KBRI Bangkok yang diterima pada Sabtu di Jakarta, masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai wilayah di Thailand dengan khusuk dan khidmat menikmati alunan takbir dan tahmid yang dilantunkan sejak pagi hingga pelaksanaan Sholat Idul Fitri secara bersama-sama.
Sholat Ied tahun ini dipimpin oleh Imam Dr. H. Muhammad Hosnan, L.C, M.A., sementara khutbah disampaikan oleh Drs. H. Engkos Kosasih, LC, M.A., yang khusus datang dari Indonesia untuk melakukan kegiatan pembinaan rohani, dakwah, dan pengajaran singkat Bahasa Arab bagi masyarakat Indonesia di lingkungan Masjid As-Syafier KBRI Bangkok selama bulan suci Ramadhan.
“Melalui tema “Tingkatkan rasa syukur kembali menikmati Hari Kemenangan, Idul Fitri, dalam situasi lebih normal,” Khatib menyampaikan umat Islam patut bersyukur karena Ramadhan tahun ini dilalui tanpa wabah pandemi Covid-19,” tulis KBRI.
Khatib menyampaikan energi kebaikan di bulan Ramadhan harus tetap dipertahankan untuk memupuk ikatan keislaman, ke-Indonesiaan dan kemanusiaan dengan baik, menuju sikap beragama yang ramah dan rahmah.
Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Thailand merangkap UNESCAP, Rachmat Budiman, menyampaikan apresiasi kepada semua WNI di Bangkok yang senantiasa mendukung berbagai kegiatan KBRI Bangkok.
“KBRI Bangkok akan selalu terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat Indonesia guna dapat meningkatkan mutu pelaksanaan tugas, khususya pelayanan dan perlindungan WNI,” katanya.
Usai pelaksanaan sholat Ied, KBRI Bangkok menggelar Open House untuk ajang silaturahmi dan halal bihalal. Masyarakat mengikuti kegiatan ini dengan cukup antusias, terlihat dari antrean yang mengular untuk bersilaturahmi dengan Duta Besar Rachmat Budiman beserta Ibu Riet Rietanty Budiman serta para staf KBRI Bangkok.
“Suasana riang dan senang mewarnai kepadatan masyarakat yang hadir di KBRI Bangkok,” tulis KBRI.
Dalam kesempatan itu, KBRI Bangkok juga menyiapkan jamuan makanan khas Indonesia guna mengobati rasa rindu terhadap tanah air. Sejumlah menu hadir mewarnai Open House diantaranya nasi, lontong, rendang, sayur godok, semur ayam dan tahu, serta telur balado hijau.
“Tidak ketinggalan, sajian kuliner makanan ringan lainnya seperti sosis solo, lapis surabaya dan es krim “Nong-Nong” juga dihidangkan untuk masyarakat yang datang. Masyarakat terlihat menikmati hidangan tersebut sambil bercengkrama dan bersenda gurau dengan sesama WNI lainnya,” tulis KBRI.
Bagi sebagian besar mahasiswa Indonesia di Thailand, kegiatan Sholat Idul Fitri di Perwakilan Indonesia di luar negeri menjadi pelengkap dalam merayakan hari istimewa lebaran. Meskipun tidak dapat berkumpul langsung dengan keluarga inti di Indonesia, namun suasana KBRI Bangkok dan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan teman dan sesama warga Indonesia menjadi pengganti momentum yang sangat berharga tersebut.
Kegiatan Sholat Idul Fitri dan halal bi halal tahun 1444H di KBRI Bangkok didahului dengan takbir bersama di Masjid As-Syafier KBRI Bangkok sejak malam sebelumnya. Panitia Ramadhan juga telah melakukan pembagian zakat fitrah kepada masyarakat yang kurang beruntung di wilayah Bangkok dan sekitarnya. Sementara sebagian zakat fitrah lainnya disalurkan kepada saudara-saudara yang kurang beruntung di berbagai wilayah di tanah air melalui yayasan Dompet Dhuafa.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama sejumlah perwakilan Indonesia telah melakukan rapat koordinasi untuk upaya evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan. Rapat tersebut diselenggarakan bersama KBRI Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah.
“Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat tepat untuk dapat melakukan evakuasi dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI. Sekali lagi saya ingin garis bawahi bahwa keselamatan adalah prioritas utama,” katanya dalam keterangan yang disampaikan, Kamis (20/4/3023).
Menlu Retno mengatakan pertempuran yang terjadi antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force/RSF antara lain ditujukan dengan sasaran memperebutkan objek vital, antara lain terjadi di Istana Presiden, Markas Komando Militer dan Bandara Internasional Khartoum.
Selain itu menurutnya, titik pertempuran juga terjadi di Markas RFS, salah satunya berlokasi di dekat Universitas Internasional Afrika, di mana banyak WNI bertempat tinggal.
“Status keamanan saat ini adalah Siaga 1,” katanya.
Namun demikian menurutnya upaya evakuasi belum dapat dilakukan mengingat eskalasi pertempuran yang terjadi.
“Dan perlu saya sampaikan, saya baru berkomunikasi dengan Dubes kita di Khartoum, bahwa hingga saat ini belum ada evakuasi WNA dari Khartoum. Jadi belum ada evakuasi, atau belum ada yang berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Khartoum, karena sekali lagi kondisi keamanan yang tidak memungkinkan,” katanya.
Saat ini jumlah WNI yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Dari jumlah tersebut, menurut Menlu, sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dan bertempat tinggal di Khartoum.
Retno mengatakan, sejak awal terjadinya konflik bersenjata, KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan para WNI.
“Satu hari setelah pertempuran terjadi, yaitu tanggal 16 April 2023, Kemlu RI dan KBRI Khartoum mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Sudan guna memberikan update situasi keamanan dan menjelaskan langkah-langkah kontingensi,” katanya.
Selain itu, Retno menambahkan, KBRI Khartoum bekerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan Indonesia di Sudan juga telah mendistribusikan bahan pangan dan logistik kepada WNI yang memerlukannya. Namun menurutnya, distribusi logistik tersebut tidak mudah dilakukan.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, pemberian bantuan logistik tidak mudah dilakukan di tengah pertempuran yang terus terjadi. Tentunya, keselamatan selalu menjadi prioritas utama,” katanya.
Meskipun demikian, menurut Retno, Tim Pelindungan WNI dari KBRI Khartoum sejauh ini telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke safe house di KBRI Khartoum.
“Jadi, saat ini 43 WNI berada di KBRI Khartoum,” katanya.
Ia pun mengimbau agar para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelindungan kepada WNI yang berada di Sudan.
“Saya sampaikan kepada teman-teman di KBRI Khartoum untuk menyampaikan pesan kepada para WNI bahwa kita semua sedang berusaha semaksimal mungkin dan kita semua bersama dengan mereka,” tandasnya.
VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia mendesak adanya jeda kemanusiaan di tengah konflik bersenjata yang terjadi di Sudan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan jeda kemanusiaan dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat, baik lokal maupun asing, di Sudan yang membutuhkan bantuan.
“Melalui Watapri (Wakil Tetap RI) New York, Indonesia mendesak DK PBB segera melakukan pertemuan darurat, paling tidak untuk membahas desakan dilakukannya jeda kemanusiaan. Desakan ini juga telah disampaikan melalui Twitter Kemlu RI,” katanya dalam keterangan yang disampaikan pada Kamis (20/4/2023).
Berdasarkan data WHO, korban meninggal akibat konflik bersenjata antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force/RSF telah mencapai 300 orang, sementara korban luka-luka telah mencapai lebih dari 3.000 orang. Bahkan, menurut Menlu Retno, beberapa upaya gencatan senjata juga belum membuahkan hasil.
“Tanpa jeda kemanusiaan, distribusi bahan pangan dan juga operasional rumah sakit akan terhambat. Kondisi ini dapat menciptakan bencana kemanusiaan yang lebih buruk,” katanya.
Konflik bersenjata di Sudan telah memasuki hari ke-6, sejak Sabtu (15/4/2023). Menlu Retno mengatakan KBRI Khartoum telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan evakuasi WNI menuju ke safe house dan juga memberikan bantuan logistik untuk WNI.
“Upaya ini juga beberapa kali mengalami tantangan, sekali lagi, karena pertempuran antara para pihak yang bertikai masih terus berlangsung,” katanya.
Menurut Retno, akibat konflik yang terjadi, beberapa kali Wisma Indonesia dan KBRI Khartoum juga terimbas oleh terus berlangsungnya pertempuran. Namun demikian, ia mengatakan, seluruh WNI dan staf KBRI dalam keadaan selamat.
“Perkembangan ini menimbulkan keprihatinan yang sangat dalam dan kewaspadaan yang sangat tinggi,” katanya.
Ia mengatakan, KBRI Khartoum terus melakukan komunikasi dan permintaan pelindungan WNI kepada Kementerian Luar Negeri Sudan. Menlu Retno bahkan mengaku telah mencoba untuk berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Sudan Ali Al-Shadiq.
“Saya juga telah mengirim pesan ke Menlu Sudan untuk meminta pembicaraan per telepon. Namun sampai saat ini belum ditanggapi,” katanya.
VOInews, Jakarta: PT. PLN (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Hydrogen de France SA (HDF Energy) untuk pengembangan teknologi hidrogen di Indonesia. Penandatanganan MoU dilaksanakan pada Selasa (18/4/2023) dan disaksikan oleh Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis, Olivier Becht, bersama dengan Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako, dan UNESCO, Mohamad Oemar.
“Kerjasama antara PLN dan HDF merupakan salah satu cara dalam menghadapi tantangan kenaikan kebutuhan energi di masa mendatang dengan memanfaatkan energi terbarukan dan investasi terhadap solusi inovatif,” jelas Dubes Oemar dalam keterangan resmi KBRI Paris yang diterima di Jakarta, Rabu (19/4/2023).
Duta Besar Mohamad Oemar mengatakan, MoU antara PLN dan HDF bertujuan untuk membangun kerjasama antar kedua perusahaan dalam pengembangan bisnis hidrogen, khususnya di sektor pembangkit.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis, Olivier Becht, dalam sambutannya menyampaikan, kerja sama Indonesia – Prancis terus meningkat dari tahun ke tahun. Ia mengatakan, Pemerintah Prancis berkomitmen untuk mendorong kerjasama dengan Indonesia sebagai mitra strategisnya, sesuai dengan kebijakan pemerintahan Prancis di Indo-Pasifik.
“Pemerintah Prancis mendukung Indonesia dalam melakukan transisi energi dan untuk itu kami sangat mendukung kerjasama antara HDF dan PLN ini,” katanya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan HDF dan PLN memiliki komitmen bersama dalam memastikan hadirnya energi bersih yang handal dan terjangkau. Melalui kolaborasi ini, PLN berencana untuk mempercepat pengembangan teknologi hidrogen di Indonesia, serta mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Darmawan juga menambahkan, PLN menyadari pentingnya kegiatan penurunan emosi di sektor pembangkit. Oleh karenanya, PLN merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat global dalam mencari solusi inovatif dalam penyediaan energi yang lebih bersih untuk generasi mendatang.
“Kerjasama ini menandai era baru pemanfaatan energi terbarukan yang dapat berperan sebagai baseload dan menghadirkan listrik 24 jam dari berbagai sumber energi, termasuk hidrogen. Kami juga berharap bahwa kolaborasi PLN dan HDF dapat memperkuat Kerjasama bilateral Indonesia dan Prancis,” kata Darmawan.
HDF adalah perusahaan Prancis yang merupakan pelopor pemanfaatan hydrogen di sektor pembangkit. HDF mengembangkan dan mengoperasikan infrastruktur hidrogen berskala megawatt untuk memasuk kebutuhan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Dalam keterangan KBRI Paris disebutkan, kerjasama ini dapat mendorong percepatan pengembangan pembangkit berskala megawatt yang menghasilkan listrik yang stabil, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, ke jaringan 24/7, melalui pembangkit Renewstable®. Pembangkit ini menggabungkan sumber energi terbarukan intermittent (surya atau bayu) dan penyimpan tenaga listrik jangka panjang menggunakan hidrogen.
Pembangkit Renewstable® merupakan pembangkit alternatif yang ramah lingkungan karena hanya memanfaatkan energi dari surya atau bayu serta air untuk menghasilkan listriik yang stabil, sehingga tidak menghasilkan emisi atau polusi suara. Keunikan Renewstable® terletak pada kemampuannya untuk berperan sebagai pembangkit baseload yang seluruhnya memanfaatkan energi terbarukan.
Direktur Asia HDF Energy, Mathiew Geze, menyatakan HDF Energy merasa sangat bangga dapat bermitra dan berkolaborasi dengan PT PLN (Persero) untuk mempercepat pengembangan proyek pembangkit hidrogen di Indonesia.
“Pembangkit Renewstable® kami dapat berkontribusi terhadap upaya dekarbonisasi Indonesia di sektor pembangkit sambil mendukung agenda Pemerintah terkait pembangunan di Indonesia Timur,” ujar Geze.
Dirinya pun menyampaikan komitmen untuk menyiapkan sejumlah proyek yang akan menempatkan Indonesia sebagai negara terdepan dalam pemanfaatan hidrogen hijau di Asia.