Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In dijadwalkan akan kembali mengadakan pertemuan bilateral di tahun 2018. Rencananya pertemuan tersebut akan membahas kelanjutan upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang sebelumnya telah dilakukan melalui Konferensi Tingkat-Tinggi Inter-Korea yang menghasilkan Deklarasi Panmunjom atau deklarasi awal perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, salah satu pembahasan yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah penghentian propaganda permusuhan antara kedua Negara. Pertemuan tersebut, menurutnya, dapat dengan mudah dilakukan karena saat ini pimpinan tertinggi Korea Utara dan Presiden Korea Selatan telah memiliki akses komunikasi langsung. Informasi tersebut didapatkan oleh Retno Marsudi setelah mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Lim Sung-nam di Jakarta, Rabu (2 Mei).
“ Pada akhir tahun ini diharapkan akan ada pertemuan, akan ada deklarasi yang menyebutkan mengenai masalah penghentian hostilities di Semenanjung Korea. Nah selain itu, tadi disebutkan juga hotline antara dua leaders juga udah established, sudah ada. Sehingga kapanpun diperlukan, kedua leaders dapat melakukan komunikasi secara lebih cepat dan ada rencana kunjungan Presiden Moon ke Pyongyang dalam tahun ini “.
Menteri Retno Marsudi menambahkan, Korea Utara dan Korea Selatan sepakat akan melaksanakan proses membangun kepercayaan antara satu sama lain, demi menghentikan seluruh konflik, mencapai cita-cita perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. Lim Sung-nam mengatakan, salah satu rangkaian proses itu adalah agenda pertemuan military to military antara kedua negara, yang akan dilakukan pada pertengahan Mei ini. (Rezha)
Di tahun 1993 tepatnya dibulan Mei tanggal 3 ada suatu peristiwa besar namun penting untuk dikaji bersama khususnya pada orang orang pers atau insan insan media. Tepat pada tanggal dan tahun itu, Resolusi PBB tentang Hari Kebebasan Pers Dunia diresmikan. Peristiwa ini untuk memperingati Declaration of Windhoek hampir 30 tahun lalu, dimana sejumlah jurnalis Afrika bertemu di Namibia untuk mendeklarasikan pers yang bebas dan independen. Karena tepat tanggal 3 itu diperingatinya prinsip dasar kemerdekaan pers demi mempertahankan kebebasan media atau independensi dan memberikan penghormatan kepada para insan pers yang gugur dalam menjalankan profesinya. Dan pada tanggal ini pula menjadikan momentum komunitas pers dunia akan mempromosikan prinsip prinsip dasar kebebasan pers.
Bagaimana dengan Indonesia yang masyarakatnya majemuk dan beragam, dengan segala problematiknya? Apalagi dunia menganggap bahwa Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, dan memegang komitmen menjamin kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.
Tahun ini dan tahun depan Indonesia tengah menjalani masanya tahun politik, banyak elit politik, tokoh masyarakat dan pimpinan partai politik seringkali membuat manuver manuver yang membiaskan antara kepentingan politik praktisnya dengan kepedulian terhadap rakyatnya. Sering kali muncul ujaran ujaran kebencian, pertentangan, ajakan untuk membuat anarkis karena ingin menarik suara terbanyak dan kemenangan sesaat. Belum lagi penyebaran informasi yang salah atau hoax masih saja muncul kepermukaan.
Disinilah peran media sebagai penengah bagaimana mengimbangi memberikan informasi yang benar bukan hoax dan menyeimbangkan antara kepentingan partai politik, lawan politik dan masyarakatnya, janganlah justru menjadi pemicu keributan sehingga masayarakat terprovokasi akibatnya munculah keributan, dan pergolakan disana sini.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa pemegang saham terbesar atau pemilik media massa adalah mereka yang berkecimpung di dunia perpolitikan. Bisa saja dalam menyajikan informasi disisipi ajakan ajakan untuk mengikuti faham politiknya.
Di hari kebebasan pers internasional inilah saatnya insan media di Indonesia harus belajar dari sejarah, adanya pergolakan memperjuangkan kebebasan pers, baik di dalam negeri maupun peristiwa pers di luar negeri, karena banyak hikmah yang di dapat dalam rangka pendewasaan pers memberikan informasi, dan mengajak atau mengedukasikan masyarakat sehingga bijak menerima informasi yang didapat dan tidak menimbulkan keresahan dan berlanjut anarkis.
Memeriahkan hari jadi ke 813 Banda Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar aneka lomba ceria, Selasa (1/5). Pesertanya terdiri dari para Pegawai Negeri Sipil-PNS dan keluarga, serta masyarakat umum. Mulai dari lomba mewarnai, merangkai sirih, menghias lampu, hingga lomba menghias payung pun digelar di halaman balai kota. Beragam wahana permainan anak pun tersedia di sana. Dalam sambutannya saat membuka acara, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan selain untuk memeriahkan HUT kota, acara ini juga untuk mempererat tali silaturahmi antara PNS dan warga kota. Ia menambahkan, selain aneka lomba , pihaknya juga telah menggelar zikir akbar, lomba dalail khairat, turnamen bola, tenis, dan voli, serta beragam aktivitas lainnya yang melibatkan masyarakat. Pada kesempatan itu, Aminullah beserta wakilnya Zainal Arifin, dan Sekretaris daerah Bahagia juga menyerahkan paket santunan kepada anak- anak disabilitas yang hadir sebagai undangan khusus pada acara tersebut.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hrdiknas) di Surabaya
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (hardiknas) di Surabaya dilakukan dengan cara beda. Untuk mengingat ajaran luhur Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara ratusan siswa dan guru Great Crystal School and Course Center memakai topi dengan foto Ki Hajar Dewantara, pada saat upacara hari Pendidikan, 2 Mei 2018. Selain Ki Hajar Dewantara, siswa juga memakai topi dengan foto Dewi Sartika, pejuang pendidikan bagi perempuan. Kedua pahlawan itu dipilih, karena mereka menjadi inisiator Bapak dan Ibu Pendidikan di Indonesia. Pada Upacara Hari Pendidikan Nasional-Hardiknas, Indyah, mantan guru SDN Gunungsari berkesempatan untuk menjadi Pembina Upacara di Great Crystal School and Course Center. Selain menjadi Pembina Upacara, Indyah, S.Pd juga mendapatkan penghargaan khusus dari Great Crystal School and Course Center sebagai orang yang telah mengabdikan diri sebagai pendidik selama kurang lebih 38 tahun. Selain melaksanakan Upacara, Great Crystal School and Course Center juga menyelenggarakan serangkaian acara peringatan Hardiknas antara lain Lomba Menghias Taman, Lomba Mewarnai dan Lomba Inovasi Media Pembelajaran untuk Guru. Mifta Churohman selaku Deputy Head of School menuturkan egiatan Hardiknas kali ini mengusung tema hargai jasa para guru dan berkarya untuk pendidikan Indonesia.
Ragam Budaya Ditampilkan Meriahkan Hardiknas di Perbatasan Atambua Belu.
Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di wilayah perbatasan Atambua Kabupaten Belu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, gelar sejumlah kegiatan Budaya. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Belu, Marsianus Loe Mau di Atambua, Rabu (2/5) mengatakan, peringatan Hardiknas dengan nuansa budaya menjadi salah satu upaya Pemerintah Daerah mendidik generasi saat ini agar bisa lebih memahami jati diri dan identitas mereka. Menurutnya peringatan Hardiknas dibalut kegiatan budaya, juga sebagai sebuah pesan penting, menyadarkan serta mengingatkan selurun elemen bangsa untuk mengetahui apa yang sesungguhnya dimiliki sebagai orang Indonesia di perbatasan Belu. Ia mengatakan, semua pihak tidak boleh kehilangan identitas, dan tidak boleh kehilangan jati diri.
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) menggelar pertandingan olahraga antar mahasiswa negara anggota ASEAN, yang bertajuk Permira ASEAN Student Games 2018, Minggu (29/4/2018). Pertandingan diikuti oleh 7 negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, dan Myanmar. Pertandingan dengan tema “let’s play together, build friendship and fair play “dibuka tampilan bendera dari setiap negara perwakilan ASEAN dengan diiringi lagu traditional dari masing-masing negara tersebut. Disajikan pula tarian pembuka dengan tarian kreasi yang bernama tari “Perdamaian” asal Kalimantan Timur. Kemudian dilakukan pemotongan tumpeng tanda dimulainya acara oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi rusia dan Republik Belarus, Wahid Supriyadi. Garin Yudha Primaditya selaku ketua panitia mengatakan, acara tersebut diharapkan dapat mempererat hubungan antar negara-negara ASEAN, menyatukan cita dan asa untuk kekuatan pemuda ASEAN di masa yang akan mendatang. Ada 3 cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu bulutangkis, tenis meja, dan futsal. Selain pertandingan olahraga, ada juga stand bazaar Indonesia ASEAN. Pemenang pada event pertama kali ini dari cabang olahraga bulu tangkis tunggal putra adalah Vietnam, tunggal putri tenis meja adalah vietnam , dan juara pertama futsal putra direbut oleh Malaysia dan Indonesia hanya dapat bertengger di peringkat 2 dan 3. Sekitar 300 peserta dan tamu yang hadir sangat antusias dengan acara yang baru pertama kali diadakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Russia.
Irwandi Yusuf Terima Dubes Qatar, Tawarkan Investasi di Pelabuhan Sabang
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Qatar untuk Indonesia, Ahmed Jassim al-Hammar, di Pendopo Gubernur Aceh, Senin (30/4/2018). Dalam pertemuan yang berlangsung santai tersebut, Gubernur menawarkan investasi di bidang pelabuhan Sabang kepada Qatar. Selain itu Gubernur juga mengatakan ingin membuka rute penerbangan langsung Aceh-Qatar. Kepada Dubes Ahmed Jassim, Gubernur Irwandi Yusuf yang didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol, Mulyadi Nurdin, mengatakan banyak warga Aceh yang saat ini bekerja di perusahaan-perusahaan minyak di Qatar. Dubes Ahmed Jassim menyambut baik tawaran investasi dari Pemerintah Aceh. Dia juga mengapresiasi hubungan baik yang selama ini terjalin antara Qatar dan Indonesia. Ia mengatakan akan melakukan kunjungan resmi dalam waktu dekat untuk membahas secara lebih rinci berbagai peluang kerja sama yang mungkin dijajaki. Kunjungan Dubes Ahmed Jassim ke Aceh sendiri dalam rangka memenuhi undangan resepsi pernikahan dr. Latifa Dara Meutuwah, yang merupakan putri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
Indonesia Fair 2018 di Dhaka.
Event ini diselenggarakan sebagai kegiatan promosi terpadu yang menggabungkan misi dagang, pertunjukan budaya, dan promosi pariwisata. Selama 3 hari pelaksaanaan sejak 26-28 April 2018, Indonesia Fair yang diselenggarakan di Dhaka, Bangladesh telah dikunjungi oleh sekitar 10.000 pengunjung dengan antusiasme yang besar dari masyarakat Bangladesh. Duta Besar RI untuk Bangladesh, Rina P. Soemarno mengatakan kegiatan tersebut sukses membukukan nilai transaksi hingga 279,19 juta dolar AS atau lebih dari 3,76 triliun rupiah, yang didapatkan dari Temu Bisnis dan pameran dagang. Rina dalam siaran pers, Selasa (1/5) mengatakan, pencapaian ini merupakan awal yang baik bagi upaya penguatan kerja sama perdagangan Indonesia-Bangladesh. Secara khusus, Dubes Rina memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha Indonesia yang ikut serta dalam Indonesia Fair 2018. Ia berharap pelaku usaha nasional dapat memperluas jangkauan usahanya melihat potensi pasar Bangladesh yang begitu besar. Para pengunjung pameran disuguhkan tari-tarian tradisional Indonesia dari 6 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Aceh, Kalimantan, Papua, Jakarta, dan Jawa Barat oleh tim kesenian KBRI Dhaka dan Dhakabashi. Ada juga pemutaran film-film pendek, dokumenter maupun fiksi untuk memperkenalkan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Masyarakat Bangladesh dan juga para pengusaha yang berpartisipasi dalam pameran mengharapkan kegiatan Indonesia Fair dapat menjadi acara tahunan di Bangladesh