VOInews, Jakarta: Hafidz dan hafidzah muda Indonesia berhasil meraih juara 1 dan 3 dalam Musabaqah Menghafaz Al Quran beserta Pemahamannya, Peringkat Negara Anggota MABIMS Tahun 1444 Hijrah’. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam, Haji Hassanal Bolkiah, Jumat (7/4/2023), dalam Acara Peringatan Nuzul Qur’an.
Muhammad Bagus Mashum (16), murid pesantren Ma'had Tahfiz Al-Qur’an Ibnu Ali Sidoarjo, Jawa Timur dan Juara MTQ Nasional RI 2022, berhasil menjadi juara pertama tahfidz Al-Quran (golongan) 30 Juz dan memperoleh hadiah sebesar 7.000 BND (setara Rp78,66 juta). Sementara Rahmiyatul Khairat (15), murid pesantren Ma’had Tahfizhil Al Qur’an Daarut Taufiq Medan, Sumatera Utara, dan merupakan Juara MTQ Nasional RI 2022, berhasil meraih juara 3 tahfidz Al-Qur’an (golongan) 10 Juz, dan memperoleh hadiah 2.000 BND (setara Rp22,47 juta).
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Bandar Seri Begawan, Irwan Iding, yang hadir dalam keseluruhan rangkaian kegiatan Musabaqah di Gedung International Convention Center, Bandar Seri Begawan, menyampaikan apresiasi terhadap penampilan hafidz dan hafidzah Indonesia. Menurutnya para hafidz dan hafidzah telah tampil dengan sangat membanggakan.
“Sangat membanggakan hafidz dan hafidzah muda Indonesia sebagai peserta Musabaqah MABIMS tahun ini, mengingat pertanyaan-pertanyaan para Juri Musabaqah sangat detil, utamanya terkait pemahaman dari beberapa Juz Al-Qur’an yang menjadi pilihan random semua peserta,” kata KUAI Irwan Iding dalam keterangan resmi KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Tahun ini adalah tahun ke-7 penyelenggaraan ‘Musabaqah Menghafaz Al Qur’an Beserta Pemahamannya, Peringkat Negara Anggota MABIMS’. Kegiatan ini diadakan setiap dua tahun oleh Kementerian Hal Ehwal Ugama Negara (Kementerian Agama) Brunei Darussalam, melalui Pusat Pengajian dan Penyebaran Al-Quran MABIMS.
Musabaqah ini digelar untuk mendorong tercapainya visi dan misi MABIMS, sesuai kesepakatan bersama dalam Pertemuan MABIMS ke-13 di Yogyakarta, Indonesia. Selain itu, Musabaqah juga bertujuan untuk menggerakkan proses pengembangan dan penyebaran Al-Qur’an, serta pengajarannya di antara negara-negara MABIMS, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Musabaqah Tilawatil Qur’an berlangsung tanggal 5 dan 6 April 2023, diikuti peserta dari Brunei, Indonesia dan Malaysia. Sementara Singapura tidak mengirimkan wakilnya dalam lomba tersebut.
VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar RI Windhoek Namibia menyelenggarakan Indonesian Fun Cooking Class pada Rabu (5/4/2023). Kegiatan promosi kuliner ini diadakan di sekolah kuliner Silver Spoon Hospitality Academy (SSHA), dan diikuti oleh 10 orang dari kalangan food enthusiast, pemilik restoran, dan jurnalis/friends of Indonesia.
“Indonesian Fun Cooking Class merupakan salah satu upaya KBRI Windhoek dalam memperkuat gastrodiplomasi Indonesia di Namibia,” tulis KBRI dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Disebutkan, para peserta cooking class dengan tekun mengikuti arahan Chef Terry Jenkinson dari SSHA yang mendemonstrasikan cara memasak sejumlah makanan Indonesia seperti pepes tahu, sate ayam, terong balado, nasi goreng kampung, dan dadar gulung. Mereka pun nampak menikmati hasil masakan yang diolah dan tidak sabar untuk segera memasak sendiri makanan Indonesia.
“The flavour of Indonesian food is sensational. I am excited to try and recreate the dishes," kata Leonhard Kurz, restauranter dan salah satu peserta cooking class.
Para peserta menyatakan puas mengikuti Indonesian Fun Cooking Class. Mereka berharap dapat menambah keragaman masakan mereka di rumah.
"Having gone to Indonesia, tasted the delicious food and seeing how the flavours put together for the first time is so cool!. Now I could finally cook Indonesian food and share the taste of Indonesia with my family." ujar Whilzhan Gelderbloem, penyiar radio yang pernah mengikuti media trip ke Indonesia pada 2015.
Selain cooking class, KBRI Windhoek Namibia bekerja sama dengan SSHA juga akan menyelenggarakan promosi kuliner Indonesia dalam bentuk Indonesian Dinner pada 31 Mei 2023 dan Indonesian Cooking Competition pada Juli 2023.
VOInews, Jakarta: Indonesia telah menjalankan Keketuaan ASEAN tahun 2023 selama 3 bulan. Dalam kurun waktu itu, sejumlah hal telah dilakukan, mulai dari aspek pertemuan yang telah dilakukan maupun dari aspek substansi pembicaraan terkait isu-isu kawasan. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam hal substansi, tema Keketuaan Indonesia di ASEAN terbagi kedalam 3 aspek yaitu, ASEAN Matters, Epicentrum of Growth dan Implementasi dari ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP).
Terkait pilar ASEAN Matters, menurut Retno, kapasitas ASEAN penting untuk diperkuat dan Indonesia ingin menjadikan ASEAN dapat bekerja lebih efektif sehingga mampu mengatasi tantangan masa depan. Oleh karenanya, ia mengatakan, kesatuan dan sentralitas ASEAN penting untuk terus dijaga agar ASEAN mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Di pilar ini, juga sedang disiapkan sebuah visi besar ASEAN 2045 yang saat ini sedang disusun oleh High Level Task Force. Dari Indonesia, yang mengetuai High Level Task Force adalah Duta Besar Dian Triansyah Djani,” katanya dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Rabu (5/4).
Ia menambahkan, saat ini tengah dilakukan pembahasan rancangan ASEAN Leaders Statement yang akan diadopsi pada KTT ASEAN ke-42 pada bulan Mei mendatang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
“Selain itu tengah dilakukan saat ini proses pembahasan rancangan ASEAN Leaders Statement on the Strengthening ASEAN's Capacity and Institutional Effectiveness yang akan diadopsi saat KTT ke-42 ASEAN pada bulan Mei mendatang,” katanya.
Selain itu, menurutnya, saat ini juga tengah dilakukan pembahasan atas sejumlah isu prioritas diantaranya pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi, percepatan negosiasi teks Code of Conduct (COC), penguatan institusionalisasi Dialog HAM di ASEAN, penyusunan Peta Jalan keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN.
“Dan penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh Nuclear Weapon States (NWS) yang prosesnya terhenti pada 2012,” katanya.
Sementara dalam pilar Epicentrum of Growth, menurut Retno, beberapa prioritas yang sedang dibahas dalam 3 bulan terakhir antara lain penguatan arsitektur kesehatan melalui One Health Initiative dan penguatan pendanaan darurat kesehatan untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional dan kawasan, penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis, serta penguatan ketahanan energi termasuk melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
“Di dalam pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dan akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang,” katanya.
Lebih lanjut, Retno Marsudi menambahkan, di dalam pilar Epicentrum of Growth, dibahas pula upaya penguatan stabilitas keuangan kawasan, termasuk melalui penggunaan mata uang negara ASEAN dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran di kawasan ASEAN.
“Dalam pertemuan Menkeu dan Bank Sentral ASEAN, disepakati komitmen negara ASEAN untuk menggunakan mata uang lokal dan perluasan konektivitas mekanisme pembayaran guna memperkuat stabilitas keuangan di kawasan,” katanya.
Retno Marsudi juga menyampaikan, digitalisasi ekonomi dan sektor pariwisata juga akan terus diarusutamakan di bawah Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Selain itu pembahasan mengenai proteksi bagi Pekerja Migran di ASEAN dan Pembangunan Pedesaan dilakukan melalui pembentukan Jejaring Desa ASEAN (ASEAN Villages Network/AVN) dan pembahasannya masih terus berlangsung.
Sementara pada pilar implementasi ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP), Retno Marsudi mengatakan selama keketuaan Indonesia, Indonesia ingin melihat penguatan kerja sama konkret dari AOIP, dengan penekanan pada prinsip inklusivitas dan kerja sama ekonomi serta ekonomi pembangunan.
“Jadi approach atau penekanan implementasi dari AOIP, bahwa prinsip kerja samanya adalah inklusif dan juga memprioritaskan pada kerja sama ekonomi dan pembangunan. Oleh karena itu, sejalan dengan implementasi AOIP, Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Flagship Event yaitu ASEAN-Indo-Pacific Forum,” katanya.
Retno menjelaskan AIPF akan diselenggarakan di Jakarta pada 5-7 September 2023, yang akan dilakukan sejalan dengan KTT ke-43 ASEAN. Selain itu, Indonesia juga terus melakukan pendekatan ke negara anggota ASEAN dan mitra eksternal ASEAN untuk mendaftarkan proyek-proyek konkret dalam konteks AOIP pada AIPF secara intensif.
“Jadi itu adalah mengenai perkembangan substansi, mengenai pertemuan yang sudah dilakukan dan perkembangan secara substansi,” tutupnya.
VOInews, Jakarta: Indonesia selaku Ketua ASEAN telah memfasilitasi dibukanya kembali jalur komunikasi dan konsultasi dengan berbagai pihak agar Asean Coordinating Centre For Humanitarian Assistance On Disaster Management (AHA Centre) dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar. Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bantuan itu akan diberikan bagi masyarakat Myanmar yang memerlukannya, tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan orientasi politik.
“Perlu kami sampaikan bahwa dengan fasilitasi Indonesia tesebut, AHA Centre telah berhasil melakukan konsultasi dengan beberapa stakeholders yang sebelumnya belum dapat dilakukan. Dengan demikian terdapat pergerakan mengenai akses yang diberikan kepada AHA Centre,” katanya dalam keterangan yang disampaikan terkait pencapaian Indonesia dalam Keketuaan ASEAN di 3 bulan pertama tahun 2023, Rabu (5/4), di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui, masih dibutuhkan upaya konsultasi yang dapat lebih menjangkau semua pihak, diiringi dengan mempersiapkan segala bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan bagi masyarakat Myanmar yang terdampak konflik.
Indonesia yang saat ini menjabat Keketuaan ASEAN tahun 2023 terus berupaya mendorong terciptanya perdamaian di Myanmar. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, upaya ini ditempuh dengan mendorong implementasi dari 5 Poin Konsensus (5PC).
5PC adalah kesepakatan para pemimpin ASEAN yang dicapai pada April 2021 untuk merespon krisis di Myanmar paska-kudeta militer. Kesepakatan 5PC itu terdiri dari 5 poin, yakni dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara segala pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman delegasi ASEAN ke Myanmar.
“Dalam 3 bulan terakhir, Indonesia telah bekerja keras mendorong implementasi 5 Point Consensus (5PC),” katanya.
Menurut Retno, sejumlah upaya telah dilakukan Indonesia agar implementasi 5PC dapat benar-benar terwujud, diantaranya dengan penguatan soliditas ASEAN dalam menangani isu Myanmar.
“Pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri ASEAN menyepakati bahwa ASEAN memiliki soliditas dalam mendekati atau menangani masalah Myanmar,” katanya.
Ia mengatakan, Indonesia juga telah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk mendorong dapat dilakukannya dialog nasional yang inklusif.
“Engagements ini, engagement dengan berbagai stakeholders, dilakukan sesuai dengan mandat 5PC. Dari sisi jumlah engagement, maka engagements yang dilakukan selama keketuaan Indonesia telah dilakukan dengan sangat intensif,” katanya.
Lebih lanjut, Retno mengatakan, Indonesia sebagai Ketua ASEAN juga telah melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dengan sejumlah Utusan Khusus, termasuk Utusan Khusus Sekjen PBB, para Utusan Khusus dari negata tetangga Myanmar, dan juga Utusan Khusus dari negara lainnya.
“Kenapa hal ini dilakukan? Tujuan utamanya adalah untuk mendorong koordinasi dan sinergi sambil terus memperkuat sentralitas ASEAN. Dari engagement kita dengan semua Special Envoy, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC tampak sangat kuat,” katanya.
Selain itu, menurut Retno, Indonesia juga telah menyampaikan perkembangan mengenai Myanmar, utamanya implementasi 5PC, di depan Dewan Keamanan PBB pada 13 Maret lalu.
“Dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, tampak jelas dukungan kuat terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC,” katanya.
Indonesia, menurut Retno, juga terus menyampaikan pesan mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan penggunaan kekuatan militer dalam setiap komunikasi dengan berbagai pihak.
“Call ini didasarkan pada kekhawatiran semakin meningkatnya penggunaan kekerasan yang tentunya mengakibatkan semakin meningkatnya korban sipil,” tutupnya.
Menlu Retno Marsudi menegaskan, upaya untuk membangun kepercayaan dan membangun jembatan sangat krusial dan akan terus dilanjutkan. Menurutnya, langkah maju diperlukan jika Myanmar ingin mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
“Trust sangat penting artinya, dan Indonesia akan berusaha terus untuk membangun trust ini. Indonesia berusaha terus membangun jembatan untuk mendekatkan perbedaan-perbedaan yang ada,” katanya.
Ia pun memastikan, Indonesia akan terus mencoba memfasilitasi agar kondisi kondusif tercipta di Myanmar. Menurutnya, kondisi ini diperlukan agar dialog inklusif dapat dilakukan.
“Agar penggunaan kekerasan dapat dihentikan, dan agar bantuan kemanusiaan dapat segera dilakukan,” tutupnya.