Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka konsisten mengembangkan wirausaha baru di sektor industri kecil dan menengah (IKM) dengan kembali melanjutkan program penumbuhan wirausaha baru (WUB) di kalangan pesantren atau Santripreneur.
Pembukaan kegiatan penumbuhan dan pengembangan WUB dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitas mesin dan peralatan diselenggarakan secara daring di Jawa Tengah dan Jawa Timur diantaranya di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kota Semarang dan Kabupaten Demak pada Senin 3 Agustus lalu. Ada delapan pondok pesantren yang dilibatkan dalam kegiatan ini
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih pada acara tersebut mengatakan, pesantren dan para santri yang ada di pondok merupakan potensi yang dapat dikembangkan dengan stimulus yang tepat guna dan tepat sasaran. Ia menambahkan, fasilitasi mesin/peralatan produksi ini diberikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru pada pondok pesantren.
Adapun fasilitas mesin/peralatan produksi tersebut antara lain di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim dan seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, kosmetik dan home care, dan paving block.
Menurut Gati Wibawaningsih, menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, terutama bagi para santri untuk bersama-sama membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik. Ia mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok pesantren tidak hanya menjadi guru di mushola atau masjid tapi juga menjadi Santripreneur.
Gati menyampaikan, sejak 2013 termasuk delapan pondok pesantren hari ini, Kemenperin telah membina sebanyak 75 pondok pesantren dan hampir 10 ribu orang santri.
Ia optimistis, unit industri yang dijalankan oleh pondok pesantren, jika dikelola dengan baik akan bertambah maju, karena didukung dengan lokasi pondok pesantren yang berada di sekitar pemukiman penduduk yang sangat strategis untuk berwirausaha di bidang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Pada 2 Juli 2020, Kaldera Toba atau yang lebih dikenal sebagai Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark atau Taman Bumi Dunia UNESCO pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis. Saat itu, Pemerintah Indonesia berhasil meyakinkan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan itu bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.
Selain Kaldera Toba atau Danau Toba, ada taman bumi lain di Indonesia yang juga diusulkan sebagai UNESCO Global Geopark yaitu Taman Bumi Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO atau KNIU secara resmi telah mengajukan surat permohonan agar Taman Bumi Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan bisa menjadi UNESCO Global Geopark.
Pengiriman surat dan berkas yang ditandatangani langsung oleh Ketua Harian KNIU Kemendikbud RI, Prof. Arief Rachman itu ditujukan langsung kepada Sekretaris International Geoscience and Geoparks Programme (IGGP) UNESCO di Paris, Prancis. General Manager Geopark Maros Pangkep, Dedy Irfan, Minggu (2/8) mengatakan pihaknya sangat bersyukur atas respon dari pemerintah pusat yang telah mengirimkan pengajuan untuk keanggotaan Geopark Maros Pangkep dalam Global Geopark UNESCO.
Taman Bumi Maros-Pangkep telah ditetapkan sebagai taman nasional geopark sejak 24 November 2017 lalu. Status itu diberikan oleh Komite Nasional Geopark Indonesia pada Seminar Nasional Geopark Belitung dengan penyerahan sertifikat. Sertifikat itu pula yang menjadi syarat utama agar Geopark Maros-Pangkep dapat diajukan menjadi UNESCO Global Geopark. Salah satu alasannya karena kawasan seluas mencapai 43 ribu hektar lebih ini merupakan kawasan karst, yaitu hamparan barisan batuan purba yang disebut sebagai kawasan karst terindah kedua di dunia setelah Tiongkok. Kawasan karst itu juga menyimpan kekayaan geologi yang besar.
Sampai saat ini sudah ada 4 Geopark atau Taman Bumi di Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Park, yaitu Gunung Batur di Bali, Pegunungan Sewu di Yogyakarta, Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu di Jawa Barat, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat; dan Kaldera Toba atau Danau Toba di Pulau Samosir, Sumatra Utara.
Banyak keuntungan atau manfaat yang didapat dengan masuknya Geopark Indonesia sebagai UNESCO Global Geopark. Salah satunya dari sisi pengembangan pariwisata, geopark tersebut akan semakin dikenal dunia. Hal ini tentu saja akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pemerintah tentu saja akan semakin menaruh perhatian terhadap pengembangan pariwisata di geopark tersebut, yang secara tidak langsung dapat memberikan peluang pekerjaan dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat setempat. Dari sisi pelestarian lingkungan, kawasan yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Park dapat berfungsi untuk melestarikan sumber daya alam, kegiatan konservasi, dan mengedukasi masyarakat.
Semoga Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dapat meyakinkan badan PBB UNESCO untuk mejadikan Taman Bumi Maros Pangkep menjadi UNESCO Global Geopark Indonesia berikutnya.
Penetapan itu diharapkan dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut. Melalui pengembangan yang berkelanjutan tentu saja akan terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mempromosikan budaya dan produk lokal serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Namun, pada saat yang sama pemerintah dan masyarakat setempat juga memiliki kewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan di kawasan tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Bumi tidak menerima radiasi Matahari sebagai sumber panas pada malam hari di musim kemarau. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan hal itu yang membuat suhu udara di Indonesia menjadi lebih dingin pada malam hari.Pada kondisi seperti ini kondisi udara pada malam hari lebih dingin dibanding kondisi udara malam hari di musim hujan, kata Herizal seperti dilaporkan CNNIndonesia.com, Sabtu (1/8). Radiasi bumi bisa terlepas maksimal ke angkasa ketika udara cerah tidak berawan. Sehingga, kondisi itu membuat udara pada malam hari lebih dingin dibanding kondisi udara malam hari di musim hujan. Berdasarkan pengamatan, daerah dataran tinggi seperti Bandung, Malang, dan Dieng menjadi daerah yang lebih merasakan suhu dingin di malam hari.
BMKG mencatat suhu udara di Kota Bandung bisa mencapai 16 derajat Celcius sementara di Lembang mencapai 13,6 derajat Celsius.Sebaliknya, radiasi Matahari bisa diterima Bumi secara maksimum pada siang hari karena tidak ada awan sebagai penghalang. Minimnya awan itu disebabkan dominasi angin monsun Australia yang mengalirkan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia menuju Asia melewati Samudera Indonesia dan wilayah Kepulauan Indonesia. CNN.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi bencana banjir yang menerjang Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel),Sulawesi Utara, pada Sabtu (1/8). Sebanyak 4.308 jiwa terdampak banjir tersebut. Secara keseluruhan, 1.327 KK atau 4.308 jiwa tersebut terbagi di 11 Desa dan 3 Kecamatan meliputi; Desa Salongo, Desa Toluya, Desa Soguo dan Desa Salongo Barat di Kecamatan Bolaang Uki, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Sabtu (1/8). Banjir tersebut juga menghanyutkan sedikitnya 29 unit rumah dan menyebabkan 64 rumah lainnya serta satu jembatan rusak berat.
Banjir bandang terjadi setelah hujan lebat. Hujan lebat mengguyur sebagian besar wilayah Bolsel sejak Jumat (31/7) pukul 18.45 hingga 21.05 WITA, katanya.Hujan lebat kemudian mengakibatkan beberapa sungai meluap sehingga air masuk ke pemukiman warga. Adapun sungai yang meluap meliputi Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaadan dan beberapa sungai lainnya. Banjir bandang berdampak pada 1.033 Kepala Keluarga atau 870 jiwa di Kecamatan Helumuno dan 62 Kepala Keluarga atau 250 jiwa di Kecamatan Tomini. CNN.Ind.