Administrator

Administrator

04
November

VOI PESONA INDONESIA Beberapa waktu terakhir, rumah pohon menjadi salah satu fasilitas di tempat wisata yang sangat diminati oleh pemuda pemudi di Indonesia. Oleh karena itu, berbagai tempat wisata di berbagai daerah di Indonesia saling berlomba untuk membuat tempat wisata dengan menyediakan rumah pohon. Tak ketinggalan tempat wisata di Bogor ikut membuat tempat wisata serupa. Namanya adalah tempat Wisata Pabangbon.

Pabangbon menawarkan pemandangan alam yang mempesona. Jika cuaca sedang cerah, wisatawan dapat menikmati pemandangan Kota Bogor dari ketinggian. Sedangkan, jika sedang berkabut, wisatawan akan merasa seperti berada di negeri awan.

Selain ke rumah pohon, wisatawan juga dapat melakukan berbagai kegiatan di tempat Wisata Pabangbon ini. Seperti berswafoto, menikmati panorama alam yang indah, bersantai di bawah pepohonan rindang, bersantai di tempat yang sudah disediakan seperti gazebo dan hammock, dan juga bisa wisata edukasi karena tempat ini ditumbuhi pepohonan meranti yang dijadikan tempat penelitian. 

Wisata Pabangbon terletak di Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak dari pusat Kota Bogor ke tempat wisata ini sekitar 32 km dengan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dari Kota Bogor, ambil rute ke jalan raya Leuwiliang. Setelah sampai di Kecamatan Leuwiliang, perjalanan berlanjut hingga pertigaan Kracak. Kemudian, ambil arah kiri menuju Desa Pabangbon. Dari sini, sudah dekat menuju ke tempat Wisata Prabangbon. Namun karena minim petunjuk arah ke tempat wisata, wisatawan harus bertanya pada warga sekitar untuk menunjukkan arah yang tepat.

Wisata Pabangbon sudah menyediakan berbagai fasilitas penunjang untuk kenyamanan wisatawan. Fasilitas yang sudah tersedia antara lain toilet, warung makan, dan area parkir.

Dengan berbagai fasilitas dan keindahan panorama alam yang ditawarkan, tempat wisata ini terbilang tempat wisata yang cukup murah. Wisatawan hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 6.000 per orang. Namun, jika ingin berswafoto di fasilitas rumah pohon, wisatawan harus membayar biaya sebesar Rp 5.000 per orang.Dengan biaya yang relatif murah dan memiliki berbagai macam fasilitas serta panorama yang indah, tempat Wisata Prabangbon tentu sayang untuk dilewatkan. Apabila anda berkunjung ke Kota Bogor, jangan lupa untuk mengunjungi tempat Wisata Pabangbon ini.demikian edisi Pesona Indonesia kali ini dengan topik Wisata Pabangbon. Besok, kita akan berjumpa kembali pada edisi pesona Indonesia berikutnya dengan topik-topik menarik lainnya. 

04
November

FOKUS

Published in fokus

VOI FOKUS Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, Nasrun Umar, di Palembang, Sabtu (28/10) mengatakan, Taman Nasional Sembilang di Kabupaten Banyuasin dan Taman Margasatwa Dangku di Dangku, Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim, akan dijadikan cagar biosfer guna mendukung pertumbuhan ekonomi hijau. Menurut Nasrun Umar, pihaknya akan bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk mewujudkan program tersebut. 

Ia menjelaskan, program tersebut menjadi percontohan kemitraan pengelolaan Sembilang-Dangku dengan dukungan dari The Zoological Society of London, the UK Climate Change Unit, the Norwegian International Climate and Forest Initiative, Inisiatif Dagang Hijau, Yayasan Belantara, dan lainnya. Program tersebut juga menjadi model nasional dan internasional karena metodologinya sudah diakui.

Program cagar biosfer mengevaluasi nilai bentang alam sebagai dasar investasi dalam perlindungan hutan dengan mengaitkan nilai dari sumber daya alam dengan evaluasi potensi dan risiko. Menurut Nasrun, Sumatra Selatan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang dipilih untuk menerapkan model tersebut. Program tersebut dapat menjadi suatu kerangka kerja yang menggambarkan peran ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan dari suatu bentang alam. Lebih jauh, model tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan bentang alam.

Taman Nasional Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku memang kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Puluhan jenis flora dan fauna dilindungi di kawasan ini, misalnya: buaya, penyu, dan siamang. Harimau Sumatra adalah yang paling terkenal di sini.

Dulu, publik mengenal hutan di pesisir Sumatra Selatan ini sebagai Taman Nasional Sembilang. Sekarang namanya berubah menjadi Taman Nasional Berbak-Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku. 

 

Dua lokasi ini dipilih menjadi cagar biosfer karena sangat rawan terjadi pengalihfungsian lahan akibat tingginya kebutuhan manusia, dan bencana kebakaran hutan dan lahan. 

Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 2, Afan Absori, meski kekurangan sarana transportasi, kawasan Sembilang tetap menjadi daerah tujuan para pelancong.

Menjelang akhir tahun, kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara yang hendak menyaksikan kawanan burung migran dari Siberia berjenis cerek pasir mongolia dengan nama Latin Charadrius mongolus. Biasanya, pengunjung menantikan saat-saat burung migran berebut ikan-ikan kecil yang terdampar di pinggiran bakau. Wisatawan diperkirakan akan semakin ramai pada tahun-tahun mendatang, manakala Sembilang sudah resmi menjadi cagar biosfer dunia.

04
November

 

VOI BERITA Bali akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia,

04
November

 

VOI BERITA Presiden Asosiasi Bisnis India-Indonesia (IIBA) Gopaal Ahuja mengatakan pengusaha Indonesia dan India harus menghapus stigma satu sama lain untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Gopaal Ahuja pada pameran “Expo Indonesia 2017” di Mumbai, India, Jumat mengatakan, stigma terbesar dari pebisnis India adalah perbedaan bahasa. Stigma kedua adalah perbedaan budaya. Padahal, menurut Ahuja yang telah beberapa kali mengunjungi Indonesia, bahasa Inggris telah menjadi bahasa kedua yang digunakan sehari-hari, sama seperti orang India yang menggunakan bahasa Hindi dan Inggris. Gopaal Ahuja memahami masih banyak pengusaha Indonesia yang juga memiliki stigma untuk berbisnis di India, karena itu IIBA berupaya menjembatani pengusaha India untuk menghilangkan prasangka-prasangka tersebut dan lebih memahami Indonesia. Ia berpendapat salah satu cara paling efektif menghilangkan stigma tersebut melalui hubungan antar-masyarakat kedua negara. Ia sangat mengapresiasi terobosan bebas visa bagi warga negara India untuk berwisata ke Indonesia. (antara)