VOInews, Jakarta: Voice of Indonesia RRI dan Indonesian Diaspora Network (IDN) Global sepakat untuk bekerja sama meningkatkan penyebarluasan informasi keindonesiaan ke dalam dan luar negeri.
Kesepakatan itu diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan antara Kepala Voice of Indonesia RRI Soleman Yusuf dan Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih.
“Ini patut kita syukuri karena secara programatis kita akan bisa memperkaya kerjasama antar IDN Global dengan Voice of Indonesia,” kata Soleman Yusuf dalam laporannya pada acara penandatanganan MoU, Kamis (9/3), di Jakarta.
Ia mengatakan baik Voice of Indonesia RRI maupun IDN Global bersepakat untuk membuat program siaran yang dapat menginspirasi masyarakat termasuk bagi generasi muda Indonesia.
“IDN Global juga akan bisa bermanfaat untuk memberikan kontribusi sebagai koresponden atau kontributor kita di luar negeri,” kata Soleman Yusuf.
Sementara itu Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih yang tersambung secara daring, pada kesempatan yang sama, mengatakan kerjasama ini merupakan kolaborasi yang sangat berarti dan strategis antara dua organisasi yang memiliki tujuan dan misi yang sejalan untuk memberitakan hal-hal positif tentang Indonesia ke seluruh dunia, termasuk juga pemberitaan tentang dan dari para diaspora Indonesia di mancanegara.
Menurutnya, kesadaran akan potensi diaspora Indonesia, pelibatan dan pemberdayaannya, akan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pembangunan bangsa Indonesia.
“Kekuatan atau keistimewaan diaspora Indonesia itu terletak pada beradanya atau tinggalnya kita semua di luar Indonesia bahkan di seluruh pelosok dunia,” kata Kartini.
Lebih lanjut, Kartini mengatakan dalam 10 tahun usianya, IDN Global terus mendengarkan dan menyuarakan aspirasi diaspora. Selain itu menurutnya, diaspora Indonesia juga berkolaborasi dengan berbagai pengampu kepentingan untuk bersama-sama mencapai tujuan.
“Sebagian besar tujuan diaspora adalah tetap terkoneksikan jiwa raga dan juga rasa cinta terhadap Indonesia,” katanya.
Sementara itu, ia menambahkan, Voice of Indonesia RRI dapat memanfaatkan jaringan ini untuk memperkuat cakupan siaran diantara para diaspora dan masyarakat internasional.
“Saya yakin kerjasama ini akan menjadi platform yang luar biasa untuk mempromosikan keindahan, kekayaan budaya dan keragaman Indonesia ke seluruh dunia, serta mempererat hubungan antara diaspora Indonesia di luar negeri dan tanah airnya,” tutupnya.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Jepang dalam rangka menghadiri pertemuan Strategic Dialogue Indonesia-Jepang ke-8. Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Retno Marsudi juga melakukan sejumlah agenda lain dalam kunjungan ke Jepang kali ini.
“Dalam kunjungan ini saya juga bertemu dengan Chairman of the Nippon Foundation Yohei Sasakawa, Menteri Transformasi Digital Jepang Taro Kono dan Think Tank dan akademisi Jepang,” katanya dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Senin (6/3) dan diterima di Jakarta.
Nippon Foundation sudah cukup lama bergerak di Indonesia untuk membantu penanganan kusta. Menurut Retno Marsudi, dalam pertemuannya kali ini, kedua pihak membahas potensi peningkatan kerja sama penanganan penyakit kusta di Indonesia.
“Selama pandemi kerja sama agak terhambat, oleh karena itu di dalam diskusi dikatakan bahwa kunjungan ke Indonesia dalam rangka memperkuat kerjasama penanganan kusta akan ditingkatkan kembali,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Menteri Tranformasi Digital Jepang Taro Kono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas upaya kolaborasi untuk mempercepat transformasi digital.
“Antara lain realisasi komitmen Jepang untuk mendukung pembangunan high-speed network 100 Gbps untuk riset dan Pendidikan,” katanya.
Dalam pertemuan itu, menurut Retno, Indonesia juga mengharapkan kerja sama dengan Jepang untuk meningkatkan program nasional untuk literasi digital terutama bagi UMKM, Nippon Foundation, dan juga inovasi digital.
Sementara itu pertemuan dengan para think thank dan akademisi Jepang, Menlu Retno mengatakan, dibahas banyak hal mengenai situasi kawasan dan dunia, serta peluang peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Jepang serrta ASEAN dan Jepang di masa mendatang.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan Srategic Dialogue ke-8 antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Jepang. Pertemuan ini merupakan mekanisme bilateral tertinggi yang dilakukan secara reguler antara kedua negara.
Retno Marsudi mengatakan pertemuan ini terakhir dilakukan 3 tahun yang lalu di Jakarta dan tahun ini memiliki arti tersendiri karena bertepatan dengan perayaan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang, 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang, Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Keketuaan Jepang di G7.
“Salah satu highlight pertemuan adalah kesepakatan untuk semakin memperkuat Kemitraan Strategis kedua negara agar cakupan kemitraan strategis kedua negara semakin luas dan menyeluruh,” kata Menlu Retno dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (6/3) di Jakarta.
Retno Marsudi mengatakan, di dalam pertemuan tersebut dirinya menggaris bawahi pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi. Menurutnya, Jepang merupakan mitra dagang terbesar ke-3 Indonesia. Data menunjukkan pada tahun 2022, total perdagangan kedua negara melampaui angka sebelum pandemi dengan nilai mencapai USD 42 miliar. Namun menurut Retno, angka ini masih jauh dibandingkan dengan total nilai perdagangan dengan negara Asia Timur lainnya.
“Saya menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan dan memperluas akses produk unggulan kedua negara,” katanya.
Retno Marsudi menekankan pentingnya fleksibilitas dalam perundingan. Dirinya pun mendorong perluasan komoditas ekspor buah tropis Indonesia ke Jepang.
Sementara terkait investasi, menurut Retno, selain masalah kualitas, investasi yang kompetitif juga akan sangat membantu upaya meningkatkan kerjasama investasi.
“Beberapa kerjasama potensial yang kita bahas, antara lain pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, di mana Jepang dapat memberikan dukungan finansial, tenaga ahli, dan juga transfer teknologi,” katanya.
Hal lain yang juga dibahas oleh Indonesia dalam pertemuan Strategic Dialogue dengan Jepang adalah kerja sama pengembangan SDM. Menurut Menlu Retno, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan di bidang teknologi serta menawarkan banyak beasiswa dan pendidikan vokasi.
“Kedua negara dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia,” katanya.
Retno Marsudi menambahkan, kerja sama pengembangan SDM ini juga perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan digital, khususnya pada industri gaming dan pasar digital.
“Saya tekankan bahwa ekonomi digital harus dapat mentransformasi ekonomi dan memberdayakan masyarakat,” katanya.
Sementara terkait kerja sama hukum, pertahanan dan keamanan, menurut Retno, peningkatan Kemitraan Strategis harus disertai dengan kerja sama yang lebih intensif di bidang hukum, maritim, pertahanan, dan keamanan. Retno mengatakan, kedua negara telah memiliki fondasi kerja sama yang kokoh seperti partisipasi Jepang pada latihan bersama Garuda Shield dan implementasi perjanjian kerja sama transfer teknologi dan industri pertahanan. Menurutnya, kerja sama ini perlu terus dijalankan dan diperluas agar semakin intensif.
“Di bidang hukum saya tegaskan urgensi pembentukan perjanjian Mutual Legal Assistance untuk memfasilitasi kerja sama mengatasi kejahatan transnasional,” katanya.
Selain isu bilateral, Retno menambahkan, di dalam pertemuan Strategic Dialogue juga dibahas berbagai isu kawasan dan dunia yang menjadi perhatian, mulai dari Keketuaan Indonesia di ASEAN, isu Myanmar, dan isu yang terkait Afghanistan, kemitraan di Pasifik, serta saling dukung di forum-forum multilateral.
VOInews, Jakarta: Indonesia kembali berpartisipasi dalam gelaran Bursa Pariwisata Intenasional (Internationale Tourismus Boerse/ITB) di Berlin yang akan dilaksanakan pada 7-9 Maret 2023 mendatang.
Dalam kegiatan itu, Pavilion Indonesia akan hadir dengan sejumlah pelaku bisnis pariwisata guna mempromosikan potensi wisata di tanah air.
“Tahun ini kita semangat karena akhirnya setelah 2 tahun tidak diadakan secara offline, tahun ini ITB Berlin itu dengan offline,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini kepada RRI Voice of Indonesia, Sabtu (4/3).
Ia mengatakan, Indonesia menyambut baik pelaksanaan ITB secara luring mengingat besarnya potensi pariwisata yang dapat ditawarkan secara langsung kepada masyarakat Jerman.
“Kami semua delegasi Indonesia di Paviliun Wonderful Indonesia itu sangat semangat ingin kembali berada di Berlin dan bertemu dengan para perspektif buyers kita,” katanya.
Dalam gelaran ITB kali ini, Pavilion Indonesia akan hadir dengan mengusung tema "Visit Wonderful Indonesia, Explore Our New Destinations." Menurut Ni Made Ayu Marthini, tema ini diusung karena Indonesia punya hal baru untuk ditawarkan yaitu destinasi pariwisata super prioritas mencakup Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
“Inilah yang kita ingin para buyers dan consumers atau wisatawan mancanegara itu bisa explore,” katanya.
Ia menjelaskan, masyarakat internasional sudah sangat mengenal Bali. Oleh karena itu, Bali tetap menjadi salah satu destinasi yang ditawarkan. Namun demikian menurutnya, Indonesia juga menjadikan ITB sebagai ajang promosi destinasi super prioritas sebagai paket tambahan selain Bali.
“Kita mau add on atau ditambah beyond Bali. Jadi nanti setelah di Bali mereka bisa ke Danau Toba, bisa ke Borobudur, bisa ke Labuan Bajo, bisa ke Mandalika dan bisa ke Likupang. Jadi kita bisa berikan pilihan,” katanya.
Selain menawarkan potensi pariwisata di ke-5 destinasi super prioritas, Indonesia juga akan mengenalkan potensi baru pariwisata yaitu desa wisata. Menurut Ni Made Ayu Marthini, saat ini tren wisata ke daerah pedesaan menjadi pilihan bagi masyarakat internasional khususnya Eropa.
“Mereka ini sangat menghargai desa wisata apalagi setelah Covid mereka ingin sesuatu yang baru sesuatu yang aman di luar,” katanya.
Dalam partisipasinya pada gelaran ITB kali ini, Indonesia membawa sebanyak 64 perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Menurut Ni Made Ayu Marthini, Indonesia menargetkan transaksi sebanyak 300 ribu paket wisata atau senilai 5,2 triliun rupiah.