Sumarno

Sumarno

13
February

 

Indonesia dan Maroko berupaya melakukan kerjasama terkait promosi moderasi dan dialog lintas agama. Pengembangan kedua hal tersebut sangat memungkinkan karena kedua negara selama ini sudah menjalankan program tersebut di masing–masing negara. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) A.M Fachir kepada media usai pertemuan bilateralnya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko, Mounia Boucetta di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta pada Selasa, 13 Februari.

“Kita juga berdiskusi tentang bagaimana mempromosikan moderasi. jadi mereka juga mempunyai program itu, kita punya program juga, baik mempromosikan moderasi terus kemudian dialog lintas agama. Kita punya program yang sama yang kemudian bisa dikerjasamakan antara Maroko dan Indonesia. Dan bisa jadi kita juga share dengan negara–negara lain.”

Selain itu, A.M Fachir dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa Maroko berkeinginan untuk menjadi mitra sektoral dari ASEAN. Oleh karena itu dalam pertemuan bilateralnya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko, Mounia Boucetta pihaknya berupaya untuk mengidentifikasi sektor yang potensial untuk dikembangkan oleh kedua negara dan negara anggota ASEAN lainnya. (Rezha)

13
February

 

Kementerian Pertanian bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) siap mengembangkan konsep pertanian konservasi di Sulawesi Tengah guna mendukung Upaya Khusus jagung di lahan kering. Hal tersebut terungkap dalam acara "Sosialisasi Pertanian Konservasi di Sulteng", di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Tengah Palu, Senin.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany Lamakampali, menjelaskan, lahan kering di Sulawesi Tengah berjumlah sekitar 5 juta ha. 600-700 ribu ha diantaranya dapat digunakan untuk pengembangan lahan pangan termasuk jagung. Pertanian konservasi diharapkan dapat menghidupkan lahan tersebut, sehingga mampu mendukung pencapaian target luas tambah tanam dan produktivitas dalam kegiatan upata khusus, terutama jagung. (antara)

13
February

 

Senegal gandeng Kabupaten Boalemo di Provinsi Gorontalo untuk kerja sama pohon Aren. Indonesia berkomitmen untuk membantu Senegal dalam bidang pengolahan pohon Aren karena dirasakan sangat penting dan tepat guna untuk diterapkan di Senegal. Hal ini disampaikan oleh Wakil dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam, M. Amar Ma'ruf, ketika bertemu dengan pimpinan Fond Sovereign Senegal di Dakar pada awal pekan ini. Amar Ma'ruf menyampaikan, Senegal patut diberikan perhatian untuk menerimaprogram reverse linkage atau keterkaitan terbalik terkait pengolahan pohon Aren. Dengan adanya reverse linkage diharapkan dapat memperkaya rujukan dan penerapan aplikasi teknologi tepat guna bagi Senegal. Senegal merasa Indonesia merupakan sebuah model pembangunan, khususnya dalam hal penelitian produk kehutanan dan pertanian. Sebagai tindak lanjutnya, Fond Sovereign Senegal  akan berkunjung ke Kabupaten Boalemo untuk menjajaki kerja sama tersebut. Direncanakan kunjungan akan dilakukan pada bulan April mendatang, sebelum pelaksanaan Forum Indonesia - Afrika 2018.

Duta Besar RI Untuk Kuwait,  Menerima Mandat Sebagai Ketua Komite ASEAN Di Kuwait Periode Januari-Juni 2018. 

Duta Besar RI untuk Kuwait, Tatang Budie Utama Razak, telah menerima mandat sebagai Ketua Komite ASEAN di Kuwait periode Januari-Juni 2018. Penyerahan mandat tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Komite ASEAN  di Kuwait periode 2017, Duta Besar Filipina untuk Kuwait, Renato Pedro O. Villa, dan disaksikan oleh para Duta Besar negara ASEAN lainnya di Kedutaan Besar Filipina, di Kuwait, Kamis (8/2). Penunjukan Indonesia sebagai Ketua Komite ASEAN  di Kuwait tahun ini untuk mengganti posisi Singapura yang tidak memiliki Kedutaan Besarnya di Kuwait. Dalam pidato penerimaan Keketuaan ini, Duta Besar Tatang Razak menyatakan akan menjalankan tugasnya selama 6 bulan saja, mengingat kemungkinan dirinya akan mengakhiri tugasnya di Kuwait dalam beberapa bulan ke depan, karena telah bertugas lebih dari 3 tahun. Selain itu, Duta Besar Tatang Razak juga menyatakan akan mempertahankan event-event yang selama ini telah berjalan. Satu langkah maju dari Keketuaan Indonesia adalah usulan Duta Besar Tatang Razak bahwa pada tahun ini akan dimulai informal lunch yang rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan mengundang tamu kehormatan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya agar Komite ASEAN  di Kuwait dapat membahas hal-hal yang lebih substantif.

Musik ‘Tak Tun Tuang’ Berhasil Menarik Pasar Thailand Dalam Thai International Travel Fair 2018 Di Bangkok.

Kementerian Pariwisata RI melaporkan, sebanyak 10 industri pariwisata dan 1 Dinas Pariwisata Indonesia ikut serta ke pameran di Bangkok ini. Selain itu, juga biro perjalanan wisata, Operator perjalanan, dan pengusaha hotel dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, dan Sumatra Utara. Promosi yang selama ini bertitik berat di branding dan advertising, mulai bergeser ke selling. Misi utamanya, menjaring wisatawan mancanegara di jantung pasar pariwisata Thailand. Salah satu jurus menarik wisatawan adalah dengan menampilkan alat musik dari Nusa Tenggara Timur, Sasandu, dan tarian khas Indonesia. Pameran pariwisata terbesar di Thailand itu terasa berbeda ketika tim kesenian Wonderful Indonesia tampil di panggung utama. Salah seorangpelestari Sasandu dari Oebelo, Kupang, Djitron Pahmembawakan lagu ‘Tak Tun Tuang’ dari Sumatra Barat yang sangat terkenal dan pernah dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi papan atas Malaysia, Singapura, dan Thailand. Menurut President of Thai Travel Agents Association, Suparerk Soorangura, musik dan tariannya spektakuler. Suparerk Soorangura di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Sabtu (10/2) mengatakan, menggoda wisatawan lewat musik adalah jurus yang sangat pintar. Meskipun Thailand adalah “musuh profesional” Wonderful Indonesia, Thailand sangat menghormati Indonesia.

 

 

13
February

 

Generasi muda Indonesia harus memiliki pemahaman yang utuh terhadap Pancasila. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi II DPR RI  Zainudin Amali saat rapat dengar pendapat dengan Kepala Kantor Staf Presiden dan Kepala UKP-PIP, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/2/2018). Menurut Zainudin Amali pemahaman yang utuh terhadap Pancasila sangat penting untuk menghadapi tantangan globalisasi dan masuknya paham-paham transnasional. Karena itu, menurutnya keberadaan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) sangatlah penting, untuk menghadapi tantangan zaman tersebut.

 

Pendapat serupa disampaikan oleh anggota Komisi Sembilan DPR, Nurmansah Tanjung. Saat melakukan sosialisasi Empat Pilar, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika di Bogor, pada hari Minggu (11/2) lalu, di Bogor, Jawa barat, Ia mengungkapkan Pancasila harus menjadi rumah seluruh rakyat yang tinggal di Indonesia. Ia menegaskan Pancasila mampu menangkal hal negatif dalam bernegara. Ia mengingatkan, agar generasi penerus memahami Pancasila.

 

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengungkapkan untuk mengingat dan memahami Pancasila harus dimulai dari lahir batin, kemudian hatinya, baru kemudian pikirannya. Hal itu diungkapkan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada ratusan kader organisasi Pemuda Pancasila di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018). Seperti dikutip dari laman MPR RI, Kepada peserta kegiatan itu, Oesman Sapta mengingatkan untuk terus menjaga Pancasila.

 

Sebelumnya, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila – UKP PIP , Yudi Latief, menyebut paham radikalisme dapat ditangkal jika keadilan sosial betul-betul dijalankan. Apalagi, Pancasila telah mengamanatkan hal tersebut.. Dalam diskusi publik dengan topik “Radikalisme Agama dan Ancamannya Terhadap NKRI “ yang digelar di Jakarta, pada Selasa (6/2) lalu, Yudi Latief menjelaskan sila-sila Pancasila sudah menafsirkan secara komprehensif cara-cara untuk mengatasi radikalisme Ia menegaskan mengatasi radikalisme tidak bisa hanya dengan symbol-simbol toleransi, tetapi dasar masalahnya yang harus diselesaikan.

 

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan banyak sekali tantangan-tantangan kebangsaan yang terjadi sejak Indonesia merdeka. Seperti ditulis dalam laman mpr.go.id, Mahyudin mengungkapkan selalu ada yang mencoba menganggu ideologi negara Pancasila.  Ia bersyukur, saat ini muncul semangat dari berbagai elemen bangsa untuk kembali membumikan Pancasila di seluruh wilayah Indonesia. Ia menegaskan, semua elemen bangsa Indonesia bersama-sama berupaya keras dan bersatu untuk menghadapi segala tantangan bangsa. Setelah berhasil mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, kemudian bersama-sama berupaya mewujudkan keadilan dan kemakmuran bersama.