Daniel

Daniel

08
July


Hari Kamis lalu (4/7), Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menutup pendaftaran dokumen calon di kantor Sekretariat Negara. Total tercatat ada 348 pendaftar yang secara resmi diterima pantia seleksi. Pendaftaran tahun ini dilakukan sekitar dua pekan mulai dari 17 Juni hingga 4 Juli.

Para calon datang dari berbagai kalangan termasuk advokat, akademisi, polisi, bahkan  beberapa diantaranya anggota Komisi Pemberantasan Korups sendirii. Mereka yang lolos seleksi berkas akan mengikuti uji kompetensi seminggu setelah tanggal 11 Juli. Kemudian sepekan setelahnya pansel akan mengumumkan kelulusan uji kompetensi. Selanjutnya mereka harus ikut psikotes umum serta uji publik. Uji publik ini dilakukan oleh para calon pimpinan agar masyarakat mengetahui seperti apa sosok calon pimpinan KPK dan kapabilitas yang mereka miliki. Di bulan Spetember , mereka yang lolos uji publik akan masuk tahap wawancara. Tahapan terakhir adalah pansel akan menyaring 10 orang terakhir yang daftar namanya akan diberikan kepada Presiden.

 

Yang menjadi pertanyaan, seperti apa sosok calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ideal yang diharapkan akan dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik ? Menurut Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Yenti Ganarsih,  calon harus paham dan memiliki kombinasi kemampuan. Selain itu harus paham masalah keuangan negara, memahami tentang pengadaan dan paham betul mengenai organisasi internal KPK. Disamping itu calon juga harus memiliki kondisi psikologis yang kuat dari tekanan dan memiliki kebijaksanaan serta perlu memahami arah pembangunan ekonomi negara.

Namun yang paling penting adalah seperti harapan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, bahwa seorang pimpinan KPK harus memiliki keberanian dengan menyertakan Tuhan sebagai bagian dalam hidupnya. Dengan “menghadirkan Tuhan” dalam menjalankan tugas-tugasnya, Komisi Pemberantasan Korupsi diharapkan tidak ragu-ragu, selalu tegas dan tidak pandang bulu dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia.

05
July


Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengekspor perdana kedelai sayur atau edamame ke Belanda dengan menggunakan sertifikat elektronik (e-Cert). Pelepasan ekspor perdana edamame itu dilakukan Kepala Barantan Ali Jamil bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Instalasi Karantina Pertanian, Depo Pelindo III, kompleks Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu, 3/7’19. Kepala Barantan Ali Jamil menjelaskan edamame yang diekspor perdana ini merupakan produksi petani di Kabupaten Wonosobo, Temanggung, dan Magelang dengan volume sebanyak 40 ton dari total permintaan 480 ton yang bernilai ekonomi 13,2 miliar  rupiah. Sebelumnya, edamame asal Provinsi Jateng ini telah diekspor ke Jepang, Lebanon, Amerika Serikat, India, dan Singapura.

Ali Jamil menjelaskan, sejak diberlakukan pada 2015, penggunaan e-Cert baru dilakukan di tiga negara yakni Selandia Baru, Australia, dan Belanda, serta 1 Juli 2019 ditambah dengan Vietnam yang bisa diterapkan di wilayah ASEAN. Selain melalui penggunaan e-Cert, akselerasi ekspor juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi peta komoditas ekspor produk pertanian Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export (I-MACE). Pemerintah daerah diarahkan untuk menggunakan aplikasi tersebut agar dapat memetakan sentra dan jenis komoditas unggulan serta negara tujuan ekspor.

Ali Jamil menyebut dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan pesat yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor komoditas pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut Ali Jamil, nilai ekspor pertanian Indonesia saat ini meningkat jadi 43 juta ton atau naik sekitar 10 juta ton dari sebelumnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah akselerasi ekspor yang dilakukan Kementerian Pertanian. Selain itu, Ganjar menilai aplikasi i-MACE yang dimiliki Kementan merupakan teknologi yang tepat untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait potensi pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Tengah. Ganjar menyebut ekspor saat ini merupakan bagian dari upaya yang ditunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki produk pertanian berkualitas memenuhi standar pasar dunia seperti komoditas edamame, jahe, kopi, gula, jagung, beras, sayuran, serta komoditas bunga yang bisa bersaing di pasar ekspor. Bahkan menurut Ganjar, Jawa Tengah juga mengekspor kelompok hortikultura berupa bunga melati, daun cincau, daun pakis, sayuran beku sebanyak 202,3 ton dengan nilai total mencapai 255,4 miliar rupiah.

04
July


Kegiatan bertajuk Kulari ke Hutan 2019 yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/6) berjalan meriah. Salah satu agenda penting dari kegiatan ini yakni program adopsi pohon. Adopsi pohon artinya mendonasikan sejumlah dana untuk penjagaan pohon yang sudah tumbuh puluhan tahun di hutan. Selain itu ada kegiatan fun run yaitu berlari melintasi stadion sebagai bentuk simbol peserta terhadap pelestarian pohon dan hutan.

Co-founder gerakan “Hutan Itu Indonesia” (HII) sekaligus Ketua Pelaksana program Kulari ke Hutan 2019, Rinawati Eko mengatakan Hutan Itu Indonesia memiliki mimpi besar agar setiap orang mencintai hutan sebagai identitas  Indonesia. Rinawati menerangkan Ku Lari Ke Hutan adalah program yang dipilih untuk mewujudkan mimpi  tersebut dan targetnya adalah masyarakat urban.

Rinawati Eko di Jakarta Minggu (30/6) mengungkapkan, Kulari ke Hutan diadakan di hari Minggu karena lari di hari Minggu seperti Car Free Day-CFD sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat perkotaan khususnya di Jakarta. Dalam kesempatan itulah mereka menyisipkan pesan untuk menjaga hutan.

Menurut Rina kegiatan tersebut memberikan tantangan kepada para pelari untuk mengitari lintasan GBK sebagai simbol pesan menjaga hutan. Setiap pelari menempuh jarak lima kilometer atau satu kali putaran yang akan dikonversikan sebagai adopsi satu pohon untuk menjaga hutan Indonesia. Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh peserta, maka semakin banyak jumlah pohon yang diadopsi untuk menjaga hutan Indonesia.

Dalam kegiatan lari, jarak terjauh yang dapat ditempuh oleh peserta adalah 20 kilometer atau empat kali putaran yang dibukukan oleh empat orang pelari. Selain itu untuk peserta yang dapat menempuh lima kilometer pertama akan mendapatkan apresiasi berupa medali dengan bahan dasar limbah palet serta gelang untuk setiap putaran.

Untuk diketahui, Hutan itu Indonesia (HII) merupakan gerakan terbuka yang dibuat untuk menularkan pesan-pesan positif kepada masyarakat untuk menjaga dan melindungi hutan Indonesia. Saat ini Hutan itu Indonesia memiliki dukungan dari 40 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia dan 400 sukarelawan. 

03
July


Setelah sempat tertunda, platform pembayaran nontunai LinkAja akhirnya resmi diluncurkan pada Minggu, 30 Juni 2109 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Acara grand launching platform pembayaran milik pemerintah tersebut dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

LinkAja merupakan sistem pembayaran nontunai yang dikembangkan oleh perusahaan patungan delapan BUMN, dengan nama PT Fintek Karya Nusantara disingkat Finarya. LinkAja memberikan kemudahan pengguna dalam membayar merchant, membeli pulsa, membayar atau membeli melalui handphone, berbelanja dalam jaringan (daring) maupun berbagi uang.

Usai peluncuran menteri Rini Soemarno mengatakan, pihaknya ingin memudahkan akses layanan keuangan nontunai kepada seluruh lapisan masyarakat melalui aplikasi pembayaran daring berbasis elektronik LinkAja.

Meskipun baru diluncurkan LinkAja sudah dapat digunakan untuk bertransaksi di luar negeri, misalnya di Singapura. Targetnya, LinkAja juga akan dapat digunakan di Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, lantaran banyak pekerja migran Indonesia di negara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, CEO PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) Danu Wicaksana mengatakan, transaksi di luar negeri tersebut bisa dilakukan karena pihaknya telah bekerjasama dengan operator asing. Di Singapura PT Finarya sudah bekerjasama dengan Singtel yang sudah memiliki banyak merchant. Danu menjelaskan, pengguna LinkAja di Singapura tinggal snap QR Code berlogo VIA yang merupakan platform cross border payment. Menurut Danu, saat ini, LinkAja sendiri memiliki 22 juta pengguna. Hingga akhir tahun, Finarya menargetkan bisa mencapai hampir dua kali lipatnya, 40 juta pengguna. Sementara rata-rata nilai transaksi LinkAja mencapai 1 miliar rupiah per hari.

Rini Soemarno lebih jauh menjelaskan, sistem pembayaran nontunai ini ditujukan untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.Rendahnya inklusi keuangan di Indonesia, salah satunya disebabkan karena masyarakat masih memilih bertransaksi secara tunai.

Pada 2018 sekitar 76 persen transaksi di Indonesia masih didominasi oleh uang tunai sehingga perlu ada peralihan ke transaksi nontunai guna meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat.