Sumarno

Sumarno

16
February

 

Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Malaysia, Rusdi Kirana menginginkan adanya joint promotion atau promosi bersama antara dua negara serumpun di kawasan Asia Tenggara tersebut. Ketika ditemui oleh awak media pada Kamis (15/2) di Kementerian Luar Negeri, Jakarta ia mengatakan joint promotion di beberapa sektor potensial merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan hubungan bilateral yang lebih baik antara Indonesia dan Malaysia.

“Waktu meeting sama Malaysia Indonesia Business Council saya sudah sampaikan, salah satu untuk membuat hubungan yang sudah baik menjadi lebih baik, kita joint, joint promotion, kita bikin twin city untuk pariwisata sama–sama kita ke negara ketiga misal dalam hal ini kita ke China ke Korea kita sama–sama kenalkan budaya kita, karena kita saling mengklaim budaya itu tidak ada baiknya. Nah sama–sama budayanya Malaysia, budayanya Indonesia pariwisata dari dua negara tersebut, dalam perdagangan sama–sama kita lakukan promosi perdagangan,” kata Rusdi Kirana.

Rusdi Kirana menambahkan, dirinya optimis banyak potensi yang dikembangkan dari promosi bersama atau joint promotion antara Indonesia dan Malaysia. Untuk itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia terus berupaya untuk mewujudkan joint promotion antara kedua negara. Namun, di sisi lain Rusdi Kirana juga menginginkan segala kasus yang melibatkan Indonesia dan Malaysia khususnya terkait Buruh Migran Indonesia (BMI) dapat segera diselesaikan. Karena hal tersebut memiliki keterkaitan dengan suksesnya joint promotion antara kedua negara. (VOI/Rezha)

16
February

 

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi berharap kerjasama pendidikan Islam yang digagas oleh Indonesia dan Filipina diharapkan dapat menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya, yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Selain itu diharapkan juga kerjasama tersebut dapat mengajarkan nilai–nilai toleransi dan moderasi kepada generasi muda di kedua negara. Hal tersebut disampaikan oleh Retno Marsudi saat membuka Workshop atau Lokakarya Pendidikan Islam Indonesia–Filipina di Hotel Borobudur, Jakarta, baru-baru ini.

Retno mengatakan“ Ijinkan saya berbagi harapan. Pertama melalui kerja sama ini kita harus mempromosikan wajah sejati Islam, Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin, berkat bagi alam semesta dunia. Kita harus menunjukkan bahwa madrasah dan pesantren adalah masa lalu, sekarang, dan masa depan peradaban Islam, sebagai tempat untuk memelihara nilai dan budaya toleransi, perdamaian dan moderasi. Kedua, kerja sama kita harus dimaksudkan untuk memajukan pendidikan Islam yang modern dan berkualitas tinggi.”

Retno Marsudi menambahkan, melalui pendidikan Islam ini, Indonesia dan Filipina dapat mencegah konflik dan radikalisme. Workshop yang digelar pada 14 dan 15 Februari dibagi menjadi tujuh sesi, yaitu pendidikan Islam di Indonesia, pendidikan Islam di Filipina, kurikulum, pembangunan pendidikan guru Islam dan ulama, orangtua dan komunitas sosial, toleransi di kehidupan Islam, dan peta kerja sama pendidikan. Di akhir workshop, kedua negara juga menyusun peta kerja sama apa saja yang akan dilakukan Indonesia dan Filipina. Peserta kerja sama mewakili berbagai institusi dan kementerian. Dari Filipina mereka berasal dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Zamboanga dan Institut of Islamic Study. Dari Indonesia mereka berasal dari Kementerian Agama, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdatul Utama (NU), Muhammadiyah, dan Universitas Islam Negeri (UIN). (voi/Rezha)

16
February

 

Kementerian Luar Negeri Indonesia berupaya mengintensifkan diplomasi kuliner atau gastro-diplomacy sebagai bagian dari upaya peningkatan diplomasi ekonomi yang baru-baru ini menjadi perhatian Presiden RI, Joko Widodo dalam Rapat Kerja Perwakilan RI. Bentuk dari diplomasi kuliner tersebut salah satunya diwujudkan melalui pembukaan restoran khas Indonesia di berbagai negara yang tersebar di seluruh dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir dalam konferensi persnya di di Jakarta, Kamis (15/2).

“ Di sini perwakilan diminta untuk bisa melakukan upaya untuk membuka pasar Indonesia terhadap makanan–makanan Indonesia baik itu dalam konteks pembukaan restoran yang bersifat street food maupun juga dalam konteks fine dining“.

Arrmanatha Nasir menambahkan, diplomasi kuliner merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan Indonesia kepada publik internasional yang selama ini belum mengetahui banyak hal tentang Indonesia. Selain itu, diharapkan pula dari peningkatan upaya diplomasi kuliner Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk Indonesia khususnya produk-produk seperti bumbu dapur serta bahan–bahan yang diperlukan untuk membuat olahan makanan dan minuman Indonesia. Sejauh ini, Indonesia sendiri telah mengimplementasikan diplomasi kuliner dengan memanfaatkan beberapa ikon kuliner yang telah mendunia. Salah satunya pada tahun 2010, Indonesia mempromosikan rendang sebagai masakan khas Indonesia. Rendang Diplomacy ini ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Rendang menjadi makanan terenak versi Cable News Network (CNN) Amerika Serikat melalui Facebook Poll dan disusul dengan nasi goreng di posisi kedua. (VOI/Rezha)

16
February

 

Kementerian Perindustrian menggandeng perusahaan rintisan atau startup untuk bekerja sama mengembangkan teknologi yang dibutuhkan industri nasional dalam menghadapi era digital. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara melalui keterangannya di Jakarta, Kamis menyebutkan, kolaborasi lembaga penelitian dan pengembangan dan startup menjadi kata kunci agar talenta-talenta muda yang merupakan aset bangsa mendapatkan kesempatan untuk masuk dalam global value chain dan mampu bersaing di tingkat Internasional.

Menurut Ngakan, Kemetrian Perindustrian senantiasa mendorong pengembangan startup dalam negeri terutama yang mendukung sektor industri digital. Mereka dapat memperoleh akses terhadap sumber daya yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian. antara