Jakarta (VOI News) - Dharma Wanita Persatuan LPP RRI bekerjasama dengan Darma Wanita Persatuan Kementerian Luar Negeri, melaksanakan kegiatan "DWP RRI Go International" yang dilakukan secara daring pada Rabu, 8 Juli 2020. Kegiatan yang diikuti oleh ibu-ibu perwakilan 37 DWP RRI dari berbagai daerah di tanah air, sepeti DWP Banda Aceh, Merauke, Meulaboh, Cirebon dan berbagai daerah lainnya serta 11 DWP Kementerian Luar Negeri dari berbagai negara seperti Viantiane Laos, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Belanda dan Brunei ini baru pertama kali dilaksanakan. Menurut Ketua DWP LPP RRI Leila Sari Dewi Gingging , kegiatan ini dilaksanakan untuk menjadi ajang berbagi pengalaman dan berbagi program kerja antara sesama Darma Wanita. Acara diawali dengan pemberian plakat kegiatan secara virtual yang dilakukan dari Ibu Leila Sari Gingging kepada Ketua DWP Kementerian Luar Negeri Ibu Widia Herawan. Sesi utama kegiatan ini adalah sharing pengalaman antara sesama anggota Dharma Wanita Persatuan yang dipandu oleh Ketua Darma Wanita Persatuan RRI dan diselingi dengan penampilan juara 1 Lomba Line Dance 2019 LPP RRI. Hadir sebegai pembicara Ibu Inu Pratito Soeharyo (Ketua DWP KBRI Viantiane, Laos), Ibu Farida Husin Bagis (Ketua DWP KBRI Abu Dhabi) dan Pita Ibrahim (Sekretaris DWP KBRI Abu Dhabi UEA), Ibu Imelda Halim Nugo (Ketua DWP KBRI Helsinki Finlandia), Ibu Lita Ridwan Hasan (Ketua DWP KJRI Dubai UEA) dan Ira Budhi (Sekretaris DWP KJRI Dubai UEA), Ibu Sari Tata (Ketua DWP KBRI Paris) dan bu Tyas Rully (Sekretaris DWP KBRI Paris), Ibu Sinta Iqbal dan bu Lis Moeljawan (Ketua dan Wakil Ketua DWP KBRI Ankara, Turki), Ibu Vikka Rieza Rahadian Maulana (Ketua DWP KBRI Lisabon, Portugal), Ibu Heidy Sulaiman (Ketua DWP KBRI Brussel) dan Ibu Syifa Fahmi (Sie Pendidikan DWP KBRI Brussels), Ibu Etty Iswandy (Sekretaris) dan Ibu Dina Lufti (Sie Pendidikan DWP KBRI Den Haag, Belanda), Ibu Ferika Zainal (Sie Sosial Budaya) dan Ibu Ayu Marsono (Bendahara DWP KBRI Bandar Seri Begawan Brunei), dan Ibu Juli Pramana (Ketua DWP KJRI Noumea, New Caledonia). (Wenny)
Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia agar kegiatan ekonomi terus menggeliat. Antara lain dengan menggiatkan kerjasama multilateral di bidang ekonomi. Beberapa kesempatan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi tetap ada, walau dunia masih belum berakhir menghadapi wabah corona.
Baru-baru ini Indonesia diberitakan kembali mengevaluasi keberadaan dan peranannya dalam berbagai forum kerjasama ekonomi. Di antaranya keanggotaan Indonesia dan perannya bersama negara anggota Archipelagic and Island State (AIS).
Sejauh ini Indonesia melihat pentingnya untuk memanfaatkan forum Negara Kepulauan dan Pulau itu, untuk memperkuat kerjasama dan menyinergikan instrumen ekonomi yang ada. Terutama terkait upaya-upaya untuk menghadapi kemunduran ekonomi dunia saat dunia masih berjuang mengatasi pandemi corona.
Pemerintah Indonesia ikut berperan aktif dalam Peluncuran Program dan Talk Show AIS, tentang “Membina Kolaborasi untuk Ekonomi Pulau Tangguh”. Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh jaringan negara kepulauan dan pulau di dunia, pada 10 Juni 2020.
Indonesia melihat masih adanya ancaman luas dan jangka panjang yang ditimbulkan oleh penyebaran virus corona. Kondisi ini menuntut komunitas internasional untuk bersama-sama menangani pandemi dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya.
Seperti yang dikatakan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Purbaya Yudhi Sadewa dalam peluncuran program dan talkshow AIS, Rabu (10/06). Ia menyatakan pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan UNDP dan Sekretariat Forum AIS untuk mendukung kolaborasi antara negara kepulauan dan pulau di seluruh dunia.
Apa yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam forum AIS sejalan dengan himbauan Presiden Joko Widodo. Presiden meminta bangsa Indonesia mencermati pertumbuhan ekonomi dunia saat ini yang terkoreksi amat tajam. Presiden pada Senin, 15 Juni mengingatkan pentingnya terus berjuang agar tidak masuk ke jurang resesi ekonomi.
Menurut Presiden, semua negara terus berjuang untuk menyelamatkan diri dari tekanan ekonomi yang dahysat.
Saat ini permintaan dan pasokan masih terganggu dengan produksi yang juga masih bermasalah. Semua ini membuat pertumbuhan ekonomi dunia terkoreksi amat tajam Presiden mengatakan situasi tersebut dihadapi semua negara termasuk Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 tumbuh melambat sebesar 2,97 persen (year on year). Secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41 persen.
Meskipun demikian tidak semua data ekonomi menunjukan penurunan. Di lain pihak Indonesia masih mencatatkan neraca perdagangan yang surplus.
Indonesia pada periode Januari sampai Mei mengalami surplus 4,31 miliar dolar Amerika. Sementara nilai ekspor mencapai 64,46 miliar dolar Amerika, nilai impornya sebesar 60,15 miliar dolar Amerika. Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (15/6) melaporkan posisi surplus lima bulan pertama tahun ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Hal ini menunjukkan masih ada dasar untuk tetap optimistis untuk ekonomi Indonesia kembali membaik, antara lain lewat perdagangan dan investasi yang masih menjanjikan. Diharapkan faktor ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali membaik. (VOI/TGH)
Jakarta (VOI News) - Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Igor Driesmans meluncurkan Laporan Kerjasama Uni Eropa-ASEAN Blue Book 2020, Jumat (08/05/2020) di Jakarta. Blue Book merupakan publikasi tahunan mengenai kerjasama antara Uni Eropa dan ASEAN. Tahun ini, Blue Book dengan tema “Mitra Alami” yang merefleksikan kerjasama Uni Eropa dan ASEAN, yang mencakup isu perdagangan dan integrasi ekonomi, konektivitas, dialog kebijakan, dan mitigasi perubahan iklim dan lingkungan.
Dalam sambutannya, Igor Driesmans menyoroti kondisi global yang terdampak akibat pandemi virus Corona. Menurutnya dalam beberapa waktu kedepan, program kerjasama antara Uni Eropa dan ASEAN akan lebih difokuskan pada upaya merespon pandemi. Sebelumnya, Uni Eropa telah menyalurkan bantuan sebesar 350 juta Euro guna mendukung upaya melawan pandemi oleh ASEAN.
Igor menyatakan bahwa sebagai mitra, Uni Eropa mendukung ASEAN untuk melakukan upaya bersama sebagai kawasan untuk menangani pandemi virus Corona.
“Hari ini kita merasakan dampak dari virus Corona dan kami telah memutuskan untuk bekerja bersama pada 20 Maret lalu di mana Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan membahas upaya bersama melawan virus Corona secara vitual tentunya. Bagi kami, ini adalah perlawanan internasional. Solidaritas internasional, integritas internasional dan kerjasama internasional merupakan kunci untuk melawan virus Corona. Bukan untuk kepentingan sendiri melainkan untuk saling membantu. Oleh karenanya, upaya kita ini tidak akan gagal untuk saling menyelamatkan," kata Igor Driesmans.
Terkait kerjasama Uni Eropa dan ASEAN, Duta Besar Igor Driesmans menyampaikan bahwa kerjasama kedua kawasan tersebut telah berjalan semakin baik. Kedua pihak telah bekerjasama dalam berbagai hal mulai dari perubahan iklim hingga keamanan maritim, ekonomi digital hingga komputerisasi berkekuatan tinggi.
Menurutnya, hingga saat ini, Uni Eropa masih menjadi mitra pembangunan nomor satu bagi ASEAN dengan portofolio mencapai 250 miliar Euro. Investasi Uni Eropa di ASEAN tercatat menjadi investasi tertinggi serta mitra dagang kedua terbesar bagi ASEAN. Kerjasama ini diharapkan dapat terus ditingkatkan di masa mendatang. (VOI/Ndy/TGH)