Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia Jalal Mirzayev, Selasa, mengunjungi kantor LPP RRI Yogyakarta dan diterima Kepala LPP RRI Yogyakarta Retno Desy Swasri. Dalam kesempatan kunjungannya itu, Duta Besar Mirzayev juga melakukan wawancara di ProSatu RRI Yogyakarta. Dubes Mirzayev antara lain menceritakan pertemuannya dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kepatihan beberapa saat sebelumnya. Keduanya sepakat untuk melakukan pertemuan rutin setiap tahun.
"Saya berkesempatan untuk bertemu dengan Sultan. Kesan saya sangat luar biasa. Kami melakukan percakapan yang bermanfaat, bagaimana kami bisa mempromosikan Azerbaijan di provinsi Yogyakarta dan sebaliknya, bagaimana kami bisa mempromosikan provinsi Yogyakarta di Azerbaijan. Jadi kami telah menyampaikan posisi kami, sehingga kami memiliki beberapa poin untuk disampaikan, dan kami telah sepakat untuk melakukan pertemuan setiap tahun demi kepentingan kedua negara."
Duta Besar Jalal Mirzayev juga mengatakan, dalam pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X ada keinginan, khususnya dari Sultan, agar dikembangkan kota kembar atau Sister-city antara Yogyakarta dengan salah satu kota utama di Azerbaijan.
"Baku sebenarnya adalah kota multi-budaya, ada orang-orang Azerbaijan, ada orang Rusia, ada banyak suku bangsa yang tinggal di ibukota Azerbaijan, Baku. Kami memiliki masjid, kami memiliki gereja. Azerbaijan adalah masyarakat multi-budaya. Jadi kami hidup bersama dengan semua kelompok suku bangsa, bahu membahu untuk membangun Azerbaijan. Ini juga merupakan salah satu poin utama yang kemudian kami diskusikan dengan Yang Mulia untuk kemungkinan adanya Sister-City. Kami telah mengerjakannya dan saya pikir kami berada di jalur yang benar dan kita akan berhasil untuk memiliki kota kembar, Yogyakarta dan salah satu kota utama di Azerbaijan," lanjutnya.
Menurut Duta Besar Mirzayev, Azerbaijan juga ingin menjaring wisatawan dari Indonesia untuk berkunjung ke Azerbaijan, khususnya mereka yang melakukan perjalanan umroh dari Mekah dan Madinah di Arab Saudi, karena jarak antara Arab Saudi ke Azerbaijan hanya 2-3 jam penerbangan. (RRI Jogja/MUNARSIH/AHM)
Laki- laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk memiliki kesempatan dalam membangun negara. Mereka yang mempunyai keinginan dan kemampuan dapat berpartisipasi untuk memajukan negaranya. Demikian dikatakan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Jari Sinkari kepada Voice of Indonesia usai acara Diplomatic Forum di Jakarta, Selasa (17/12). Jari Sinkari mencontohkan peran perempuan yang begitu banyak di Finlandia dalam menduduki posisi strategis, baik di pemerintahan maupun di parlemen.
“Saya rasa yang paling penting adalah untuk tetap setara, mencoba keungkinan adanya kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh di Finlandia, ada 5 partai pemenang di parlemen dan dari semua partai itu didominasi oleh perempuan,” kata Duta Besar Jari Sinkari.
Selain itu, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Jari Sinkari juga mengatakan setiap negara memiliki caranya sendiri yang berdasarkan nilai budaya dan sejarahnya dalam memberdayakan peran perempuan untuk membangun suatu negara. Oleh karena itu Duta Besar Jari Sinkari juga mengajak Indonesia untuk saling berbagi dan menginspirasi dalam mendorong pemberdayaan perempuan. (VOI/Ahmad Faisal/AHM)
Presiden Joko Widodo melantik Komisaris Jenderal Polisi Drs. Idham Aziz, M.Si. sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Acara pelantikan tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 1 November 2019, pukul 09.30 WIB.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 97/Polri Tahun 2019 tentang Pengangkatan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menjadi dasar pelantikan tersebut dibacakan terlebih dahulu oleh Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto.
Setelahnya, Kepala Negara mengambil sumpah jabatan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sebelum penandatanganan Berita Acara Pengangkatan Sumpah Jabatan dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang bertindak selaku saksi.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan menjunjung tinggi Tri Brata," ucap Presiden saat mendiktekan sumpah jabatan yang diikuti oleh Idham Aziz.
Dalam acara pelantikan tersebut, Idham Aziz juga memperoleh kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari yang sebelumnya Komisaris Jenderal Polisi menjadi Jenderal Polisi. Kenaikan pangkat tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 98/Polri Tahun 2019 tentang Kenaikan Pangkat Dalam Golongan Perwira Tinggi Polri.
Penanggalan dan penyematan tanda pangkat baru Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia kepada Idham Aziz dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan pengajuan Idham Aziz menjadi Kapolri dalam rapat paripurna Masa Sidang I Tahun 2019-2020 yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 31 Oktober 2019. (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengumumkan susunan kabinet barunya di tangga beranda Istana Merdeka di Jakarta, Rabu pagi. Pengumuman dilakukan setelah Presiden selama dua hari berturut-turut memanggil satu persatu tokoh-tokoh yang dipilihnya menjadi calon menteri. Di akhir pengumuman, Presiden Joko Widodo mengingatkan para menterinya untuk bekerja sungguh-sungguh dan menghindari korupsi.
“Kabinet yang tadi sudah saya umumkan. Yang pertama, jangan korupsi. Menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi. Yang kedua, tidak ada visi misi menteri. Yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden. Yang ketiga, kita semuanya harus kerja cepat, kerja keras dan kerja yang produktif. Yang keempat, jangan terjebak pada rutinitas yang monoton. Yang kelima, kerja yang berorientasi pada hasil nyata. Yang keenam, selalu mengecek masalah di lapangan dan temukan solusinya. Yang terakhir, semuanya harus serius dalam bekerja, kata Joko Widodo.
Presiden menamai Kabinetnya yang baru Kabinet Indonesia Maju. Seluruhnya ada 4 Menteri Koordinator dan 30 Menteri, ditambah Jaksa Agung, Sekretaris Kabinet, Kepala Staf Kepresidenan dan Kepala Badan Koordinasi Penananan Modal yang akan membantu presiden dalam lima tahun ke depan. (VOI/R)