Ani Hasanah

Ani Hasanah

Orang nya kalem

Website URL: http://https://www.facebook.com/ani.hasanahmubarok

01
May
 
VOI ULASAN Selagi wabah corona masih meluas, dunia diingatkan untuk menjaga ketersedian pangan di negara masing-masing. Demikian pula, adanya  kebutuhan mendesak untuk  menggalang kebersamaan di bidang ketahanan pangan. Khususnya untuk wilayah Asia Tenggara sebagai penghasil utama produk pangan terutama beras.    
 
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) meminta dunia untuk menjaga ketahanan pangan. Terutama semenjak isolasi wilayah telah  banyak diterapkan sejumlah negara. Saat wabah corona masih melanda,  harga pangan cenderung melonjak di tengah permintaan komoditi pangan makin meningkat.
 
FAO mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini bisa menyebabkan krisis pangan dunia.
 
Pilihan penguncian wilayah (lockdown) sejauh  memaksa sejumlah negara  membatasi atau bahkan menutup pasar ekspor komoditi pangan tertentu. Hal ini bisa mengganggu pasokan pangan global.
 
Sejumlah negara memastikan agar stok dalam negerinya tercukupi terlebih dahulu. Sejauh ini  selain gandum, komoditas utama pangan global adalah beras, kedelai, jagung dan tanaman hortikultura.
 
Negara penghasil  gandum terbesar di dunia antara lain  Rusia, Kazakhstan, dan Ukraina. Ketiga negara  ini dilaporkan  telah   mengumumkan pembatasan ekspor biji gandum.
Beberapa negara utama  penghasil beras  di Asia Tenggara juga berusaha mengamankan pasokan dalam negerinya.
 
Beberapa negara dikenal penghasil beras di  Asia Tenggara. Kawasan yang juga diakui  sebagai  lumbung beras. Antara lain  penghasil beras utama di dunia adalah Vietnam, Thailand dan Indonesia.
 
Peringatan FAO telah ditanggapi sejumlah negara termasuk negara negara dalam lingkup ASEAN. Peryataan FAO juga sejalan dengan sikap ASEAN secara kolektif.
Sikap ASEAN terkait upaya kawasan ini dalam menghadapi masalah keamanan persedian  pangan dan  kecukupan nutrisi.
 
Seperti yang dinyatakan dalam siaran pers Sekretariat ASEAN pada 16 April mengenai pernyataan bersama Menteri  Pertanian dan Kehutanan ASEAN. Terutama mengenai pentingnya ketahanan pangan ASEAN. Khususnya di saat dunia termasuk kawasan ini masih menghadapi wabah corona.
 
Dalam kondisi kesehatan dan ekonomi yang sulit ini, ASEAN menekankan pentingnya terus memastikan kestabilan pasokan pangan. Demikian pula,  kemudahan akses warga terhadap ketersedian pangan. Terutama ketersedian pangan di seluruh pasar dalam lingkup kawasan ASEAN.
 
Penyataan ini juga bagian dari respons ASEAN terhadap himbaun FAO. Himbauan  agar semua negara memastikan kelancaran logistik. Khususnya untuk pasokan pangan saat pandemi corona masih melanda dunia.  Ada kemugkinan terjadi kelangkaan pangan  jika tidak diantisipasi.
 
Untuk itu, perlunya meningkatkan kerjasama di sektor  pertanian dan kehutanan  antar negara ASEAN.
 
Perlunya meningkatkan akses warga terhadap  pangan yang semakin sulit.  Selain menanggulangi wabah corona ini, ASEAN  mengingatkan   pentingya kebersamaan  juga dalam menaggulangi masalah ekonomi. Antara lain  memastikan kelancaran pasokan pangan dan komoditas  penting  lainnya di kawasan.
 
Terkait ketersedian pangan di Indonesia,  Kementrian Pertanian menyatakan ketersedian pangan cukup.  Berdasarkan data Kementerian Pertanian, perkiraan ketersediaan pangan strategis nasional cukup untuk Maret hingga Agustus 2020. Terutama untuk  untuk beras tersedia 25,6 juta ton dari kebutuhan 15 juta ton.
 
Presiden Indonesia Joko Widodo mengungkapkan produksi beras di puncak panen raya akan mencapai 5,62 juta ton. Panen raya berlangsung sekitar Maret hingga Mei. Dengan produksi sebanyak itu dipastikan pasokan aman.
 
Meskipun demikian,Presiden mengingatkan kemungkinan terjadi kemarau panjang di tahun ini.  Tetap harus diwaspadai, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional. Seperti yang dikemukakan  Presiden dalam rapat terbatas dalam siaran di saluran YouTube Setpres, Selasa (28/4/2020).
 
Terkait ketersedian pangan, FAO juga mengimbau masyarakat membeli makanan dari usaha kecil setempat. Hal ini terutama untuk menghargai petani, nelayan dan peternak yang memproduksi pangan di tengah pandemi corona .
 
Seperti yang disampaikan Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard,  dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 30 April. Ia  mengatakan, sudah saatnya bagi semua komponen negara untuk memperhatikan satu sama lain dan menghargai mereka yang berada di garis depan dalam pandemi ini. Terutama memastikan petani dan nelayan juga mempunyai ketersedain  pangan yang cukup di masa sulit ini. (VOI/TGH)
 
 
 
 
 
 
21
March
JAKARTA - Pemerintah Rusia melalui Kedutaan Besar (Kedubes) dan Misi Rusia untuk ASEAN di Jakarta menyerahkan bantuan alat medis kepada Rumah Sakit (RS) Persahabatan. Bantuan berupa tempat tidur, sistem transfusi darah dan jarum suntik sekali pakai itu diberikan untuk melengkapi ruangan baru yang didirikan dengan tujuan menangani wabah virus Corona.
 
"Kedutaan Besar dan Misi Rusia untuk ASEAN secara tradisional bekerja sama dengan Rumah Sakit Persahabatan yang sudah menjadi lambang simbolis dari hubungan Rusia-Indonesia yang ditetapkan 70 tahun yang lalu," kata Kedubes Rusia dalam postingan di halaman Facebook yang dipantau Sindonews, Jumat (20/3/2020).
"Seluruh staf diplomatik Rusia sangat menghormati kepahlawanan para tenaga medis Indonesia yang sedang berjuang dengan segala upaya menyelamatkan nyawa dan kehidupan orang," pernyataan itu menambahkan.
 
"Kami menghargai dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya serta mengharapkan segala kesuksesan kepada mereka," demikian pernyataan Kedubes Rusia. (SINDO) 
20
February

Voice of Indonesia menyelenggarakan gelar wicara Diplomatic Forum dengan tema Kerjasama Global dalam Menghadapi Epidemi di Auditorium Jusuf Ronodipuro, RRI Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020. Kasus wabah COVID-19 atau yang dikenal sebagai Virus Corona, menjadi kasus paling menarik perhatian di awal 2020. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mendeklarasikan COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC). Direktur Voice of Indonesia Agung Susatyo mengatakan deklarasi tersebut menunjukkan perlunya perhatian dunia terhadap status COVID-19. Terlebih COVID-19 juga dideklarasikan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat. Agung menyampaikan perhatian dunia bukan hanya diperlukan untuk mengantisipasi COVID-19 agar tidak menyebar ke negara masing-masing, namun lebih dari itu, bersama-sama turun tangan dalam penanganannya. Kerjasama global dalam penanganan COVID-19 dan segala tantangan dunia kesehatan lainnya, menurut Agung, akan mempercepat penanganan terhadap korban. Selain itu, kerjasama ini dapat mengantisipasi kemungkinan munculnya wabah dan menghindari terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Hingga Selasa (18/02/2020) Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok merilis angka kematian akibat COVID-19 telah mencapai 1.868 orang. Hadir sebagai pembicara Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kesehatan dan Arianto Surojo, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Beijing. //pers rilis.19.2’20.mar/AHM

18
December

Peningkatan perlindungan anak dan perempuan di berbagai sektor menjadi fokus perhatian  Presiden Joko widodo di periode kedua pemerintahannya. Anak-anak dan perempuan rentan akan perlakuan tindakan kekerasan, sehingga diperlukan perhatian dan upaya khusus untuk melindungi mereka. Demikian dikatakan Deputi  Perlindungan Anak dan Perempuan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,Gafur Akbar Dharmaputra,  usai gelar wicara Diplomatic Forum yang diselenggarakan Voice of Indonesia, di Jakarta, Selasa (17/12).

“Intinya presiden itu meminta perlindungan anak dan perempuan itu menjadi perhatian. Kenapa? Jadi isunya perlindungan perempuan dan anak itu  bukan karena gendernya, perempuannya. Tetapi yang harus kita lihat adalah bagaimana kita memanusiakan manusia, jadi bagaimana kita menaruh perhatian pada Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu anak - anak tidak boleh bekerja. Jadi  menghapus pekerja anak, bukannya ngga boleh kerja, tetapi menghapus pekerjaannya. Jadi mereka itu karena masih anak - anak harus sekolah. Misalnya seperti itu.”

Selain itu, Gafur Akbar Dharmaputra  juga mengatakan sebagai salah satu upaya perlindungan anak dan perempuan, pemerintah Indonesia juga terus mendorong sosialisasi  perkawinan yang berdasarkan Undang- undang no.1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Ia menambahkan mempersiapkan Sumber daya manusia  anak dan perempuan yang unggul menjadi keharusan melalui berbagai program edukasi // (VOI/Ahmad Faisal/AHM)