Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano mengatakan, Italia dan Indonesia memiliki kerja sama yang kuat dalam hal dialog antaragama. Ia menyebut dialog lintas agama antar kedua negara masih rutin digelar, dan membuat hubungan kedua negara menjadi sangat sempurna. Hal tersebut disampaikan Angelino Alfano usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Jakarta, Rabu (7/2). Angelino Alfano menambahkan, Italia yakin dialog lintas agama merupakan salah satu cara paling efektif untuk melawan radikalisme dan diskriminasi yang sering terjadi belakangan ini. Menurutnya, Indonesia memiliki pandangan yang sama terkait dengan upaya melawan radikalisme dan diskriminasi. Selain melawan radikalisme dan diskriminasi melalui dialog antar agama, Indonesia dan Italia hingga kini juga terus mengupayakan terwujudnya perdamaian baik di tingkat kawasan maupun Internasional. Salah satu isu yang menjadi perhatian kedua negara adalah isu Palestina Kedua negara berharap, masalah yang ada di Palestina cepat selesai dengan akhir yang baik. Rezha
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto minta pemerintah daerah ikut aktif dalam penanggulangan terorisme. Wiranto dalam Rapat Koordinasi Gubernur, Sekretaris Daerah, dan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik se-Indonesia di Jakarta, Rabu (7/2) mengatakan, aksi teror saat ini harus ditangani bersama, karena para teroris tidak memandang batas wilayah maupun negara dalam melancarkan serangannya. Para teroris, menurut Menteri Wiranto, dalam bertindak juga tidak mengenal regulasi suatu daerah atau negara, sehingga siapa pun bisa menjadi korbannya. Selain itu, pergerakan kelompok radikal di daerah, juga tidak kalah penting untuk diwaspadai oleh para gubernur, wali kota, maupun bupati. Antara
Tahun 2019 merupakan tahun penting bagi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, kedua negara akan memperingati hubungan diplomatiknya yang telah berjalan selama 70 tahun Untuk memperingati hubungan diplomatik ke-70, kedua negara sepakat mengangkat tema Ekonomi Kreatif Pemilihan tema itu didasari adanya kesamaan yang dimiliki kedua Negara di sektor tersebut. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi persnya usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano di Kementerian Luar Negeri Ri, Jakarta, Rabu (7/2).
“ Italia memiliki kekuatan di dalam ekonomi kreatif, kita memiliki talenta yang banyak untuk ekonomi kreatif, maka kita sepakat untuk mengambil ekonomi kreatif sebagai tema untuk perayaan 70 tahun hubungan diplomatik kita dengan Italia”.
Selain ekonomi kreatif, Retno Marsudi mengatakan, Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah juga akan diusung dalam peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Italia. Menurutnya, kedua negara memiliki kesamaan, yaitu sektor perekonomian nasional banyak didukung oleh pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah. Oleh karena itu, kedua negara ke depannya akan mendorong adanya kerja sama lebih lanjut terkait Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah. Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano berkunjung ke Indonesia dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Asia Tenggara, dan Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi sebelum ke negara lainnya (Rezha).
Kebijakan Parlemen Uni Eropa terkait dengan penghapusan komoditas kelapa sawit sebagai salah satu bahan baku produk biofuel pada tahun 2021 mendatang akan merugikan negara produsen kelapa sawit, termasuk Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Rabu (7/2) mengatakan, kebijakan tersebut masih dalam tahap pembahasan parlemen Uni Eropa dan belum secara resmi disahkan atau diimplementasikan oleh Uni Eropa. Karena itu, hingga saat ini Indonesia masih terus mengupayakan kepada negara – negara Uni Eropa untuk tidak mengikuti atau menyetujui kebijakan tersebut.
“Baru–baru ini kan parlemen Uni Eropa kan mengeluarkan kebijakan yang mengatakan, untuk melakukan yang mendrop kelapa sawit sebagai salah satu biofuel yang ramah lingkungan. Ini kan tentunya akan merugikan banyak produsen kelapa sawit, termasuk Indonesia. Walaupun pada saat ini baru merupakan tahap di parlemen dan bukan kebijakan dari Uni Eropa sendiri. Oleh karena itu kita meminta negara – negara Uni Eropa yang berada di dalam Komisi Uni Eropa untuk tidak mengikuti, sehingga tidak dijadikan suatu kebijakan.”
Arrmanatha Nasir menambahkan, dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Italia, Angelino Alfano, Menteri Luar Negeri RI juga menyampaikan permasalahan terkait kelapa sawit tersebut. Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia kembali menekankan pentingnya kelapa sawit bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia 17 juta orang yang sebagian besar adalah petani kecil, sangat mengandalkan komoditas ini. Meski masih ada beberapa praktik sawit yang tidak mementingkan aspek lingkungan, Menteri Retno mengatakan, Indonesia bersama negara produsen sawit lainnya terus berupaya memaksimalkan upaya produksi berkelanjutan. Rezha